Kelemahan dan Kekurangan Node.js yang Perlu Dipertimbangkan

Kelemahan dan Kekurangan Node.js yang Perlu Dipertimbangkan

Update 10/10/25 · Read 4 minute

Node.js telah menjadi salah satu platform paling populer dalam pengembangan aplikasi web modern. Dengan kecepatan tinggi, dukungan real-time, serta ekosistem NPM yang luas, banyak startup dan perusahaan besar seperti Netflix, Uber, hingga LinkedIn mengandalkannya.

Namun, meskipun Node.js memiliki banyak keunggulan, bukan berarti platform ini tanpa kelemahan. Bagi developer maupun tim IT, penting memahami keterbatasan Node.js agar bisa menentukan apakah platform ini benar-benar cocok untuk proyek yang sedang dibangun.

Berikut adalah berbagai kelemahan Node.js yang perlu diketahui:


1. Kurang Optimal untuk CPU-Intensive Task

Node.js bekerja dengan event-driven dan non-blocking I/O, yang sangat bagus untuk aplikasi dengan banyak request bersamaan seperti chat app, API gateway, atau sistem streaming.

Namun, ketika digunakan untuk pekerjaan berat seperti proses enkripsi, kompresi file besar, analisis data kompleks, atau machine learning, performanya tidak maksimal.
Hal ini disebabkan karena Node.js berjalan di atas single-threaded event loop, sehingga perhitungan berat bisa mengunci thread utama dan memperlambat kinerja seluruh aplikasi.


2. Risiko Callback Hell dan Kompleksitas Asynchronous

Salah satu ciri khas Node.js adalah penggunaan asynchronous programming. Konsep ini memungkinkan aplikasi tetap responsif, tetapi di sisi lain menimbulkan risiko callback hell atau kode bercabang terlalu dalam.

Walaupun sekarang sudah tersedia Promise dan async/await, kompleksitas asynchronous tetap menjadi tantangan pada proyek besar. Developer perlu menggunakan arsitektur yang tepat seperti event emitter, modularisasi, atau menggunakan library framework agar kode tetap mudah dipelihara.


3. Single-Threaded: Rentan Blocking

Node.js memang efisien karena single-threaded, tapi ini juga bisa jadi kelemahan. Jika ada proses yang blocking, misalnya query database yang tidak dioptimalkan atau proses perhitungan besar, maka seluruh aplikasi bisa terhenti sementara.

READ :  PM2: Rahasia Node.js Agar Aplikasi Selalu Jalan dan Stabil di Production

Hal ini berbeda dengan bahasa seperti Java atau C# yang memiliki multi-threading bawaan untuk menangani beban kerja berat secara paralel.
Pada Node.js, developer harus sangat berhati-hati menulis kode agar tidak mengunci event loop.


4. Kualitas Ekosistem NPM Tidak Merata

Salah satu daya tarik utama Node.js adalah NPM (Node Package Manager) dengan jutaan package siap pakai. Namun, justru di sinilah kelemahannya.

  • Tidak semua package terjaga dengan baik.

  • Banyak library yang kurang terdokumentasi atau tidak ter-maintain.

  • Beberapa package bisa menimbulkan masalah keamanan (security vulnerabilities).

Karena itu, developer harus selektif memilih package, melakukan audit rutin, serta memantau update keamanan.


5. Skalabilitas Multi-Core Terbatas

Secara default, Node.js hanya menggunakan satu core dari prosesor. Padahal, server modern umumnya memiliki banyak core.
Untuk memanfaatkan seluruh core, developer perlu menggunakan cluster module atau process manager seperti PM2, yang menambah layer konfigurasi tambahan.

Meskipun solusi ini tersedia, skalabilitas Node.js tetap tidak semudah bahasa lain yang secara native mendukung multi-threading.


6. Kurang Cocok untuk Aplikasi Monolitik Skala Besar

Node.js sangat kuat untuk microservices dan aplikasi real-time. Namun, untuk aplikasi monolitik besar dengan logika bisnis kompleks, Node.js sering kali lebih sulit dipelihara dibandingkan platform enterprise seperti Java Spring Boot atau .NET.

Pengelolaan dependensi, performa, serta kompleksitas arsitektur bisa lebih menantang, terutama jika tim tidak berpengalaman dengan Node.js.


7. Belum Sepenuhnya Matang di Dunia Enterprise

Walaupun banyak perusahaan modern mengadopsi Node.js, dalam dunia enterprise tradisional Node.js belum sekuat Java atau .NET.

Beberapa alasan di antaranya:

  • Kurangnya tooling resmi untuk kebutuhan enterprise.

  • Perlu keahlian khusus untuk menghindari bottleneck.

  • Perbedaan budaya: perusahaan enterprise lebih nyaman dengan bahasa yang sudah puluhan tahun terbukti stabil.


8. Tantangan Keamanan

Karena Node.js bersifat open source dan bergantung pada banyak package dari pihak ketiga, risikonya cukup tinggi jika developer tidak rutin melakukan audit keamanan. Beberapa kelemahan umum termasuk:

  • Injection vulnerabilities (SQL injection, command injection).

  • Cross-site scripting (XSS).

  • Library dengan celah keamanan yang tidak segera diperbarui.

READ :  Kenapa Memilih Node.js untuk Pengembangan Aplikasi?

Node.js bisa tetap aman, asalkan tim melakukan best practice seperti audit dependencies, menerapkan middleware keamanan, dan selalu update versi terbaru.


Kesimpulan

Node.js memang cepat, efisien, dan sangat cocok untuk aplikasi modern berbasis real-time maupun API. Namun, platform ini juga memiliki beberapa kelemahan: tidak ideal untuk komputasi berat, kompleks dalam manajemen asynchronous, keterbatasan multi-core, serta ekosistem package yang tidak selalu stabil.

Bagi startup dan aplikasi berbasis microservices, Node.js adalah pilihan yang solid. Tetapi untuk aplikasi enterprise berskala besar dengan kebutuhan komputasi intensif, alternatif lain seperti Java, Go, atau .NET bisa lebih tepat.