Konten pilar itu ibarat artikel utama yang membahas topik besar secara menyeluruh, tapi gak terlalu dalam ke subtopik. Biasanya panjang (1500 – 3000 kata).
SEO-friendly, dan jadi pusat dari seluruh topik.
Contoh:
-
Judul:
Panduan Lengkap Pinjaman Online di Indonesia
-
Ini bahas semua hal: jenis pinjol, legalitas OJK, bunga, resiko, dll
Table of Contents
Konten Cluster (Cluster Content)
Nah, ini artikel-artikel yang mengupas satu bagian kecil dari konten pilar secara mendalam.
Contoh untuk Cluster dari topik di atas:
-
Daftar Pinjaman Online Resmi OJK
-
Perbedaan Pinjol Legal dan Ilegal
-
Cara ACC Pinjol Tanpa Slip Gaji
-
Review Akulaku vs Kredit Pintar vs JULO
Konten cluster ini nanti akan saling link ke konten pilar, dan sebaliknya. Inilah yang disebut struktur internal linking topical cluster.
📊 Kenapa Struktur Ini Powerful untuk SEO?
-
Google jadi ngerti konteks blog kamu
Kalau kamu punya 1 artikel tentang pinjol = Google bingung.
Tapi kalau kamu punya 15 artikel saling terkait = Google mikir:
➤ “Oke, blog ini otoritatif soal pinjaman online.” -
Meningkatkan waktu kunjungan & klik internal
Pengunjung gak langsung kabur karena diarahkan ke artikel lain yang relevan. -
Bantu peringkat naik bareng
Artikel pilar bisa bantu cluster naik rank, dan sebaliknya. -
Cocok untuk membangun topical authority SEO (ini bahasan kita kemarin)
🧩 Struktur Ideal Konten Pilar & Cluster
Semua cluster link ke konten pilar, dan konten pilar link balik ke mereka.
Internal link harus relevan, natural, dan anchor text-nya jelas.
🛠 Cara Membangun Struktur Konten Pilar & Cluster
Langkah 1: Tentukan Topik Utama
Pilih 1 topik besar yang kamu kuasai dan relevan dengan niche blog.
Contoh: “Pinjaman Online”, “Magang di Luar Negeri”, “Freelance Remotely”
Pastikan ini topik yang punya banyak sub-bahasan.
Langkah 2: Riset Keyword & Subtopik (Cluster)
Gunakan tools seperti:
-
Google Search + People Also Ask
-
Ubersuggest
-
Ahrefs / SEMrush
-
Jawaban di Quora
-
Komentar pembaca / feedback di sosmed
Cari:
-
Pertanyaan yang sering muncul
-
Kata kunci turunan (LSI)
-
Long-tail keyword
Contoh untuk topik “Magang di Luar Negeri”:
-
Cara daftar magang luar negeri
-
Negara yang buka magang tanpa biaya
-
Cara buat CV magang
-
Situs cari magang internasional
-
Beasiswa untuk internship
Langkah 3: Buat Konten Pilar Dulu
-
Panjang & menyeluruh
-
Jawab semua hal mendasar
-
Sertakan link internal kosong dulu buat cluster
-
Optimasi on-page (H1, H2, meta, image alt, TOC)
Langkah 4: Bangun Artikel Cluster
-
Satu topik spesifik per artikel
-
Lebih mendalam dari penjelasan di konten pilar
-
Sisipkan link ke konten pilar (internal backlink)
Jangan lupa struktur URL dan judul saling dukung.
Contoh:
Langkah 5: Hubungkan Internal Link
-
Dari setiap artikel cluster ke konten pilar
-
Dari konten pilar ke semua artikel cluster
-
Gunakan anchor text yang relevan (hindari “klik di sini”)
Contoh:
✅ “Baca juga: [Cara ACC Akulaku Tanpa Slip Gaji]”
🚀 Tips Tambahan
-
❗ Jangan tunda bikin konten cluster. Banyak yang bikin pilar doang, lalu lupa follow-up.
-
📌 Gunakan TOC (Table of Content) dan struktur heading H2/H3 di konten pilar.
-
🔁 Update konten pilar setiap 3-6 bulan biar tetap relevan.
-
📈 Pantau performa di Google Search Console – lihat mana cluster yang naik/turun.
✅ Studi Kasus Blog Affiliate
Misal kamu mau jadi afiliator Akulaku. Maka struktur konten kamu bisa:
Konten Pilar:
-
Panduan Lengkap Cara Pinjam Uang di Akulaku
Cluster:
-
Cara ACC Akulaku Tanpa Slip Gaji
-
Cara Daftar & Verifikasi Akulaku
-
Perbandingan Akulaku vs JULO vs Kredit Pintar
-
Limit Awal Akulaku: Berapa & Cara Naikinnya
-
Cara Cairkan Akulaku ke DANA/OVO
Setiap artikel itu saling nyambung dan kasih sinyal ke Google:
“Blog ini ngerti banget tentang Akulaku dan pinjol.”
✍️ Penutup
Struktur konten pilar & cluster itu bukan trik SEO lama.
Ini bagian dari SEO modern yang ramah algoritma Google baru, khususnya buat membangun topical authority.
Kalau kamu pengin blog kamu dilihat sebagai pakar di topik tertentu, wajib banget pake pola ini.