KECEWA Pinjol Paling Unik + Analisis Psikologis Nasabah

Published 13/08/25 · read 3 menit

SEOsatu – Pinjaman online (pinjol) sudah menjadi bagian dari gaya hidup finansial masyarakat modern, terutama untuk kebutuhan mendesak.

Namun, di balik kemudahan pengajuan dan pencairannya, banyak keluhan yang muncul dari pengguna. Sebagian keluhan memang umum, seperti bunga tinggi dan penagihan kasar.

Tapi ada juga keluhan unik yang jarang dibahas, dan di sinilah menariknya untuk diulik lebih dalam.


1. Keluhan “Tidak Sesuai Janji”

Contoh Kasus:
Banyak pengguna mengaku kecewa karena iklan mengatakan “Cair dalam 5 menit” tapi faktanya cair dalam beberapa jam bahkan sehari.
Analisis Psikologis:
Ini terkait dengan efek ekspektasi berlebihan. Otak manusia cenderung menganggap janji yang terdengar meyakinkan akan terjadi sesuai harapan. Saat realita berbeda, rasa kecewa jadi lebih besar.
Solusi:

  • Edukasi nasabah bahwa proses verifikasi tetap butuh waktu.

  • Pinjol harus mengatur wording iklan agar realistis.

READ :  Pinjaman Online untuk Mahasiswa: Dana Darurat (Uang Kuliah)

2. Keluhan “Dana Cair, Tapi Sudah Terpotong Banyak”

Contoh Kasus:
Pinjam Rp5.000.000, tapi dana yang masuk cuma Rp4.750.000 karena potongan admin dan asuransi.
Analisis Psikologis:
Ini menimbulkan perasaan dirugikan secara tak kasat mata. Meski secara hukum tertulis di syarat dan ketentuan, pengguna merasa “diakali” karena fokus pada nominal yang disetujui, bukan yang diterima.
Solusi:

  • Harus ada simulasi pencairan dana sebelum pengguna klik “setuju”.


3. Keluhan “Limit Tidak Naik-naik”

Contoh Kasus:
Nasabah sudah bayar tepat waktu, tapi limit pinjaman tetap kecil.
Analisis Psikologis:
Rasa kecewa muncul karena adanya efek progres terhenti. Manusia cenderung termotivasi saat melihat kemajuan, dan frustrasi saat stagnan.
Solusi:

  • Pinjol perlu memberi indikator jelas: berapa kali pembayaran tepat waktu untuk naik limit.


4. Keluhan “Bunga Lebih Mahal dari Harga Barang”

Contoh Kasus:
Pinjam untuk beli HP Rp3 juta, total cicilan jadi Rp4,5 juta.
Analisis Psikologis:
Ini menimbulkan penyesalan pembelian (buyer’s remorse) yang diperkuat oleh rasa terjebak dalam komitmen cicilan.
Solusi:

  • Pinjol sebaiknya menampilkan persentase total biaya dibanding harga barang, agar pengguna berpikir dua kali.

READ :  Simulasi Pencairan Dana Pinjol: Hitung Bersih Sebelum Cair

5. Keluhan “Data Disalahgunakan”

Contoh Kasus:
Kontak keluarga dihubungi meski belum jatuh tempo.
Analisis Psikologis:
Ini memicu rasa kehilangan kontrol terhadap privasi, yang bisa memicu stres berat.
Solusi:


6. Keluhan Unik: “Bunga Turun, Tapi Cicilan Tetap”

Contoh Kasus:
Pengguna mengira bunga dihitung ulang setiap bayar, tapi ternyata sistem bunga flat.
Analisis Psikologis:
Ini muncul dari perbedaan persepsi perhitungan bunga. Banyak orang terbiasa dengan konsep bunga menurun seperti di KPR, sehingga merasa “ditipu” saat bunga tetap.
Solusi:

  • Pinjol wajib memberi contoh simulasi cicilan bunga flat vs menurun sebelum pengguna memutuskan.

READ :  Menghindari Blacklist di Pinjaman Online (Reputasi Kredit)

7. Fenomena “Pinjam untuk Bayar Pinjam”

Contoh Kasus:
Mengajukan pinjaman baru di aplikasi berbeda untuk menutup pinjaman lama.
Analisis Psikologis:
Ini adalah bentuk debt spiral yang membuat pengguna merasa “tidak ada jalan keluar”. Rasa lega sementara membuat mereka mengulang siklus ini.
Solusi:

  • Edukasi manajemen utang dan tawarkan restrukturisasi cicilan.


Kesimpulan

Keluhan terhadap pinjol bukan hanya soal bunga tinggi atau penagihan kasar. Ada banyak keluhan unik yang dipicu faktor psikologis seperti ekspektasi, rasa kehilangan kontrol, hingga kesalahan persepsi tentang bunga dan tenor.

Dengan memahami aspek psikologis ini, penyedia pinjol bisa membangun kepercayaan, sementara pengguna bisa lebih bijak dalam meminjam.

Kalau mau pinjaman yang jelas bunganya, tenor fleksibel, dan resmi diawasi OJK, AdaKami bisa jadi pilihan.

Klik untuk daftar: https://www.seosatu.com/lp-pinjaman