Banjir Order Tapi Masih Ngerjain Sendiri? Ini Strategi Biar Gak Tewas di Jalan. Jadi freelancer dan dapet banyak order itu berkah.
Tapi di sisi lain…
Kalau semua masih kamu kerjain sendirian? Bisa jadi beban.
Capeknya ngalahin kerja kantoran. Deadline numpuk. Kualitas kerja mulai turun. Bahkan sempet kepikiran buat tolak job, padahal cuan lumayan.
Tapi tenang. Walau kamu belum punya tim, bukan berarti kamu harus tumbang.
Kuncinya ada di cara kamu ngatur alur kerja, ngelola klien, dan nyusun sistem.
Berikut strategi yang bisa kamu terapkan sekarang juga.
Table of Contents
- 1 1. Pisahin Job Berdasarkan Energi, Bukan Cuma Deadline
- 2 2. Bikin Template + Sistem Sekali, Pakai Berkali-Kali
- 3 3. Gunakan Tools Bukan Cuma untuk Gaya
- 4 4. Tolak Job Itu Bukan Dosa
- 5 5. Jangan Takut Outsource, Asal Tahu Cara Mainnya
- 6 6. Terapkan Sistem Batch: Ngerjain Sekali Banyak
- 7 7. Filter Klien Biar Gak Kecapekan Ngadepin yang Drama
- 8 8. Punya Waktu Wajib OFF Itu Wajib
- 9 Penutup:
1. Pisahin Job Berdasarkan Energi, Bukan Cuma Deadline
Banyak freelancer bikin to-do list berdasarkan tanggal deadline.
Padahal… yang lebih efektif: kelompokin berdasarkan jenis energi yang dibutuhin.
Misalnya:
-
Job nulis panjang + butuh mikir: Pagi hari, pas otak fresh.
-
Job edit ringan atau revisi: Siang menjelang sore.
-
Balas chat klien & follow up: Malam, biar gak kepotong fokus kerja.
Dengan begitu, kamu gak cepat habis energi.
Ingat: multitasking itu racun buat freelancer solo.
2. Bikin Template + Sistem Sekali, Pakai Berkali-Kali
Kalau kamu sering nulis caption, artikel, atau desain…
Jangan bikin dari nol terus.
Bikin template kerja pribadi.
Contoh:
-
Template struktur artikel 800 kata
-
Template caption jualan format storytelling
-
Form brief pertanyaan klien
-
Checklist revisi sebelum submit
Ini ngebantu kamu kerja 30-40% lebih cepat.
Dan yang penting: hasil tetap konsisten & profesional.
3. Gunakan Tools Bukan Cuma untuk Gaya
Pilih tools yang beneran ngurangin beban, bukan cuma “kelihatan sibuk”.
Beberapa tools andalan buat solo freelancer:
-
Notion / Trello: Buat tracking semua project dan deadline
-
Clockify: Lacak waktu kerja tiap project
-
Google Drive + Folder System: Simpan semua file per klien biar gak ketumpuk
-
Text Blaze / Typinator: Shortcut ngetik template balasan cepat
Makin kamu disiplin pakai tools, makin kamu berasa punya asisten digital.
4. Tolak Job Itu Bukan Dosa
Kalau job udah numpuk, menolak dengan elegan itu bagian dari profesionalitas.
Contoh balasan:
“Terima kasih banyak udah kontak, saat ini aku lagi full sampai tanggal X. Boleh banget aku bantu setelah itu, atau aku bisa referensikan ke rekan seprofesi.”
Jangan takut kehilangan klien. Yang lebih penting: kamu jaga kualitas dan mental kamu sendiri.
5. Jangan Takut Outsource, Asal Tahu Cara Mainnya
Kamu belum punya tim tetap? Gapapa. Tapi kamu bisa bekerja bareng rekan freelancer lain.
Contoh:
-
Kamu nulis, tapi minta orang bantu desain cover
-
Kamu handle klien, tapi artikelnya ditulis rekan kamu (dengan credit atau ghostwriter)
Kuncinya:
-
Cari freelancer yang kamu percaya
-
Komunikasikan ekspektasi dengan jelas
-
Tetap jaga kualitas sebelum dikirim ke klien
Ini kayak punya “tim temporer”, tapi fleksibel.
6. Terapkan Sistem Batch: Ngerjain Sekali Banyak
Misal kamu dapet 10 artikel:
❌ Ngerjain satu-satu per hari
✅ Batch task:
-
Hari 1: riset semua topik
-
Hari 2–3: nulis semua
-
Hari 4: editing
-
Hari 5: kirim semua
Kerja kamu jadi lebih efisien dan terstruktur.
Multitasking berkurang. Stres juga turun.
7. Filter Klien Biar Gak Kecapekan Ngadepin yang Drama
Sering kejadian:
“Job-nya kecil, tapi klien-nya minta ini itu kayak proyek 5 juta.”
Solusinya?
-
Buat brief & SOP jelas dari awal
-
Tulis di awal: “Maksimal revisi 2x, revisi tambahan dikenakan biaya”
-
Hindari klien yang udah red flag dari awal: banyak tanya, gak mau DP, suka bilang “cuma sebentar kok…”
Ingat: Banyak job bukan berarti semua harus diterima.
8. Punya Waktu Wajib OFF Itu Wajib
Kalau kamu terus kerja 24/7, hasilnya bukan cuma burnout. Tapi juga error, klien kecewa, dan kamu kehilangan passion.
Jadwalkan waktu OFF, kayak:
-
Hari tanpa kerja (walau cuma ½ hari)
-
Waktu digital detox
-
Libur setelah project besar selesai
Waktu rehat itu bukan buang waktu. Itu modal kamu buat jaga stamina jangka panjang.
Penutup:
Freelancer solo itu ibarat band satu orang: kamu yang nulis, negosiasi, revisi, kirim, sampai nagih invoice.
Tapi kalau kamu punya sistem kerja, kamu bisa tetap jalan walau sendirian.
Dan ingat: gak punya tim tetap bukan berarti kamu kerja sendirian terus.
“Kamu gak harus besar untuk mulai. Tapi kamu harus mulai untuk bisa jadi besar.”
— Zig Ziglar