PHP vs Node.js (Performa, Kecepatan, Trafik, dan Penggunaan RAM)

PHP vs Node.js (Performa, Kecepatan, Trafik, dan Penggunaan RAM)

Update 04/12/25 · Read 5 min

Dalam dunia pengembangan web modern, dua teknologi backend yang banyak dibandingkan adalah PHP dan Node.js. Meskipun keduanya dapat digunakan untuk membangun aplikasi web, API, dan sistem berskala besar, terdapat perbedaan mendasar yang memengaruhi performa, kecepatan, kemampuan menangani trafik besar, dan penggunaan RAM.

Di bawah ini kita akan membahasnya secara sangat mendalam.


Latar Belakang dan Filosofi Teknologi

PHP

PHP dibuat pada tahun 1994 dengan tujuan awal membangun aplikasi web dinamis berbasis server. Filosofinya sederhana: menerima HTTP request → menjalankan script → menghasilkan HTML → selesai. PHP berkembang menjadi bahasa populer karena:

  • Mudah dipelajari

  • Banyak tutorial

  • Didukung hosting shared murah

  • Banyak framework (Laravel, CodeIgniter, Symfony)

  • CMS besar seperti WordPress berjalan di atasnya

Node.js

Node.js muncul tahun 2009 sebagai runtime JavaScript di server. Filosofinya sangat berbeda: asynchronous, non-blocking I/O. Ini berarti Node dapat menangani ribuan request tanpa “menunggu”. Node populer dalam:

  • Aplikasi real-time (chat, aplikasi live)

  • Microservices

  • API dengan request tinggi

  • Sistem streaming


Arsitektur dan Cara Kerja

PHP (Multi-Request / Blocking)

PHP biasanya berjalan menggunakan Apache atau Nginx dengan PHP-FPM. Ketika request datang:

  1. Server mengalokasikan thread/worker baru

  2. Worker menjalankan script PHP

  3. Selesai → worker menunggu request berikutnya

Konsekuensinya:

  • Setiap request memakan resource sendiri (RAM dan CPU)

  • Jika 1000 user bersamaan, dibutuhkan 1000 thread/worker

Node.js (Single-Thread Event Loop)

Node bekerja berbeda:

  1. Semua request masuk ke event loop

  2. Proses yang ringan (I/O, DB, baca file) tidak memblok proses lain

  3. Fungsi callback menangani respons

Konsekuensinya:

  • Node sangat efisien menangani banyak koneksi paralel

  • Satu thread bisa melayani ribuan request tanpa pembuatan thread baru


Performa dan Kecepatan Eksekusi

Kecepatan Node.js

Node biasanya lebih cepat dalam:

  • API respons berbasis JSON

  • Komunikasi database

  • Real-time server (WebSocket)

  • Streaming data

Alasannya:

  • V8 engine yang memproses JavaScript dengan sangat cepat

  • Non-blocking I/O

  • Tidak banyak overhead per request

Dalam banyak benchmark, Node.js dapat unggul 2–10 kali lebih cepat dibanding PHP dalam skenario high concurrency.

READ :  Kelemahan dan Kekurangan Node.js yang Perlu Dipertimbangkan

Kecepatan PHP

PHP pada versi 7 dan 8 mengalami peningkatan performa besar:

  • Compiler lebih efisien

  • Memory management lebih baik

Namun karakter PHP tetap membuatnya:

  • Sangat cepat untuk proses sederhana seperti render halaman

  • Tidak secepat Node untuk request paralel masif

  • Terlihat lambat ketika beban concurrent besar


Skalabilitas dan Penanganan Trafik Besar

Skalabilitas Node.js

Node dirancang untuk menangani trafik tinggi:

  • Satu instance server dapat menangani ribuan koneksi

  • Cocok untuk microservices

  • Dapat membuka channel persistent (WebSocket)

  • Cocok untuk jaringan distribusi (cluster)

Perusahaan besar seperti Netflix, LinkedIn, Uber menggunakan Node karena:

  • High concurrency

  • Pemakaian RAM efisien

  • Performa tinggi dalam API

Skalabilitas PHP

PHP juga bisa melayani trafik besar, tetapi:

  • Membutuhkan scaling horizontal (menambah server)

  • Worker PHP-FPM harus dikonfigurasi baik agar tidak memakan 100% RAM

  • Performanya menurun apabila jumlah request besar dan berat (database kompleks)

Namun ada keunggulan:

  • Memiliki ekosistem caching (OPCache, Redis)

  • Mudah dioptimasi untuk CMS/website statis

  • Engine web server (nginx+fastCGI) sudah stabil puluhan tahun


Penggunaan RAM dan Konsumsi Resource

RAM pada Node.js

Node dapat menangani banyak request dengan memori rendah, karena:

  • Tidak menggunakan thread untuk setiap request

  • Event loop lebih hemat resource

Namun:

  • Aplikasi Node yang buruk desainnya dapat bocor memori (memory leak)

  • Library berat dapat meningkatkan penggunaan RAM

Kondisi terbaik:

  • High concurrency traffic

  • Banyak I/O

  • Low–medium RAM

RAM pada PHP

PHP menggunakan memori per worker. Jika ada:

  • 100 worker → RAM 100×

  • 500 worker → RAM 500×

Kondisi:

  • Semakin besar concurrent, semakin besar RAM

  • Cocok untuk low–medium traffic

  • Butuh konfigurasi PHP-FPM untuk high load


Perbandingan Kecepatan Berdasarkan Skenario

API JSON

  • Node.js lebih cepat karena event-driven

  • PHP membutuhkan worker yang lebih banyak

I/O File Handling

  • Node unggul karena asynchronous

  • PHP akan blocking sampai file selesai dibaca

Komputasi berat (CPU-intensive)

  • Keduanya kurang cocok

  • Node tidak ideal karena single-thread

  • PHP juga tidak unggul, butuh extension C

Solusi umum: Gunakan worker service / microservice khusus komputasi.

Real-time (Chat, Notifikasi)

  • Node menang mutlak (WebSocket)

  • PHP butuh Redis, atau library tambahan


Stabilitas dan Reliability

Node.js

  • Sangat stabil pada high concurrency

  • Jika error tidak ditangani, server dapat crash (perlu best practice)

  • Cocok untuk sistem besar dengan monitoring

PHP

  • Setiap request baru adalah proses baru → lebih aman

  • Error pada satu request tidak membuat server mati

  • Cocok untuk sistem sederhana dan keamanan tinggi


Ekosistem dan Framework

Framework PHP

  • Laravel (paling populer)

  • CodeIgniter (ringan)

  • Symfony (enterprise)

Kelebihan Laravel:

  • Struktur rapi

  • Ada ORM Eloquent

  • Paket siap pakai

Framework Node.js

  • Express (paling populer untuk API)

  • NestJS (struktur seperti Laravel, cocok enterprise)

  • Fastify (lebih cepat dari Express)

Kelebihan Express:

  • Sangat ringan

  • Mudah dibuat microservices


Penggunaan di Dunia Nyata (Real-World Use Cases)

PHP Cocok Untuk:

  • Website perusahaan

  • Blog, portal berita, CMS

  • REST API dengan load moderat

  • Aplikasi dengan timeline request-response tradisional

Node.js Cocok Untuk:

  • Aplikasi real-time

  • API dengan trafik besar

  • Sistem streaming

  • IoT backend

  • Aplikasi mobile dengan banyak request ke server

READ :  PM2: Rahasia Node.js Agar Aplikasi Selalu Jalan dan Stabil di Production

Infrastruktur dan Deployment

Deployment PHP

  • Mudah

  • Bisa di server shared hosting

  • Cukup install Apache/nginx + PHP-FPM

Deployment Node.js

  • Perlu server VPS

  • Biasanya dijalankan dengan PM2 cluster

  • Cocok untuk Docker dan Kubernetes


Tingkat Kemampuan Developer

PHP

  • Mudah dipelajari

  • Cocok pemula

  • Dokumentasi luas

  • Lebih banyak tutorial dasar

Node.js

  • Butuh pemahaman async, event loop

  • Lebih teknis, tapi scalable

  • Cocok untuk developer JavaScript front-end


Kelebihan dan Kekurangan Ringkas

Kelebihan PHP

  • Sangat stabil

  • Mudah dipelajari

  • Ekosistem CMS masif

  • Cocok website biasa

Kekurangan PHP

  • Tidak optimal concurrency tinggi

  • Konsumsi RAM besar saat banyak worker

  • Tidak ideal real-time

Kelebihan Node.js

  • Sangat cepat pada concurrency tinggi

  • Hemat RAM

  • Ideal untuk real-time dan API berat

  • Ekosistem NPM masif

Kekurangan Node.js

  • Single-thread (CPU heavy tasks bermasalah)

  • Risiko memory leak

  • Developer perlu pemahaman async


Kesimpulan Akhir

Jika tujuan Anda membangun aplikasi backend skala besar dengan trafik tinggi berbasis API, maka Node.js biasanya lebih unggul. Ia menang pada:

  • Performa

  • Concurrency

  • Penggunaan RAM

  • Skalabilitas

Namun jika Anda ingin membangun website standar (company profile, portal berita, CMS, toko online), maka PHP adalah pilihan terbaik karena:

  • Stabil

  • Mudah dideploy

  • Banyak tool siap pakai

  • Lebih cepat dibuat


Rekomendasi Berdasarkan Kasus

Jenis Proyek Rekomendasi
Website CMS sederhana PHP
API real-time (chat, notifikasi) Node.js
Streaming data Node.js
Sistem microservices Node.js
Sistem corporate web + dashboard PHP / Node.js (keduanya bisa)
Platform skala sangat besar Node.js