Di era media sosial, pekerjaan sering berubah fungsi.
Bukan lagi sekadar sumber penghidupan, tapi identitas publik.
Bio Instagram, headline LinkedIn, dan obrolan tongkrongan pelan-pelan membentuk standar baru:
kerjaan harus terdengar keren, prestisius, dan bikin orang lain mengangguk kagum.
Konsultan. Strategist. Lead. Founder.
Padahal di balik semua itu, ada realitas yang jarang diunggah:
- Stres berkepanjangan
- Jam kerja tidak jelas
- Kecemasan finansial
- Hidup yang tampak “naik”, tapi rapuh
Di sisi lain, ada jenis pekerjaan yang:
- Tidak keren di bio
- Tidak bikin iri
- Tidak mudah dijelaskan ke orang lain
Tapi justru memberi satu hal yang semakin langka: hidup yang tenang.
Artikel ini bukan tentang merendahkan ambisi. Ini tentang membuka mata bahwa tidak semua orang perlu karier yang tampak hebat. Sebagian orang hanya butuh pekerjaan yang cukup, stabil, dan tidak menggerogoti hidupnya diam-diam.
Contents
- 1 Obsesi pada Kerjaan yang “Kelihatan”
- 2 Kerjaan Keren Sering Datang dengan Harga Mahal
- 3 Apa Itu “Kerjaan yang Tidak Keren tapi Tenang”?
- 4 Contoh Pekerjaan yang Jarang Dibanggakan, tapi Dicari Diam-Diam
- 5 Mengapa Hidup Bisa Lebih Tenang di Jalur Ini?
- 6 Mengapa Banyak Orang Malu Mengakuinya?
- 7 Orang yang Memilih Jalur Ini Biasanya…
- 8 Bekerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Bekerja
- 9 Tapi Bukankah Ini Membatasi Potensi?
- 10 Kesalahan Besar: Menganggap Jalur Ini “Gagal”
- 11 Tidak Semua Orang Perlu Hidup Spektakuler
- 12 Jika Kamu Merasa Bersalah Karena Ingin Hidup Tenang
- 13 Dunia Kerja Butuh Orang yang Mau Menjaga, Bukan Hanya Mendorong
- 14 Hidup Tenang Itu Bukan Kebetulan
- 15 Related Posts
Obsesi pada Kerjaan yang “Kelihatan”
Banyak orang tidak memilih kerja berdasarkan:
- Kecocokan
- Kapasitas mental
- Gaya hidup
Tapi berdasarkan:
- Gengsi
- Validasi sosial
- Ketakutan terlihat gagal
Akibatnya, pekerjaan dinilai dari:
“Kalau disebutkan ke orang, terdengar bangga atau tidak?”
Bukan dari:
“Kalau dijalani tiap hari, sanggup atau tidak?”
Kerjaan Keren Sering Datang dengan Harga Mahal
Tidak semua, tapi banyak.
Harga itu bisa berupa:
- Jam kerja panjang tanpa batas
- Tekanan performa konstan
- Ketergantungan pada atasan atau klien
- Ketidakpastian penghasilan
- Identitas yang melekat terlalu kuat pada kerja
Masalahnya, harga ini sering baru terasa setelah:
- Beberapa tahun
- Kesehatan menurun
- Relasi pribadi terganggu
Saat itu, mundur terasa memalukan.
Apa Itu “Kerjaan yang Tidak Keren tapi Tenang”?
Bukan berarti malas.
Bukan berarti tanpa tantangan.
Tapi biasanya punya ciri:
- Jam kerja jelas
- Tanggung jawab terdefinisi
- Ekspektasi realistis
- Risiko rendah
- Penghasilan stabil
Pekerjaan seperti ini jarang viral karena:
- Tidak dramatis
- Tidak cepat naik
- Tidak banyak cerita heroik
Namun justru itulah kekuatannya.
Contoh Pekerjaan yang Jarang Dibanggakan, tapi Dicari Diam-Diam
Tanpa menyebut jabatan spesifik, pola umumnya seperti ini:
- Peran operasional
- Back office
- Support sistem
- Administrasi teknis
- Maintenance
- Quality control
- Compliance
- Arsip dan dokumentasi
Pekerjaan ini sering:
- Baru terasa penting saat bermasalah
- Tidak disorot saat berjalan lancar
Tapi sistem runtuh tanpa mereka.
Mengapa Hidup Bisa Lebih Tenang di Jalur Ini?
1. Batas Kerja Lebih Jelas
Kamu tahu:
- Kapan mulai
- Kapan selesai
- Apa yang menjadi tanggung jawabmu
Tidak semua masalah harus kamu pikul.
2. Ekspektasi Tidak Meledak-ledak
Tidak dituntut:
- Selalu inovatif
- Selalu growth
- Selalu out of the box
Yang penting:
Kerjaan beres, konsisten, dan rapi.
3. Identitas Diri Tidak Terkunci di Jabatan
Kalau pekerjaan tidak “keren”, kamu:
- Tidak terlalu menggantungkan harga diri di sana
- Lebih bebas membangun identitas di luar kerja
Hobi, keluarga, komunitas, hidup pribadi tetap hidup.
4. Risiko Karier Lebih Rendah
Saat krisis:
- Pekerjaan esensial lebih dipertahankan
- Sistem tetap butuh penjaga
Banyak pekerjaan “keren” justru:
- Pertama dipangkas
- Dianggap tidak krusial
Mengapa Banyak Orang Malu Mengakuinya?
Karena narasi sukses terlalu sempit.
Sukses digambarkan sebagai:
- Jabatan tinggi
- Nama besar
- Pengakuan publik
Padahal sukses juga bisa berarti:
- Tidur nyenyak
- Tidak cemas tiap akhir bulan
- Punya energi setelah pulang kerja
Tapi ini jarang dipamerkan.
Orang yang Memilih Jalur Ini Biasanya…
- Pernah burnout
- Pernah salah pilih karier
- Pernah terlalu mengejar validasi
- Atau sejak awal sadar batas dirinya
Mereka bukan tidak ambisius.
Mereka hanya mengalihkan ambisi ke hidup, bukan jabatan.
Bekerja untuk Hidup, Bukan Hidup untuk Bekerja
Ini bukan slogan kosong.
Orang dengan kerja “tidak keren” sering:
- Lebih hadir di rumah
- Lebih konsisten secara mental
- Lebih punya waktu berpikir
Bukan berarti hidup tanpa masalah, tapi:
Masalahnya tidak menumpuk dari satu sumber saja: pekerjaan.
Tapi Bukankah Ini Membatasi Potensi?
Tidak selalu.
Potensi tidak harus diwujudkan lewat:
- Jabatan
- Struktur korporat
- Tangga karier klasik
Banyak orang:
- Berkarya di luar jam kerja
- Membangun hidup bermakna tanpa titel
Potensi bukan selalu soal naik, tapi soal cukup dan utuh.
Kesalahan Besar: Menganggap Jalur Ini “Gagal”
Banyak orang baru sadar setelah:
- Terlalu lama memaksakan diri
- Terlalu sering membandingkan
- Terlalu takut terlihat biasa
Padahal:
Hidup bukan lomba presentasi karier.
Tidak Semua Orang Perlu Hidup Spektakuler
Sebagian orang:
- Lebih cocok hidup stabil
- Lebih produktif saat tenang
- Lebih bahagia tanpa sorotan
Dan itu sah.
Jika Kamu Merasa Bersalah Karena Ingin Hidup Tenang
Itu tanda kamu hidup di bawah tekanan standar orang lain.
Coba tanyakan:
- Apakah aku ingin ini, atau takut dinilai?
- Apakah aku mengejar makna, atau citra?
Jawabannya sering tidak nyaman, tapi jujur.
Dunia Kerja Butuh Orang yang Mau Menjaga, Bukan Hanya Mendorong
Jika semua ingin jadi:
- Leader
- Visioner
- Game changer
Siapa yang:
- Menjaga sistem
- Memastikan detail
- Menopang keberlanjutan?
Pekerjaan “tidak keren” adalah fondasi.
Hidup Tenang Itu Bukan Kebetulan
Biasanya hasil dari:
- Keputusan sadar
- Mengalahkan ego
- Mengerti kapasitas diri
Dan itu justru tanda kedewasaan.
Penutup
“Bukan kerjaan keren di bio, tapi hidup tenang” bukan kalimat pembelaan diri. Itu pilihan hidup. Pilihan untuk tidak terus-menerus membuktikan sesuatu ke dunia, tapi cukup memastikan hidup berjalan dengan waras dan utuh.
Di tengah dunia yang berisik oleh pencapaian, memilih jalan yang sunyi tapi stabil adalah keberanian tersendiri.
Dan mungkin, di usia tertentu, kamu akan sadar:
Kerjaan yang tidak membuatmu bangga saat dikenalkan ke orang lain,
tapi membuatmu tenang saat bangun pagi,
adalah salah satu bentuk sukses yang paling jujur.