Selama ini, narasi umum tentang dunia kerja hampir selalu sama: lapangan kerja sempit, pencari kerja terlalu banyak, persaingan tidak manusiawi. Setiap hari kita melihat ratusan orang berebut satu lowongan, mengirim CV tanpa balasan, dan merasa dirinya “tidak cukup”. Namun, di balik keramaian itu, ada realitas lain yang jarang dibicarakan—bahwa banyak lowongan justru jarang muncul karena orang yang cocok hampir tidak ada.
Ini bukan soal gelar, bukan sekadar soal IPK, dan bukan semata-mata soal pengalaman bertahun-tahun. Lowongan jenis ini menunggu lama, terkadang bertahun-tahun, bukan karena perusahaan pelit membuka rekrutmen, melainkan karena kombinasi skill, karakter, cara berpikir, dan kedewasaan profesional yang dibutuhkan sangat langka.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam fenomena lowongan yang jarang muncul karena orangnya jarang ada: apa yang membuatnya langka, jenis-jenis peran yang masuk kategori ini, mengapa sistem pendidikan dan rekrutmen sering gagal melahirkannya, siapa yang biasanya akhirnya mengisi posisi tersebut, serta bagaimana seseorang bisa secara sadar menyiapkan diri untuk menjadi “orang langka” di dunia kerja—tanpa harus menjadi superhuman.
Contents
- 1 Apa Maksud “Orangnya Jarang Ada”?
- 2 Mengapa Dunia Kerja Kekurangan Orang, Bukan Pekerjaan?
- 3 Ciri Umum Lowongan yang Jarang Muncul Ini
- 4 Jenis Lowongan yang Jarang Muncul karena Orangnya Jarang Ada
- 5 Mengapa Lowongan Ini Jarang Diiklankan?
- 6 Siapa yang Biasanya Mengisi Posisi Ini?
- 7 Mengapa Banyak Orang Tidak Pernah Menjadi Kandidatnya?
- 8 Bagaimana Menyiapkan Diri Menjadi “Orang Langka”?
- 9 Risiko Menjadi “Orang Langka”
- 10 Namun Mengapa Tetap Relevan?
- 11 Related Posts
Apa Maksud “Orangnya Jarang Ada”?
Ungkapan “orangnya jarang ada” bukan berarti manusia itu tidak eksis sama sekali. Mereka ada, tetapi jumlahnya sangat kecil dibandingkan kebutuhan. Kelangkaan ini biasanya disebabkan oleh kombinasi faktor berikut:
- Skill teknis tingkat tinggi dan kemampuan berpikir strategis
- Pengalaman lapangan dan refleksi konseptual
- Kemandirian dan kemampuan bekerja dengan orang lain
- Ketegasan dan empati
- Integritas dan keberanian mengambil risiko
Banyak orang memiliki satu atau dua aspek. Sangat sedikit yang memiliki semuanya dalam kadar yang cukup matang.
Lowongan jenis ini sering:
- Tidak rutin dibuka
- Tidak diiklankan luas
- Menunggu kandidat “yang tepat”, bukan “yang tersedia”
Mengapa Dunia Kerja Kekurangan Orang, Bukan Pekerjaan?
1. Sistem Pendidikan Lebih Fokus pada Pengetahuan, Bukan Kedewasaan
Banyak sistem pendidikan melatih:
- Menghafal
- Mengikuti instruksi
- Mengejar nilai
Namun jarang melatih:
- Mengambil keputusan kompleks
- Bertanggung jawab atas dampak
- Mengelola konflik nyata
- Berpikir lintas konteks
Akibatnya, lulusan melimpah, tetapi profesional matang sangat terbatas.
2. Pengalaman Kerja Terfragmentasi
Banyak orang bekerja bertahun-tahun, tetapi:
- Hanya di satu fungsi sempit
- Tanpa pemahaman sistemik
- Tanpa otonomi pengambilan keputusan
Pengalaman panjang tidak otomatis menghasilkan kedalaman.
3. Dunia Kerja Menghindari Risiko Pembentukan Manusia
Melatih orang hingga matang itu mahal, lambat, dan berisiko. Banyak organisasi lebih memilih:
- Orang yang “siap pakai”
- Orang yang sudah pernah melakukan hal serupa
Akibatnya, talenta langka semakin langka.
4. Tekanan Sosial Mendorong Karier Instan
Budaya cepat sukses membuat banyak orang:
- Terlalu cepat lompat kerja
- Mengejar titel sebelum matang
- Menghindari tanggung jawab berat
Padahal, kematangan profesional butuh waktu sunyi dan konsistensi.
Ciri Umum Lowongan yang Jarang Muncul Ini
Lowongan yang orangnya jarang ada biasanya memiliki ciri berikut:
- Deskripsi pekerjaan singkat tapi berat
- Fokus pada hasil, bukan proses
- Tanggung jawab besar dengan struktur minimal
- Ekspektasi ambigu tapi dampaknya tinggi
- Membutuhkan kepercayaan penuh
Lowongan ini sering terdengar seperti:
“Kami butuh seseorang yang bisa melihat masalah, mengambil keputusan, dan menanggung konsekuensinya.”
Jenis Lowongan yang Jarang Muncul karena Orangnya Jarang Ada
1. Problem Solver Lintas Disiplin
Ini bukan spesialis sempit, tapi orang yang mampu:
- Memahami teknis
- Membaca konteks bisnis
- Menimbang dampak sosial dan manusia
Contoh peran:
- Strategic problem solver
- Internal consultant
- Transformation lead
Orang seperti ini jarang karena membutuhkan pengalaman lintas bidang dan refleksi mendalam.
2. Pemimpin Tanpa Jabatan Formal
Beberapa organisasi mencari sosok yang:
- Tidak haus titel
- Mampu mempengaruhi tanpa otoritas
- Menjadi rujukan alami tim
Ini bukan manajer klasik, melainkan anchor dalam sistem.
3. Penjaga Kualitas dan Etika
Di dunia yang serba cepat, orang yang:
- Berani berkata “ini tidak etis”
- Konsisten menjaga standar
- Tidak tergoda jalan pintas
sangat langka.
Contoh:
- Ethics officer informal
- Quality gatekeeper
- Compliance strategist
4. Translator Antar Dunia
Ini adalah orang yang mampu menerjemahkan:
- Teknis ke non-teknis
- Ide ke implementasi
- Visi ke langkah konkret
Misalnya:
- Tech–business translator
- Research-to-policy specialist
- Product thinker sejati
Kelangkaannya bukan di skill bicara, tetapi di pemahaman dua dunia sekaligus.
5. Profesional Mandiri Tanpa Ego Berlebihan
Orang yang:
- Tidak perlu disuruh
- Tidak butuh validasi berlebihan
- Tidak defensif saat dikritik
Ini terdengar sederhana, tetapi sangat langka.
6. Crisis Handler
Orang yang tenang saat sistem kacau:
- Tidak panik
- Tidak menyalahkan
- Fokus solusi
Biasanya baru dicari ketika krisis terjadi, dan sulit ditemukan saat itu juga.
7. Builder Sistem dari Nol
Bukan hanya menjalankan SOP, tetapi:
- Membuat struktur
- Merancang alur
- Membangun fondasi
Peran ini berat, tidak glamor, dan sering gagal—maka sedikit yang mau dan mampu.
Mengapa Lowongan Ini Jarang Diiklankan?
1. Sulit Dijelaskan dalam Deskripsi Pekerjaan
Bagaimana menuliskan:
“Kami butuh orang yang matang secara emosional dan intelektual”?
Akhirnya, lowongan hanya disebarkan secara terbatas.
2. Salah Rekrut Terlalu Mahal
Kesalahan di posisi ini bisa:
- Merusak sistem
- Menghancurkan kepercayaan
- Menimbulkan krisis jangka panjang
Perusahaan lebih memilih menunggu.
3. Kandidat Dicari, Bukan Melamar
Orang dengan kualitas ini sering:
- Tidak aktif mencari kerja
- Sudah punya peran bermakna
- Dihubungi lewat rekomendasi
Siapa yang Biasanya Mengisi Posisi Ini?
1. Orang dengan Perjalanan Karier “Aneh”
Bukan jalur rapi, tetapi:
- Pernah gagal
- Pernah berpindah peran
- Pernah di lapangan dan di balik layar
2. Mereka yang Bertahan Lama di Satu Tempat
Bukan karena takut pindah, tetapi karena:
- Pernah melihat siklus penuh
- Paham sistem dari dalam
- Mengalami konsekuensi keputusan
3. Individu yang Banyak Diam tapi Tajam
Mereka tidak selalu vokal, tetapi:
- Tepat sasaran
- Dipercaya saat kritis
- Dihormati karena konsistensi
Mengapa Banyak Orang Tidak Pernah Menjadi Kandidatnya?
1. Terlalu Fokus pada Branding, Kurang pada Substansi
Citra lebih cepat dibangun daripada kedewasaan.
2. Menghindari Tanggung Jawab Berat
Banyak orang ingin peran besar tanpa beban besar.
3. Takut Salah dan Gagal
Padahal, orang langka hampir selalu punya riwayat gagal yang panjang.
4. Tidak Pernah Berhenti untuk Refleksi
Kesibukan tanpa refleksi tidak menghasilkan kebijaksanaan.
Bagaimana Menyiapkan Diri Menjadi “Orang Langka”?
1. Kejar Kedalaman, Bukan Kecepatan
Lebih baik:
- Menguasai satu masalah kompleks
- Daripada menyentuh banyak hal dangkal
2. Ambil Tanggung Jawab yang Tidak Populer
Tugas yang:
- Berantakan
- Tidak jelas
- Minim apresiasi
sering membentuk kualitas langka.
3. Bangun Integritas saat Tidak Diawasi
Reputasi sejati dibangun saat tidak ada yang melihat.
4. Belajar Mengelola Emosi dalam Tekanan
Kematangan emosional adalah pembeda besar.
5. Refleksi Berkala atas Keputusan dan Dampak
Tanya:
- Apa konsekuensi dari pilihan saya?
- Siapa yang terdampak?
- Apa yang bisa saya perbaiki?
Risiko Menjadi “Orang Langka”
- Beban mental lebih besar
- Ekspektasi tinggi
- Kesepian profesional
- Tidak selalu dihargai secara materi
Ini bukan jalur romantis.
Namun Mengapa Tetap Relevan?
Karena di dunia yang penuh kebisingan, orang yang bisa berpikir jernih, bertindak bertanggung jawab, dan menjaga integritas akan selalu dibutuhkan.
Lowongan mungkin jarang muncul, tetapi ketika muncul, dampaknya besar—baik bagi organisasi maupun perjalanan hidup seseorang.
Penutup
Lowongan yang jarang muncul karena orangnya jarang ada mengingatkan kita pada satu kenyataan penting: dunia kerja tidak kekurangan pekerjaan, tetapi kekurangan manusia yang matang secara utuh.
Menjadi “orang langka” bukan soal menjadi sempurna, tetapi soal kesediaan menjalani proses panjang: belajar, gagal, bertanggung jawab, dan tetap berpegang pada nilai. Jalur ini sunyi, sering tidak terlihat, dan jarang dirayakan.
Namun justru karena itu, ketika kesempatan datang, ia datang bukan sebagai iklan—melainkan sebagai kepercayaan. Dan kepercayaan adalah bentuk peluang paling mahal di dunia kerja.