Dalam dunia server, terutama VPS (Virtual Private Server), ada banyak faktor teknis yang menentukan cepat atau lambatnya sebuah layanan. Banyak orang fokus pada CPU, RAM, dan bandwidth—padahal ada satu aspek yang sering menjadi sumber bottleneck: IOPS.
Istilah ini mungkin terdengar teknis, tetapi dampaknya sangat besar terhadap performa website, aplikasi, database, hingga pengalaman pengguna akhir.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang IOPS, mulai dari pengertian, cara kerja, standar angka yang baik untuk VPS, hingga tips memilih VPS berdasarkan metrik penting ini.
Contents
- 1 Apa Itu IOPS pada VPS?
- 2 Mengapa IOPS Penting pada VPS?
- 3 Jenis Storage VPS dan Rata-Rata IOPS
- 4 Bagaimana Cara Kerja IOPS?
- 5 Perbedaan Random IOPS dan Sequential IOPS
- 6 IOPS dan Latency: Dua Hal yang Saling Berkaitan
- 7 Bagaimana IOPS Mempengaruhi Performa Website?
- 8 Dampak IOPS terhadap Berbagai Jenis Aplikasi
- 9 Cara Membaca IOPS VPS Menggunakan fio
- 10 IOPS vs Throughput vs Latency
- 11 Berapa IOPS yang Bagus untuk VPS?
- 12 2. Interpretasi “cepat”
- 13 3. Cara membandingkan dengan hasil fio
- 14 IOPS dan Tipe VPS dari Provider
- 15 Mengapa Provider Jarang Menyebutkan IOPS?
- 16 Cara Memaksimalkan IOPS di VPS
- 17 FAQs
- 17.1 1. Apa itu IOPS di VPS?
- 17.2 2. Apa pengaruh IOPS ke website?
- 17.3 3. IOPS berhubungan dengan CPU?
- 17.4 4. Mana yang paling penting: IOPS atau CPU?
- 17.5 5. Apakah NVMe selalu memberikan IOPS lebih tinggi?
- 17.6 6. Apa IOPS yang baik untuk WordPress?
- 17.7 7. HDD bagus untuk VPS?
- 17.8 8. Apakah IOPS mempengaruhi TTFB?
- 17.9 9. Bagaimana cara mengetahui IOPS VPS tanpa alat?
- 17.10 10. Bisakah IOPS ditingkatkan?
- 17.11 11. Kenapa server saya lambat padahal CPU belum penuh?
- 17.12 12. Apakah swap mempengaruhi IOPS?
- 18 Kesimpulan
Apa Itu IOPS pada VPS?
IOPS adalah singkatan dari Input/Output Operations Per Second, yaitu ukuran berapa banyak operasi baca (read) dan tulis (write) yang dapat dilakukan storage server dalam satu detik.
Storage server bisa berupa:
-
HDD
-
SSD
-
NVMe SSD
-
SSD Enterprise
IOPS menggambarkan kecepatan real-world dari sebuah server karena hampir semua aplikasi memerlukan aktivitas baca-tulis data.
Contoh operasi yang dihitung sebagai IOPS:
-
Membaca file PHP untuk menjalankan website
-
Menulis query database MySQL
-
Mengakses file gambar
-
Membuka file log server
-
Proses caching
-
Request API yang memerlukan data storage
Semakin tinggi IOPS, semakin cepat VPS memproses data, sehingga semakin responsif aplikasinya.
Mengapa IOPS Penting pada VPS?
Meskipun CPU dan RAM penting, keduanya tidak akan optimal jika storage lambat.
Masalah seperti:
-
website lambat
-
query database lemot
-
server hang
-
loading halaman lama
-
API timeout
-
game server nge-lag
sering kali bukan karena CPU kurang atau RAM kecil, melainkan IOPS rendah.
IOPS menentukan:
-
Kecepatan akses data
-
Respons time website dan aplikasi
-
Performa database
-
Kecepatan server menjalankan skrip
-
Stabilitas saat trafik tinggi
-
Durability dan lifetime storage
Karena itu, penyedia VPS yang menggunakan NVMe SSD dengan IOPS tinggi selalu terasa lebih cepat meskipun spesifikasi CPU/RAM sama.
Jenis Storage VPS dan Rata-Rata IOPS
1. HDD (Hard Disk Drive)
-
IOPS: 80 – 150
-
Sangat rendah
-
Tidak cocok untuk web hosting modern
HDD lambat karena bersifat mekanik—membutuhkan waktu untuk head bergerak.
2. SATA SSD
-
IOPS: 5.000 – 25.000
-
Lebih cepat dari HDD
-
Cocok untuk website ringan hingga menengah
3. NVMe SSD
-
IOPS: 50.000 – 500.000
-
Sangat cepat
-
Ideal untuk website besar, e-commerce, game server
4. Enterprise NVMe
-
IOPS: 300.000 – 1.000.000+
-
Digunakan di datacenter kelas enterprise
-
Premium dan mahal
Semakin tinggi IOPS, semakin cepat performa server Anda.
Bagaimana Cara Kerja IOPS?
IOPS dihitung berdasarkan:
-
ukuran blok data (4K, 8K, 16K, dll.)
-
jenis operasi (read/write)
-
cara operasi dibagi (random/sequential)
-
load concurrency
Dalam VPS, operasi biasanya berupa:
-
random read/write → database
-
sequential read/write → upload-download
VPS generasi baru menggunakan NVMe karena mendukung parallel processing sehingga dapat menangani ribuan permintaan dalam waktu singkat.
Perbedaan Random IOPS dan Sequential IOPS
Sequential IOPS
-
Membaca/mengakses file besar secara berurutan
-
Cocok untuk tugas transfer besar
-
Contoh: upload file 1 GB, membaca video
Random IOPS
-
Mengakses banyak file kecil secara acak
-
Lebih realistis untuk aplikasi server
-
Contoh: database, WordPress, email server
Untuk VPS dan website, random IOPS adalah yang paling penting.
IOPS dan Latency: Dua Hal yang Saling Berkaitan
Selain IOPS, ada satu faktor lain yang sangat penting: latency, yaitu jeda waktu antara permintaan data dan respons storage.
Latency rendah = server lebih cepat
Latency tinggi = website terasa lemot
Storage modern seperti NVMe memiliki latency sangat rendah, bahkan hingga di bawah 0,1 ms. Hal ini membuatnya terasa jauh lebih cepat dibanding SATA SSD atau HDD.
Bagaimana IOPS Mempengaruhi Performa Website?
Pengurangan TTFB (Time To First Byte)
TTFB adalah waktu yang dibutuhkan server untuk mengirim byte pertama ke browser. IOPS tinggi mempercepat akses file sehingga TTFB menurun.
Loading WordPress Lebih Cepat
WordPress sangat bergantung pada database dan file PHP.
IOPS rendah = WordPress lambat meski pakai CPU tinggi.
IOPS tinggi = performa meningkat drastis.
Kecepatan Query Database
MySQL, MariaDB, dan PostgreSQL memerlukan I/O cepat.
Dengan IOPS kecil, query berat akan lambat dan menyebabkan bottleneck.
Caching Lebih Efektif
Redis, Memcached, dan OPcache sangat bergantung pada kecepatan storage.
Handling Trafik Tinggi
Saat ribuan request masuk, IOPS tinggi membuat server tetap stabil.
Dampak IOPS terhadap Berbagai Jenis Aplikasi
1. Website WordPress / Joomla / Drupal
-
Banyak file kecil
-
Banyak query database
-
Membutuhkan IOPS tinggi
2. Website E-commerce (WooCommerce, Magento)
-
Query database sangat intensif
-
Perlu storage cepat
-
NVMe sangat disarankan
3. API / Microservices
-
Membutuhkan respons cepat
-
Latency rendah sangat penting
4. Game Server (Minecraft, GTA SA-MP, Rust)
-
Penyimpanan chunk
-
Banyak read/write kecil
-
IOPS rendah = lag
5. Bot Telegram / Discord
-
Penulisan log dan akses file
-
Performa naik signifikan dengan NVMe
6. Database Server
Ini yang paling sensitif terhadap IOPS.
IOPS rendah dapat menyebabkan:
-
query lambat
-
lock
-
deadlock
-
timeout
Cara Membaca IOPS VPS Menggunakan fio
IOPS (Input/Output Operations Per Second) adalah salah satu parameter penting untuk mengukur performa disk pada VPS. Semakin tinggi IOPS, semakin cepat VPS dapat menangani operasi baca/tulis. Salah satu tool ringan dan akurat untuk mengukur IOPS adalah fio.
Berikut panduan lengkap untuk mengukur IOPS VPS dengan fio dan membaca hasilnya.
Instalasi fio
Jika VPS-mu belum memiliki fio, kamu bisa menginstallnya sesuai distro Linux yang digunakan:
-
Debian / Ubuntu
-
CentOS / RHEL / Fedora
Perintah fio untuk tes IOPS
Gunakan perintah berikut untuk melakukan benchmark baca/tulis acak 4KB:
Penjelasan opsi:
| Opsi | Fungsi |
|---|---|
--name=test |
Nama job benchmark |
--ioengine=libaio |
Engine I/O asynchronous Linux |
--rw=randrw |
Random read/write (campuran) |
--bs=4k |
Block size 4KB, standar IOPS |
--size=512M |
Total data untuk tiap job |
--numjobs=2 |
Jumlah thread I/O simultan |
--runtime=20 |
Durasi benchmark dalam detik |
--time_based |
Gunakan runtime, bukan ukuran file |
--group_reporting |
Ringkas hasil output per grup job |
Contoh Output
Hasil yang muncul biasanya seperti ini:
keterangan:
READ: bw=505KiB/s (517kB/s) WRITE: bw=530KiB/s (542kB/s) bw = bandwidth / throughput 505 KiB/s ≈ 0.505 MB/s (read) 530 KiB/s ≈ 0.53 MB/s (write)
Interpretasi: throughput sangat rendah, artinya disk VPS hanya bisa memproses sedikit data per detik. Biasanya ini terjadi pada VPS dengan disk shared / IOPS terbatas.
Jangan lupa setelah pengujian IOPS hapus file :
rm -f test*
IOPS vs Throughput vs Latency
IOPS
Jumlah operasi baca/tulis per detik
→ paling relevan untuk VPS
Throughput
Kecepatan transfer data (MB/s)
→ penting untuk file besar
Latency
Waktu yang dibutuhkan storage merespons
→ semakin rendah semakin baik
Ketiganya berhubungan, tetapi untuk VPS hosting, IOPS adalah indikator utama performa.
Berapa IOPS yang Bagus untuk VPS?
Acuan IOPS untuk VPS performa bagus untuk sistem aplikasi dan website IOTs
| Tipe VPS / Storage | Read IOPS (4KB) | Write IOPS (4KB) | Keterangan |
|---|---|---|---|
| Shared VPS (standard) | 100–500 | 50–200 | Disk biasanya HDD virtual atau NVMe dibagi banyak user. |
| SSD VPS biasa | 2.000–10.000 | 1.000–5.000 | SSD SATA atau entry-level NVMe. Cukup untuk web/app ringan. |
| High-performance NVMe | 20.000–100.000 | 10.000–50.000 | Dedicated NVMe, cocok database dan workload I/O tinggi. |
| Enterprise-grade VPS | 100.000+ | 50.000+ | Cloud premium / storage high-end, bisa sustain DB/analytics besar. |
Catatan:
- Semua angka di atas untuk block size 4KB, karena IOPS biasanya diukur per 4KB ops.
- Read IOPS biasanya lebih tinggi daripada write IOPS karena disk VPS sering dibatasi write.
- VPS dengan shared storage biasanya punya IOPS rendah walaupun CPU/RAM tinggi.
2. Interpretasi “cepat”
- IOPS ≥ 2.000 → cukup cepat untuk aplikasi web, CMS, database kecil.
- IOPS ≥ 10.000 → performa tinggi, bisa handle banyak request atau database medium.
- IOPS ≥ 50.000 → enterprise-grade, cocok workload berat, analytics, DB besar.
3. Cara membandingkan dengan hasil fio
Contoh hasil fio:
Ini jelas sangat rendah, artinya VPS menggunakan disk shared atau murah.
VPS “cepat” seharusnya di ribuan IOPS untuk read, dan ratusan–ribuan untuk write minimal.
IOPS dan Tipe VPS dari Provider
Biasanya ada dua kategori VPS berdasarkan storage:
VPS HDD
-
Lambat
-
Murah
-
IOPS rendah
-
Tidak cocok untuk website modern
VPS SSD
-
Lebih cepat
-
Bagus untuk website kecil–menengah
VPS NVMe
-
Paling cepat
-
Ideal untuk aplikasi modern
Jika ingin performa terbaik, pilih VPS yang menawarkan NVMe Enterprise dengan IOPS tinggi.
Mengapa Provider Jarang Menyebutkan IOPS?
Beberapa provider tidak mencantumkan spesifikasi IOPS karena:
-
IOPS rendah (tidak ingin pelanggan tahu)
-
Oversold (resource dibagi banyak user)
-
Menggunakan hardware lama
Provider premium biasanya mencantumkan karena menggunakan NVMe berkualitas tinggi.
Cara Memaksimalkan IOPS di VPS
-
Gunakan NVMe SSD
-
Pakai sistem file modern (ext4 atau xfs)
-
Optimasi database (indexing, caching)
-
Gunakan Redis / Memcached
-
Aktifkan caching WordPress
-
Hindari panel berat seperti cPanel jika RAM kecil
-
Gunakan LiteSpeed / OpenLiteSpeed
Dengan optimasi tepat, beban I/O berkurang dan performa meningkat.
FAQs
1. Apa itu IOPS di VPS?
IOPS adalah ukuran jumlah operasi baca/tulis storage server per detik.
2. Apa pengaruh IOPS ke website?
IOPS tinggi = website lebih cepat, stabil, dan responsif.
3. IOPS berhubungan dengan CPU?
Tidak langsung, tetapi keduanya saling melengkapi.
4. Mana yang paling penting: IOPS atau CPU?
Untuk website dan database, IOPS sering lebih berpengaruh.
5. Apakah NVMe selalu memberikan IOPS lebih tinggi?
Ya, NVMe jauh lebih cepat daripada SATA SSD dan HDD.
6. Apa IOPS yang baik untuk WordPress?
Minimal 20.000–30.000.
7. HDD bagus untuk VPS?
Tidak, kecuali untuk backup data besar.
8. Apakah IOPS mempengaruhi TTFB?
Sangat berpengaruh.
9. Bagaimana cara mengetahui IOPS VPS tanpa alat?
Lihat spesifikasi provider: jika NVMe, biasanya IOPS tinggi.
10. Bisakah IOPS ditingkatkan?
Bisa, dengan upgrade storage ke NVMe atau mengoptimasi aplikasi.
11. Kenapa server saya lambat padahal CPU belum penuh?
Biasanya karena IOPS rendah.
12. Apakah swap mempengaruhi IOPS?
Ya, swap meningkatkan aktivitas I/O dan dapat memperlambat VPS.
Kesimpulan
IOPS adalah salah satu faktor terpenting dalam performa VPS. Banyak masalah server yang terlihat seperti kekurangan CPU atau RAM sebenarnya disebabkan oleh IOPS rendah. Dengan memilih VPS yang menggunakan NVMe SSD dan memiliki IOPS tinggi, performa website, database, dan aplikasi akan meningkat signifikan.
Jika Anda menginginkan VPS cepat, stabil, dan responsif, pastikan Anda memperhatikan spesifikasi IOPS, bukan hanya CPU dan RAM.