SEOsatu – Baru mulai jadi freelancer tapi belum punya pengalaman atau klien? Tenang, kamu nggak sendirian. Banyak banget yang ngalamin hal yang sama di awal-awal karier freelancing.
Nah, masalahnya… gimana caranya menarik klien kalau kita belum punya portofolio nyata?
Salah satu trik jitu yang aman dan sah: bikin portofolio fiktif alias palsu, tapi tetap legal. Bukan tipu-tipu, ya. Ini murni simulasi untuk nunjukkin skill kamu.
Table of Contents
- 1 Apa Itu Portofolio “Palsu Tapi Legal”?
- 2 Langkah 1: Tentuin Kamu Mau Jadi Freelancer Apa
- 3 Langkah 2: Bikin Proyek Simulasi yang Masuk Akal
- 4 Langkah 3: Jelasin Proses Kerja, Jangan Cuma Tunjukin Hasil
- 5 Langkah 4: Susun Portofolio yang Keren
- 6 Langkah 5: Jujur Aja Kalau Ditanya
- 7 Langkah 6: Update Kalau Udah Dapet Klien Asli
- 8 Legal Nggak Sih?
- 9 Penutup
Apa Itu Portofolio “Palsu Tapi Legal”?
Sederhananya, ini adalah proyek buatan kamu sendiri yang dibuat seolah-olah kamu lagi ngerjain kerjaan klien. Tapi kamu nggak bohongin siapa-siapa. Semuanya dijelaskan dengan jujur.
Contohnya:
-
Bikin desain logo untuk brand fiktif
-
Tulis artikel buat blog “imajiner”
-
Coding website demo buat toko bunga bohongan
Yang penting, hasilnya nunjukkin kualitas dan gaya kerja kamu, meskipun belum ada klien asli.
Langkah 1: Tentuin Kamu Mau Jadi Freelancer Apa
Jangan asal bikin proyek. Tentuin dulu kamu mau dikenal sebagai apa.
Contoh:
-
Penulis artikel SEO buat blog niche
-
Desainer banner buat UMKM
-
Editor video reels Instagram
-
Web developer landing page produk
Semakin spesifik, makin gampang klien nemuin kamu.
Langkah 2: Bikin Proyek Simulasi yang Masuk Akal
Jangan bikin proyek aneh-aneh. Bikin yang kira-kira bakal dicari orang beneran.
Contoh:
-
Artikel: “Cara Menabung untuk Nikah” buat blog keuangan fiktif bernama DuitTenang.id
-
Logo: Desain untuk brand kopi lokal pura-pura bernama Kopi Lur
-
Website: Landing page toko tanaman hias “DaunManja.com”
Meskipun fiktif, kerjakan dengan niat. Pake standar klien beneran.
Langkah 3: Jelasin Proses Kerja, Jangan Cuma Tunjukin Hasil
Klien suka lihat cara kamu mikir, bukan cuma hasil akhirnya.
Misalnya:
“Saya mulai dari riset gaya desain minimalis, lalu pilih warna earth tone karena cocok buat market pecinta tanaman.”
Jadi bukan cuma “ini hasilnya”, tapi juga “kenapa bikinnya begini”.
Langkah 4: Susun Portofolio yang Keren
Portofolio nggak harus di website mahal. Bisa:
-
File PDF simpel
-
Postingan di Notion atau Medium
-
Upload ke Google Drive
-
Atau bikin akun Behance, Dribbble, GitHub sesuai bidang kamu
Yang penting rapi, jelas, dan enak dilihat.
Langkah 5: Jujur Aja Kalau Ditanya
Kalau ada calon klien nanya, jawab aja:
“Ini proyek simulasi yang saya bikin buat latihan. Tapi proses dan hasilnya saya buat seolah kerjaan beneran.”
Daripada ngaku-ngaku pernah kerja sama brand terkenal, mending jujur. Klien yang cerdas justru lebih menghargai kejujuran dan inisiatif kamu.
Langkah 6: Update Kalau Udah Dapet Klien Asli
Begitu dapet klien pertama, langsung update portofolio. Tambahin label:
-
“Client Project” buat kerjaan asli
-
“Personal Project” buat yang simulasi
Lama-lama, portofolio kamu bakal full isi proyek nyata. Tapi buat awal, ini cara yang sangat sah buat mulai dapet job.
Legal Nggak Sih?
Legal banget, asal kamu:
-
Nggak ngaku-ngaku kerjaan itu dari brand orang
-
Nggak comot karya orang terus diakuin sendiri
-
Nggak pura-pura ada testimoni palsu
Semua proyek dibuat sendiri, tujuannya buat latihan sekaligus pamer skill.
Penutup
Nggak punya klien bukan berarti nggak bisa punya portofolio. Bikin aja sendiri. Tunjukin kamu serius. Tunjukin kamu punya selera dan kemampuan.
Kadang justru proyek fiktif yang kamu bikin ini bisa bikin klien pertama kamu muncul, karena mereka bisa ngebayangin hasil kerja kamu.
Jadi, jangan tunggu ada yang minta dulu baru bikin. Bikin dulu, nanti juga ada yang minta.