Masalah Umum TKI melalui PJTKI: Cerita dari Lapangan

Update 19/08/25 · Read 3 menit

Bekerja di luar negeri jadi impian banyak orang. Selain bisa menambah penghasilan, pengalaman sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) juga membuka peluang baru. Tapi, jalan menjadi TKI nggak selalu mulus—terutama kalau lewat PJTKI.

Meski PJTKI resmi punya izin, banyak calon TKI tetap menghadapi kendala mulai dari biaya tinggi, kontrak yang membingungkan, hingga risiko kerja yang berbeda dari janji awal. Yuk, kita kupas satu per satu masalah yang sering terjadi di lapangan.


Masalah Umum TKI melalui PJTKI

1. Biaya Penempatan yang Mahal

Salah satu masalah klasik adalah biaya penempatan. Calon TKI bisa mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Sayangnya, rincian biaya sering kurang jelas. Ada biaya dokumen, pelatihan, tiket, sampai “biaya tambahan” yang kadang bikin bingung.


2. Kontrak Kerja yang Tidak Sesuai Janji

Banyak TKI menerima kontrak kerja dalam bahasa asing, kadang berbeda dari yang dijanjikan saat proses awal. Ada yang dijanjikan pekerjaan rumah sakit, tapi ternyata ditempatkan di rumah tangga. Hal ini menimbulkan kebingungan soal gaji, jam kerja, dan hak cuti.

READ :  7 Pertanyaan Interview Kerja yang Paling Sering Keluar

3. Penundaan atau Pembatalan Keberangkatan

Kadang PJTKI menunda keberangkatan atau membatalkan penempatan karena masalah dokumen atau administrasi. Calon TKI harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memproses ulang dokumen, atau menunggu berbulan-bulan tanpa kepastian.


4. Kurangnya Perlindungan dan Informasi

TKI sering mengeluhkan minimnya informasi tentang kondisi kerja dan mekanisme pengaduan. Hal ini meningkatkan risiko upah tidak dibayar, eksploitasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak perusahaan di luar negeri.


5. PJTKI Ilegal dan Penipuan

Tidak semua PJTKI resmi. Ada oknum yang menjanjikan penempatan cepat dengan gaji tinggi, tapi ternyata ilegal. Banyak calon TKI kehilangan uang muka atau dokumen penting karena tertipu janji manis.


Cerita Nyata dari Lapangan

  • Siti dari Jawa Timur: Membayar Rp50 juta untuk kerja di Hong Kong sebagai perawat. Saat sampai di sana, ia ditempatkan sebagai asisten rumah tangga dengan gaji lebih rendah.

  • Budi dari Jawa Barat: Keberangkatan tertunda 6 bulan karena masalah visa, harus bayar tambahan untuk pengurusan dokumen baru.

  • Rina dari Sulawesi: Mengalami pelecehan verbal dari majikan, tapi PJTKI tempatnya mendaftar tidak memberikan panduan pengaduan.

Cerita ini menunjukkan bahwa masalah bisa muncul meski TKI lewat jalur resmi. Persiapan dan informasi yang tepat sangat penting.


Tips Mengurangi Risiko TKI melalui PJTKI

  1. Cek Legalitas PJTKI – Pastikan terdaftar di Kementerian Ketenagakerjaan.

  2. Baca Kontrak dengan Teliti – Pahami hak dan kewajiban, posisi kerja, gaji, dan durasi kontrak. Mintalah terjemahan jika perlu.

  3. Jangan Bayar Biaya Berlebihan – Bandingkan biaya dengan standar resmi. Waspada biaya di luar ketentuan.

  4. Siapkan Dokumen dan Dana Cadangan – Simpan salinan dokumen penting dan dana darurat.

  5. Cari Testimoni TKI Sebelumnya – Pengalaman orang yang sudah bekerja di negara tujuan bisa jadi panduan realistis.

READ :  Cara Negosiasi Gaji Saat Interview: Strategi Tidak Salah Langkah

FAQ: Seputar TKI dan PJTKI

Q: Apakah semua PJTKI aman?
A: Tidak. Hanya PJTKI terdaftar resmi yang legal. Cek izin dan reputasi sebelum mendaftar.

Q: Kontrak kerja berbeda di negara tujuan, apa yang harus dilakukan?
A: Segera hubungi konsulat Indonesia dan PJTKI. Jika perlu, laporkan ke BNP2TKI atau Kementerian Ketenagakerjaan.

Q: Bisa menuntut biaya yang tidak transparan?
A: Bisa, dengan bukti pembayaran dan kontrak. PJTKI legal wajib memberikan rincian biaya.


Kesimpulan

Menjadi TKI lewat PJTKI memang memberi kesempatan besar, tapi risiko tetap ada. Kuncinya adalah memahami hak, memeriksa legalitas, dan menyiapkan diri dengan matang. Dengan persiapan dan kewaspadaan, perjalanan kerja ke luar negeri bisa aman, lancar, dan menguntungkan.