Dalam dunia rekrutmen modern, sering kali kita mendengar keluhan dari dua sisi: job seeker yang merasa susah mendapatkan kerja, dan HR yang merasa sulit menemukan kandidat berkualitas.
Fenomena ini cukup membingungkan, karena secara logika harusnya supply (pencari kerja) dan demand (lowongan kerja) bisa bertemu dengan mudah. Namun kenyataannya, ada gap besar yang membuat proses rekrutmen menjadi tantangan.
Artikel ini akan membahas faktor penyebab kenapa HR sulit menemukan kandidat berkualitas meski banyak job seeker, disertai insight, case study nyata, dan tips solusi yang bisa diimplementasikan perusahaan.
Table of Contents
Tantangan HR dalam Merekrut Kandidat Berkualitas
HR bukan hanya mencari orang yang bisa mengisi kursi kosong. Mereka mencari orang yang tepat di posisi yang tepat. Berikut beberapa tantangan umum yang dialami:
-
Mismatch antara skill kandidat dan kebutuhan perusahaan
Banyak job seeker melamar tanpa memperhatikan syarat, sehingga HR kebanjiran CV yang tidak relevan. -
Kurangnya soft skill
Hard skill bisa dilatih, tapi banyak kandidat tidak memiliki soft skill seperti komunikasi, kepemimpinan, dan problem solving. -
Persaingan dengan perusahaan lain
Kandidat terbaik sering kali sudah direbut lebih dulu oleh kompetitor yang menawarkan benefit lebih menarik. -
Keterbatasan waktu HR
HR harus menyaring ratusan lamaran dengan sumber daya yang terbatas, sehingga bisa saja kandidat bagus terlewat.
Kenapa Banyak Job Seeker Tapi HR Tetap Sulit?
Ada beberapa alasan mengapa gap ini terus terjadi:
1. Kualitas Job Seeker Tidak Sesuai
Meski jumlah job seeker tinggi, tidak semuanya memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri. Misalnya, perusahaan mencari data analyst dengan skill Python, SQL, dan statistik, tapi banyak pelamar hanya punya pengalaman administrasi.
2. Kurangnya Pengalaman Kerja
Fresh graduate mendominasi jumlah job seeker. Namun, banyak perusahaan masih mengutamakan kandidat berpengalaman, sehingga HR kesulitan menemukan kandidat yang “siap pakai”.
3. Ekspektasi Kandidat Tidak Realistis
Banyak kandidat mengharapkan gaji tinggi tanpa menyesuaikan skill. HR akhirnya harus melakukan negosiasi panjang, atau bahkan kehilangan kandidat.
4. Kurangnya Branding Perusahaan
Job seeker sering lebih tertarik melamar ke perusahaan besar yang punya nama. Akibatnya, perusahaan menengah atau startup kesulitan menarik kandidat berkualitas.
Case Study: Startup Teknologi di Jakarta
Sebuah startup teknologi di Jakarta membuka lowongan Software Engineer dengan kualifikasi minimal 2 tahun pengalaman, menguasai React dan Node.js. Dalam waktu 2 minggu, mereka menerima lebih dari 400 lamaran.
Namun setelah disaring, hanya 15 kandidat yang benar-benar sesuai dengan kriteria. Dari 15 kandidat, 5 di antaranya menolak tawaran interview karena sudah diterima di perusahaan lain dengan gaji lebih tinggi. Akhirnya, hanya 2 kandidat yang berhasil lolos sampai tahap offering.
👉 Insight: Banyaknya jumlah lamaran tidak menjamin kualitas. HR harus memiliki strategi seleksi yang lebih efektif agar waktu tidak habis untuk menyaring kandidat yang tidak relevan.
Insight: Cara HR Mengatasi Kendala Rekrutmen
Berikut strategi yang bisa diterapkan HR agar lebih mudah menemukan kandidat berkualitas:
1. Gunakan Job Portal yang Tepat
Memasang lowongan di tempat yang tepat sangat penting. Misalnya, untuk posisi IT bisa dipasang di platform khusus teknologi, bukan hanya portal umum.
2. Perbaiki Deskripsi Pekerjaan
Job description yang jelas, detail, dan spesifik akan menyaring kandidat sejak awal. HR harus menuliskan tanggung jawab, skill wajib, dan benefit secara transparan.
3. Bangun Employer Branding
Perusahaan dengan reputasi baik akan lebih mudah menarik kandidat berkualitas. Branding bisa dibangun lewat media sosial, website karir, atau testimoni karyawan.
4. Gunakan Teknologi Rekrutmen
Software HR atau Applicant Tracking System (ATS) bisa membantu menyaring CV lebih cepat dan mengurangi human error.
5. Fokus pada Pengalaman Kandidat
HR perlu memperhatikan candidate experience, mulai dari proses melamar, interview, hingga onboarding. Semakin baik pengalaman kandidat, semakin besar peluang mereka menerima tawaran.
FAQ ?
1. Mengapa HR sering bilang kandidat tidak sesuai meski banyak pelamar?
Karena kualitas skill dan pengalaman tidak sesuai dengan kebutuhan yang spesifik dari perusahaan.
2. Apakah fresh graduate punya peluang?
Ya, asal mereka memiliki kemampuan teknis yang relevan, sertifikasi tambahan, atau pengalaman magang.
3. Bagaimana HR menilai soft skill kandidat?
Lewat interview berbasis perilaku (behavioral interview) atau studi kasus (case study test).
4. Apakah perusahaan kecil bisa menarik kandidat berkualitas?
Bisa, dengan menawarkan benefit non-finansial seperti fleksibilitas kerja, peluang belajar, atau budaya kerja yang sehat.
Kesimpulan
Fenomena banyak job seeker tapi HR tetap kesulitan mencari kandidat berkualitas terjadi karena adanya gap keterampilan, ekspektasi, dan branding perusahaan. HR perlu memperbaiki strategi rekrutmen dengan menggunakan teknologi, memperjelas job description, serta membangun employer branding yang kuat.
Di sisi lain, job seeker juga perlu meningkatkan skill sesuai kebutuhan industri agar bisa lebih kompetitif.
Pasang Iklan Lowongan Lebih Efektif
Mau lebih mudah menemukan kandidat berkualitas?
Coba pasang lowongan kerja di Rekrutmen ID – platform yang membantu HR menjangkau kandidat relevan lebih cepat.