Kesalahan Umum dalam Membuat CV yang Bikin Lamaran Kamu Ditolak

Published 28/10/25 · Read 4 minute

Banyak pelamar kerja sudah berusaha keras membuat CV, tetapi tetap tidak mendapat panggilan wawancara. Masalahnya bukan karena kamu tidak kompeten, melainkan karena CV kamu tidak berhasil menarik perhatian HRD sejak awal.

Berikut beberapa kesalahan umum dalam membuat CV yang tanpa sadar bisa membuat lamaranmu langsung ditolak.


1. CV Terlalu Panjang dan Tidak Fokus

HRD rata-rata hanya meluangkan waktu 7–10 detik untuk menilai sebuah CV. Jika terlalu panjang, bertele-tele, dan tidak relevan dengan posisi yang dilamar, besar kemungkinan CV kamu akan diabaikan.

Solusi:

  • Gunakan maksimal satu halaman untuk lulusan baru.

  • Tulis pengalaman yang relevan dengan posisi yang dilamar.

  • Gunakan poin-poin singkat dan jelas, hindari paragraf panjang.


2. Desain Terlalu Ramai dan Tidak Profesional

CV yang penuh warna, ikon, dan hiasan justru menyulitkan HRD membaca isinya. Apalagi jika perusahaan menggunakan sistem ATS (Applicant Tracking System) yang menilai CV berdasarkan teks, bukan desain.

Solusi:

  • Gunakan warna netral seperti hitam, abu-abu, atau biru tua.

  • Hindari terlalu banyak elemen grafis.

  • Gunakan font profesional seperti Calibri, Arial, atau Helvetica.

READ :  Kerja Remote Customer Service Indonesia: Peluang, Skill, dan Mulai

3. Struktur Tidak Jelas

CV dengan urutan informasi acak membuat HRD sulit menemukan hal penting seperti pengalaman kerja, pendidikan, atau keterampilan.

Solusi:
Gunakan urutan standar:

  1. Data Diri

  2. Profil Singkat

  3. Pengalaman Kerja atau Magang

  4. Pendidikan

  5. Keterampilan

  6. Sertifikat atau Prestasi

  7. Tujuan Karier


4. Profil Diri Klise dan Umum

Kalimat seperti “Saya pekerja keras, disiplin, dan bertanggung jawab” terlalu umum dan tidak memberikan gambaran nyata tentang kemampuanmu.

Solusi:
Tulis profil singkat yang spesifik dan berbasis bukti.
Contoh:

Lulusan SMK dengan pengalaman magang enam bulan di perusahaan IT dan terbiasa menyelesaikan instalasi jaringan tepat waktu.


5. Data Tidak Konsisten dan Tidak Lengkap

Kesalahan seperti tanggal yang tidak sesuai, email tidak aktif, atau nomor telepon salah bisa membuat HRD meragukan profesionalismemu.

Solusi:

  • Gunakan email profesional, misalnya namalengkap@gmail.com.

  • Pastikan nomor telepon aktif.

  • Gunakan format waktu dan jabatan yang konsisten di seluruh CV.


6. Tidak Menyertakan Hasil yang Terukur

Menulis tanggung jawab tanpa hasil konkret membuat CV terasa pasif. HRD ingin melihat capaian, bukan hanya aktivitas.

Contoh kurang baik:

Bertanggung jawab atas promosi media sosial.

Contoh yang lebih baik:

Meningkatkan engagement media sosial sebesar 20% dalam tiga bulan melalui strategi konten.


7. Tidak Menggunakan Kata Kunci (ATS-Friendly)

Sistem ATS menyeleksi CV berdasarkan kata kunci yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan. Tanpa kata kunci yang tepat, CV kamu bisa ditolak sebelum dibaca manusia.

Solusi:

  • Gunakan kata kunci dari deskripsi lowongan, seperti “Customer Service”, “Data Entry”, atau “Digital Marketing”.

  • Sisipkan kata kunci tersebut di bagian pengalaman dan keterampilan secara natural.


8. Foto Tidak Profesional

Foto selfie, berpakaian kasual, atau dengan latar ramai dapat menimbulkan kesan kurang serius.

Solusi:

  • Gunakan foto formal dengan pakaian rapi dan latar polos.

  • Hindari filter, efek kamera, atau pose tidak formal.


9. Nama File dan Subjek Email Tidak Jelas

HRD menerima ratusan lamaran. Nama file seperti “CV terbaru fix.docx” atau subjek email “Lamaran nih” membuat kamu tampak tidak profesional.

READ :  Cara Lapor Jika Ditipu PJTKI / P3MI Ilegal

Solusi:
Gunakan format berikut:

  • Nama file: CV_RaniPratiwi_Admin_2025.pdf

  • Subjek email: Lamaran Kerja – Admin – Rani Pratiwi


10. Tidak Menyesuaikan CV dengan Posisi yang Dilamar

Mengirim CV yang sama untuk semua lowongan menunjukkan bahwa kamu tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan perusahaan.

Solusi:

  • Sesuaikan profil singkat sesuai posisi yang dilamar.

  • Pilih pengalaman yang paling relevan.

  • Tambahkan kata kunci yang sesuai dengan deskripsi pekerjaan.


Kesalahan Teknis yang Sering Terjadi

Beberapa kesalahan kecil juga dapat membuat lamaranmu gagal:

  • Format file tidak bisa dibuka (gunakan PDF).

  • Ukuran file terlalu besar (lebih dari 1 MB).

  • Salah menulis nama perusahaan atau posisi.

  • Tidak ada kontak aktif (nomor salah atau email jarang dibuka).


Kesimpulan

CV adalah tiket pertama menuju kesempatan kerja. Sekecil apa pun kesalahan dalam penulisan bisa membuat lamaranmu langsung tereliminasi.
Pastikan CV kamu ringkas, rapi, dan relevan dengan posisi yang dilamar.
Gunakan bahasa profesional, data yang benar, dan tunjukkan hasil kerja nyata agar HRD tertarik melanjutkan ke tahap wawancara.


FAQs

1. Apakah desain CV berpengaruh besar terhadap peluang diterima?

Ya, tapi bukan berarti harus ramai. Desain yang rapi, profesional, dan mudah dibaca jauh lebih penting daripada tampilan yang penuh warna.

2. Apakah boleh menulis semua pengalaman kerja, meskipun tidak relevan?

Tidak disarankan. HRD hanya tertarik pada pengalaman yang berhubungan langsung dengan posisi yang dilamar.

3. Haruskah menulis IPK atau nilai rapor?

Boleh jika nilainya baik (IPK di atas 3,3 atau nilai rapor rata-rata di atas 80). Jika tidak, lebih baik fokus pada prestasi dan keterampilan.

4. Apakah perlu menulis referensi di CV?

Tidak wajib. HRD akan meminta referensi jika dibutuhkan di tahap berikutnya.

5. Apakah format CV harus sama untuk semua posisi?

Tidak. Sebaiknya sesuaikan isi dan kata kunci dengan setiap lowongan agar terlihat relevan dan personal.

6. Apakah CV boleh dalam bahasa Inggris?

Boleh, terutama jika perusahaan berskala internasional atau mencantumkan syarat kemampuan bahasa Inggris di lowongan kerja.

READ :  Cara Menghindari Penipuan PJTKI: Panduan Lengkap

7. Seberapa sering CV perlu diperbarui?

Setiap kali kamu memperoleh pengalaman baru, sertifikat, atau prestasi tambahan. CV yang diperbarui menunjukkan bahwa kamu aktif dan berkembang.