Banyak pencari kerja, terutama fresh graduate, punya kebiasaan yang sama: begitu melihat lowongan baru di portal kerja atau media sosial, langsung klik “Lamar Sekarang” tanpa pikir panjang. Rasanya seperti balapan—siapa cepat, dia dapat.
Padahal, strategi asal kirim lamaran justru bisa merugikan diri sendiri. Bukan hanya memperbesar kemungkinan ditolak, tapi juga bisa membuat nama kamu tercatat sebagai pelamar “asal-asalan” di mata HRD.
Supaya tidak buang-buang waktu dan tenaga, ada beberapa hal penting yang wajib kamu cek sebelum apply pekerjaan. Yuk kita bahas satu per satu dengan lebih detail.
Table of Contents
1. Kesesuaian Posisi dengan Skill dan Minat
Jangan asal tertarik hanya karena judul pekerjaan terlihat keren atau karena gajinya tinggi. Pertanyaan pertama yang harus kamu jawab sebelum klik “apply” adalah:
👉 Apakah pekerjaan ini sesuai dengan kemampuan dan minat saya?
Contoh:
-
Kalau kamu punya skill desain grafis, lebih baik apply ke posisi Graphic Designer daripada Admin Data.
-
Kalau kamu lebih suka bekerja di lapangan, posisi Sales Lapangan bisa cocok. Tapi kalau lebih nyaman di balik komputer, coba cari peran seperti Data Analyst atau Content Writer.
Kenapa ini penting? Karena bekerja di posisi yang tidak sesuai bisa membuatmu cepat lelah, stres, bahkan mudah resign.
2. Update CV Sebelum Apply
CV adalah “wajah pertama” yang dilihat HRD. Kesalahan banyak orang adalah mengirim CV lama yang sudah tidak relevan.
Hal yang perlu dicek:
-
✅ Riwayat pendidikan terbaru sudah masuk.
-
✅ Pengalaman magang, organisasi, atau freelance tercantum.
-
✅ Skill terbaru ditambahkan, termasuk sertifikasi.
-
✅ CV ringkas (maksimal 2 halaman).
-
✅ Desain rapi, mudah dibaca ATS (Applicant Tracking System).
Contoh kesalahan umum: menulis “Panitia Acara Kampus” tanpa detail. Lebih baik tulis “Mengelola event kampus dengan 1.000 peserta, mengatur sponsorship hingga Rp50 juta.”
Itu membuat CV kamu lebih menarik dan terukur.
3. Sesuaikan Surat Lamaran dengan Posisi
Surat lamaran masih sering dianggap formalitas. Banyak yang menggunakan template sama untuk semua lowongan. Padahal, HRD bisa langsung tahu mana surat lamaran yang generik dan mana yang dibuat khusus.
Tips membuat surat lamaran:
-
Sebut nama perusahaan dengan benar. Jangan sampai salah tulis!
-
Cantumkan posisi yang dilamar.
-
Ceritakan secara singkat motivasi dan kenapa kamu cocok.
-
Gunakan bahasa profesional, tapi tetap natural.
Contoh kalimat singkat:
“Saya tertarik melamar posisi Digital Marketing di PT XYZ karena pengalaman saya dalam mengelola kampanye media sosial kampus mampu meningkatkan engagement hingga 45%.”
4. Riset Perusahaan Sebelum Apply
Pernah dengar kasus lowongan palsu? Atau perusahaan yang ternyata punya reputasi buruk? Ini sering terjadi karena pelamar tidak melakukan riset lebih dulu.
Hal yang perlu kamu cek:
-
Apakah perusahaan punya website resmi?
-
Bagaimana review karyawan di situs seperti Glassdoor, Jobstreet, atau forum kerja?
-
Apakah email rekrutmen terlihat profesional (contoh: @perusahaan.com) atau malah pakai @gmail.com yang mencurigakan?
-
Apakah lowongan mencantumkan detail alamat, deskripsi jelas, dan tidak meminta uang pendaftaran?
Ingat, perusahaan yang kredibel tidak pernah meminta bayaran kepada kandidat.
5. Baca Detail Job Description
Banyak pelamar hanya baca judul pekerjaan, lalu langsung apply. Padahal, di job description biasanya ada detail yang sangat penting:
-
Tugas utama sehari-hari.
-
Skill yang benar-benar dibutuhkan.
-
Lokasi kerja (onsite, hybrid, atau remote).
-
Jenjang pendidikan dan pengalaman yang diminta.
-
Benefit selain gaji (asuransi, training, dll).
Kalau jobdesc tidak sesuai, jangan buang waktu. Lebih baik cari posisi yang benar-benar relevan agar peluang dipanggil lebih besar.
6. Siapkan Dokumen Pendukung
Beberapa perusahaan tidak hanya minta CV dan surat lamaran, tapi juga:
-
Portofolio (untuk posisi kreatif).
-
Transkrip nilai.
-
Sertifikat pelatihan.
-
Surat rekomendasi.
Sebelum apply, pastikan semua dokumen ini sudah siap. Simpan dalam satu folder khusus, agar lebih mudah dikirim kapan saja.
7. Mental dan Motivasi
Hal terakhir yang sering dilupakan adalah kesiapan mental. Jangan apply pekerjaan hanya karena “ikut-ikutan” atau “asal punya kerjaan”. Pikirkan jangka panjang: apakah posisi ini bisa jadi batu loncatan kariermu?
Dengan mindset yang benar, kamu akan lebih serius dan konsisten sejak proses melamar, hingga tahap interview dan kerja.
FAQ Seputar Apply Kerja
1. Apakah boleh apply banyak pekerjaan sekaligus?
Boleh, tapi pastikan relevan. Jangan kirim lamaran ke semua posisi tanpa seleksi.
2. Kalau syarat minta pengalaman 2 tahun, fresh graduate masih boleh coba?
Boleh. Banyak HRD fleksibel jika kandidat punya potensi. Coba saja.
3. Bagaimana cara tahu lowongan asli atau palsu?
Lowongan asli punya kontak resmi, website perusahaan, dan tidak pernah minta uang.
4. Apakah harus punya LinkedIn?
Tidak wajib, tapi sangat disarankan. Banyak HRD cek profil LinkedIn sebelum memanggil interview.
5. Kalau belum punya banyak pengalaman, apa yang harus ditonjolkan?
Tulis pengalaman organisasi, magang, atau proyek pribadi. Itu tetap relevan bagi HRD.
Penutup
Apply pekerjaan bukan soal cepat-cepat, tapi soal strategi. Dengan mengecek kesesuaian posisi, update CV, menyesuaikan surat lamaran, riset perusahaan, membaca detail jobdesc, menyiapkan dokumen, dan punya mental siap kerja—peluangmu untuk dipanggil interview akan jauh lebih besar.
Ingat, kualitas lamaran lebih penting daripada kuantitas.
👉 Lagi cari lowongan terpercaya dan terbaru? Langsung cek di Rekrutmen ID dan temukan pekerjaan yang cocok buat kamu!