Bedah Psikotes & Tes Kepribadian di Fore Coffee

Update 06/09/25 · Read 4 menit

Dalam proses rekrutmen modern, psikotes dan tes kepribadian menjadi salah satu tahapan penting yang tidak bisa dilewati.

Fore Coffee, sebagai salah satu perusahaan kopi besar di Indonesia, menerapkan metode ini untuk memastikan calon karyawan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik dari sisi kemampuan teknis maupun kecocokan kepribadian.


Alur Rekrutmen yang Melibatkan Psikotes

Bagi banyak pelamar, psikotes bukanlah tahap pertama, melainkan bagian dari proses seleksi yang lebih panjang. Berikut gambaran umum tahapan rekrutmen di Fore Coffee:

  1. Pendaftaran: calon pekerja melamar secara online melalui website resmi, portal lowongan kerja, atau walk-in interview di cabang tertentu.

  2. Screening HR: tim HR menyeleksi dokumen dan kualifikasi dasar, seperti pendidikan, pengalaman, serta domisili.

  3. Psikotes & tes kepribadian: tahap penting untuk menilai potensi serta kesesuaian karakter.

  4. Wawancara HR: menggali motivasi, sikap, serta ketersediaan bekerja sesuai jadwal.

  5. Wawancara user/atasan langsung: menilai kemampuan teknis atau service attitude.

  6. Finalisasi & kontrak kerja: bagi kandidat yang lolos semua tahap.

Psikotes biasanya menjadi “gerbang penyaring” sebelum kandidat masuk ke tahap wawancara.


Jenis Psikotes yang Digunakan

Fore Coffee memakai beragam jenis psikotes standar yang umum dipakai di dunia kerja. Beberapa di antaranya:

  • Tes logika angka dan deret bilangan: mengukur kemampuan analitis serta konsistensi berpikir.

  • Tes analogi gambar/pola: menilai daya imajinasi, ketelitian, dan kecepatan memahami instruksi.

  • Wartegg Test: tes proyektif di mana kandidat melengkapi gambar sederhana untuk menggali sisi emosi, kreativitas, dan interaksi sosial.

  • Pauli/Kraepelin Test: tes ketahanan dengan menjumlahkan deret angka panjang selama waktu tertentu, menguji konsistensi, fokus, dan daya tahan.

  • Tes kepribadian (Big Five, MBTI, atau EPPS): melihat kecenderungan sifat dasar, seperti introvert-ekstrovert, keterbukaan, tanggung jawab, serta cara bekerja sama dengan tim.

READ :  Simulasi Tes Buat Calon Barista Fore Coffee

Tujuan dari Setiap Jenis Tes

Setiap tes punya fungsi spesifik. Fore Coffee tidak hanya mencari pekerja yang bisa membuat kopi, tetapi juga individu yang mampu beradaptasi dengan sistem kerja modern.

  • Logika angka → menilai kemampuan problem solving, penting bagi posisi back office.

  • Analogi gambar → melihat ketelitian dan kreativitas, berguna untuk tim kreatif maupun pelayanan pelanggan.

  • Wartegg Test → membantu HR memahami sisi emosional kandidat, apakah stabil atau mudah tertekan.

  • Pauli/Kraepelin → sangat relevan untuk barista atau crew yang harus bekerja cepat namun tetap konsisten.

  • Tes kepribadian → menyaring kandidat agar sesuai dengan budaya kerja yang menekankan kolaborasi, kecepatan, dan layanan ramah.


Perbedaan Fokus Tes Berdasarkan Posisi

Tidak semua posisi mendapat penekanan tes yang sama.

  • Barista & crew kedai: fokus pada tes ketahanan (Pauli/Kraepelin), kecepatan, serta tes kepribadian yang menunjukkan kemampuan komunikasi.

  • Back office: lebih banyak tes logika, analisis data, dan problem solving.

  • Manajerial: tambahan tes studi kasus, diskusi kelompok, dan role play untuk menguji leadership.


Cara HR Membaca Hasil Tes

Hasil psikotes tidak hanya dilihat dari skor tinggi atau rendah. HR Fore Coffee biasanya memperhatikan:

  • Konsistensi jawaban: apakah kandidat stabil atau berubah-ubah.

  • Pola kerja di tes Pauli/Kraepelin: apakah menurun drastis, naik stabil, atau acak.

  • Indikasi stres: terlihat dari hasil tes proyektif seperti Wartegg.

  • Kesesuaian dengan nilai perusahaan: misalnya, kandidat yang terlalu individualis mungkin kurang cocok untuk posisi yang menuntut kerja sama intensif.

READ :  HR Fore Coffee Menilai Kandidat dari Media Sosial

Strategi Persiapan

Banyak pelamar gagal bukan karena tidak pintar, melainkan kurang persiapan. Berikut beberapa strategi menghadapi psikotes:

  1. Latihan soal psikotes online: terutama logika angka, deret, dan sinonim.

  2. Simulasi tes Pauli/Kraepelin: biasakan diri menjumlah cepat tanpa panik.

  3. Tidur cukup & sarapan sehat: agar otak lebih fokus.

  4. Jawab jujur untuk tes kepribadian: HR bisa membaca pola inkonsistensi.

  5. Latih manajemen waktu: jangan terjebak di satu soal, lebih baik kerjakan semua dengan konsisten.


Cerita Nyata Kandidat

Seorang pelamar barista di Bandung mengaku gagal pada percobaan pertama karena kaget dengan tes Pauli. Ia terlalu fokus di awal sehingga kelelahan di tengah jalan. Setelah latihan rutin selama sebulan, ia mencoba lagi dan berhasil lolos.

Kandidat lain yang melamar di divisi pemasaran digital mengungkapkan bahwa latihan logika deret angka membantunya menghadapi tes dengan tenang. Ia bahkan merasa tes tersebut cukup adil karena mengukur kemampuan nyata, bukan sekadar latar belakang pendidikan.


FAQ

Apakah semua posisi wajib menjalani psikotes?
Mayoritas iya, terutama posisi barista, crew, dan staf back office.

Apakah bisa gagal hanya karena hasil tes kepribadian?
Bisa. Jika hasilnya sangat bertolak belakang dengan budaya perusahaan, kandidat bisa gugur meski punya pengalaman bagus.

Berapa lama waktu tunggu hasil tes?
Biasanya 3–7 hari kerja, tergantung jumlah pelamar.

Apakah ada tes online?
Beberapa tahap, terutama kepribadian, bisa dilakukan online. Namun tes ketahanan biasanya tetap dilakukan offline.

READ :  Fore Coffee dalam Membuka Lapangan Kerja Anak Muda

Bagaimana jika hasil tes kurang bagus tapi punya pengalaman kerja?
HR biasanya mempertimbangkan faktor lain, tetapi hasil psikotes tetap punya bobot besar.


Penutup

Psikotes dan tes kepribadian di Fore Coffee bukan sekadar formalitas, melainkan sarana untuk menemukan kandidat terbaik yang mampu bekerja sesuai nilai perusahaan. Bagi pelamar, tahap ini bisa jadi tantangan, tetapi dengan persiapan matang, latihan, dan sikap jujur, peluang lolos akan lebih besar.

Ingat, perusahaan tidak mencari jawaban sempurna, melainkan individu yang konsisten, tahan bekerja di bawah tekanan, dan mampu beradaptasi dengan tim.