Kamu mungkin sudah sering dengar soal backlink, keyword, dan konten berkualitas buat SEO. Tapi bro, ada satu hal penting yang kadang malah dilupain padahal efeknya gede banget: internal linking dan struktur website.
Buat kamu yang serius ngeblog atau main website, dua hal ini bukan cuma teknis tambahan. Mereka itu fondasi. Ibarat rumah, internal link itu jembatan antar ruangan, dan struktur website itu denahnya. Kalau dua-duanya kacau, mesin pencari bakal bingung…
dan pengunjung juga ogah stay lama-lama.
Table of Contents
- 1 Apa Itu Internal Link?
- 2 Kenapa Internal Link Penting untuk SEO?
- 3 Struktur Website: Denah Rumah untuk SEO
- 4 Strategi Internal Linking yang Efektif
- 5 Contoh Content Cluster & Internal Linking (Topik: Pinjol)
- 6 Kesalahan Umum dalam Internal Linking
- 7 Cara Cek & Perbaiki Struktur Website
- 8 Penutup: Jangan Remehkan Kekuatan Internal Link
Apa Itu Internal Link?
Internal link adalah tautan yang mengarah dari satu halaman ke halaman lain dalam website yang sama.
Contoh:
Di artikel tentang “Cara ACC Pinjol Tanpa Slip Gaji”, kamu bisa kasih link ke artikel “7 Kesalahan Gagal Daftar Akulaku”.
Tujuannya?
-
Bantu pengunjung menemukan konten lain
-
Bantu Google memahami hubungan antar halaman
-
Sebar otoritas (link juice) dari halaman yang kuat ke halaman lain
Kenapa Internal Link Penting untuk SEO?
Pengunjung jadi lebih mudah eksplorasi konten lain, bikin mereka betah lebih lama di blog kamu.
2. Membantu Crawler Google
Google bot itu kayak penjelajah. Internal link adalah petanya. Kalau peta kamu lengkap, Google bisa index lebih cepat dan akurat.
3. Distribusi Link Juice
Artikel kamu yang udah punya peringkat bagus bisa “mengalirkan” sebagian kekuatannya ke artikel lain lewat internal link.
4. Meningkatkan Relevansi Topikal
Kalau kamu sering saling link antar artikel dalam satu topik, Google akan lihat kamu sebagai otoritas dalam topik itu. Ini kunci topical authority bro!
Struktur Website: Denah Rumah untuk SEO
Struktur website itu cara kamu menyusun halaman-halaman di blog atau website kamu. Bukan cuma urutan menu, tapi juga bagaimana semua konten saling terhubung secara logis.
1. Struktur Flat vs Hierarchical
-
Flat structure: semua halaman hampir sejajar, cocok buat situs kecil.
-
Hierarchical structure: ada homepage, kategori, subkategori, dan artikel. Cocok buat blog dengan ratusan konten.
Contoh:
Google suka struktur yang logis dan konsisten kayak gini.
Strategi Internal Linking yang Efektif
1. Gunakan Anchor Text yang Deskriptif
Jangan asal nulis “klik di sini”. Gunakan keyword utama sebagai anchor text, misalnya:
-
❌ “klik di sini”
-
✅ “cara ACC pinjol tanpa slip gaji”
2. Link ke Artikel Relevan
Buat peta topik (content cluster), lalu saling hubungkan. Misal, semua artikel tentang Akulaku saling terkait.
Breadcrumb kayak:
Home > Pinjol > Akulaku > Cara Daftar Akulaku
Bantu user dan Google tahu posisi halaman di dalam struktur.
4. Update Internal Link Secara Berkala
Setiap kali bikin artikel baru, sisipkan link ke artikel lama yang relevan. Dan sebaliknya, update artikel lama agar link ke artikel baru.
5. Gunakan Tools Bantu
-
Ahrefs: lihat internal link apa yang udah terpasang
-
Screaming Frog: audit struktur internal kamu
-
RankMath / Yoast SEO (WordPress): rekomendasi internal link otomatis
Contoh Content Cluster & Internal Linking (Topik: Pinjol)
-
Konten Pilar: “Panduan Lengkap Dunia Pinjol di Indonesia”
-
Link ke:
-
Cara ACC Pinjol Tanpa Slip Gaji
-
Daftar Pinjol Legal OJK 2025
-
Tips Naik Limit Pinjaman Online
-
Akulaku vs Kredit Pintar vs JULO
-
-
Semua saling terkait, dengan pilar di tengah yang kasih link dan menerima link.
Kesalahan Umum dalam Internal Linking
-
❌ Terlalu banyak link dalam satu halaman (spammy)
-
❌ Anchor text yang tidak jelas atau berulang-ulang
-
❌ Link ke halaman yang udah gak aktif (404)
-
❌ Tidak update struktur setelah nambah konten baru
Cara Cek & Perbaiki Struktur Website
-
Buat Sitemap Visual
Gunakan tool seperti GlooMaps atau MindMeister. -
Audit Link Internal
Pakai Screaming Frog atau Sitebulb. Cek halaman orphan (yang gak punya internal link). -
Kelompokkan Konten dalam Cluster
Kelompokkan per topik dan pastikan semua saling terhubung ke konten utama.
Penutup: Jangan Remehkan Kekuatan Internal Link
Bro, internal link dan struktur website itu bukan sekadar “pelengkap” SEO. Mereka adalah fondasi yang menentukan apakah website kamu bisa ranking stabil atau enggak.
Kalau kamu serius bangun blog untuk jangka panjang — apalagi buat affiliate, jualan digital product, atau dapetin lead — kamu wajib perhatiin bagian ini.
Mulai sekarang, setiap kali bikin artikel, pikirin:
“Artikel mana lagi yang bisa aku link ke sini? Dan dari mana aku bisa arahkan ke artikel ini?”
Yuk benahi struktur dari sekarang. SEO bukan soal konten doang. Tapi soal bagaimana kamu menata semua aset konten jadi satu ekosistem yang Google dan user suka.