Framework PHP telah menjadi salah satu pilar penting dalam dunia pengembangan web modern. Sejak awal 2000-an, framework membantu developer untuk mempercepat proses coding, membuat struktur aplikasi lebih rapi, serta menjaga standar yang konsisten. Dari sekian banyak framework PHP yang ada, CodeIgniter adalah salah satu nama besar yang sangat populer di Indonesia maupun global.
Meskipun saat ini sudah hadir framework yang lebih baru dan modern seperti CodeIgniter 4 maupun Laravel, masih banyak developer dan perusahaan yang bertahan menggunakan CodeIgniter 3 (CI3).
Hal ini menarik untuk dibahas, karena biasanya teknologi lama cepat tergantikan oleh yang baru. Namun, CI3 seolah memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya tetap hidup hingga sekarang.
Contents
- 1 Sejarah Singkat CodeIgniter 3
- 2 Alasan Mengapa CodeIgniter 3 Masih Dipakai
- 3 Perbandingan CodeIgniter 3, CodeIgniter 4, dan Laravel
- 4 Kelebihan CodeIgniter 3
- 5 Kekurangan CodeIgniter 3
- 6 Kapan Sebaiknya Masih Memakai CI3?
- 7 Kapan Sebaiknya Beralih ke CI4 atau Laravel?
- 8 Kenapa Developer Masih Setia dengan CI3?
- 9 Kesimpulan
Sejarah Singkat CodeIgniter 3
CodeIgniter pertama kali diperkenalkan oleh EllisLab pada tahun 2006 sebagai framework PHP dengan konsep MVC (Model-View-Controller). Tujuannya sederhana: menyediakan framework yang cepat, ringan, dan mudah dipelajari oleh siapa saja.
Setelah perjalanan panjang, CodeIgniter 3 resmi dirilis pada tahun 2015 sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya. Framework ini hadir dengan stabilitas lebih baik, dokumentasi lebih lengkap, serta dukungan PHP yang lebih luas. CI3 dengan cepat menjadi framework favorit di kalangan developer Indonesia karena sifatnya yang ringan dan bisa berjalan di server shared hosting yang murah, sesuatu yang sangat dibutuhkan di awal era pengembangan web di tanah air.
Namun, dunia teknologi berkembang cepat. Pada tahun 2020, rilis CodeIgniter 4 membawa arsitektur baru yang lebih modern dengan dukungan namespaces, composer, serta standar PSR-4. Di sisi lain, Laravel yang lahir pada 2011 semakin mendominasi pasar global karena ekosistem luas dan fiturnya yang lengkap. Lalu, mengapa masih banyak orang setia dengan CI3?
Alasan Mengapa CodeIgniter 3 Masih Dipakai
1. Stabilitas yang Teruji
Framework ini sudah digunakan lebih dari 8 tahun di berbagai proyek, mulai dari website sederhana hingga sistem internal pemerintahan dan perusahaan besar. Dengan catatan rekam jejak yang panjang, CI3 dianggap sangat stabil. Developer tidak perlu khawatir adanya perubahan besar pada struktur inti framework yang bisa merusak aplikasi.
2. Dokumentasi yang Mudah Dipahami
Salah satu daya tarik terbesar CI3 adalah dokumentasinya. Semua fitur dijelaskan secara singkat, jelas, dan mudah dipahami bahkan untuk pemula. Dibandingkan framework modern yang penuh istilah teknis, CI3 memberikan pengalaman belajar yang jauh lebih ramah. Banyak developer pertama kali mengenal konsep MVC melalui CodeIgniter 3.
3. Ringan dan Cepat
CI3 terkenal dengan performa yang ringan. Framework ini tidak membawa banyak library bawaan yang membebani server. Hasilnya, aplikasi berbasis CI3 bisa berjalan lancar di server dengan spesifikasi rendah, bahkan di shared hosting yang harganya murah.
4. Basis Pengguna Lama
Ada ribuan aplikasi dan website yang sudah dibangun dengan CI3. Untuk perusahaan atau instansi, migrasi penuh ke framework baru seperti CI4 atau Laravel bisa sangat mahal dan berisiko. Karena itu, mereka lebih memilih mempertahankan CI3, melakukan perawatan berkala, dan hanya menambahkan sedikit perbaikan jika diperlukan.
5. Mudah untuk Tim Kecil
CI3 tidak memerlukan banyak konfigurasi. Developer bisa langsung mulai coding hanya dengan menyalin file framework ke dalam project. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk tim kecil atau freelancer yang ingin mengerjakan proyek dengan cepat tanpa harus memahami konsep advanced seperti dependency injection, middleware, atau ORM yang ada di Laravel.
6. Komunitas dan Tutorial Masih Banyak
Hingga sekarang, forum, grup Facebook, dan video tutorial tentang CI3 masih sangat aktif. Banyak kursus online di Indonesia yang masih menggunakan CI3 sebagai bahan ajar dasar. Hal ini menunjukkan framework ini masih relevan bagi kalangan pemula.
Perbandingan CodeIgniter 3, CodeIgniter 4, dan Laravel
Untuk memahami posisi CI3, mari kita bandingkan dengan framework penerusnya dan pesaing terbesarnya:
Aspek | CodeIgniter 3 | CodeIgniter 4 | Laravel |
---|---|---|---|
Tahun Rilis | 2015 | 2020 | 2011 |
Arsitektur | MVC sederhana | MVC modern + namespaces, PSR-4 | MVC dengan banyak fitur tambahan |
Dukungan PHP | PHP 5.6 – 7.x | PHP 7.2 – terbaru | PHP 7.4 – terbaru |
Instalasi | Manual (copy-paste) | Composer (lebih modern) | Composer (wajib) |
Performa | Sangat ringan & cepat | Lebih berat dari CI3, tapi stabil | Lebih berat karena banyak fitur bawaan |
Kemudahan Belajar | Sangat mudah untuk pemula | Lebih kompleks daripada CI3 | Paling sulit, banyak konsep advanced |
Dokumentasi | Ringkas & jelas | Modern, detail, agak rumit | Sangat lengkap, tapi panjang |
Library & Ekosistem | Terbatas, banyak manual | Lebih modern, tapi ekosistem kecil | Sangat luas, ribuan package siap pakai |
Skala Proyek | Kecil – menengah | Menengah – besar | Menengah – enterprise |
Penggunaan di Industri | Banyak project lama | Mulai dipakai di project baru | Banyak dipakai di startup & perusahaan |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa CI3 unggul dalam kesederhanaan, kecepatan, dan kemudahan belajar. Namun, Laravel unggul dari sisi fitur, ekosistem, dan dukungan industri global. Sementara itu, CI4 mencoba menjembatani keduanya, dengan pendekatan modern namun tetap membawa semangat kesederhanaan dari CI3.
Kelebihan CodeIgniter 3
-
Mudah dipelajari: sangat cocok bagi pemula yang ingin memahami MVC.
-
Instalasi sederhana: cukup copy-paste file tanpa perlu composer.
-
Performa ringan: tidak membutuhkan server dengan resource besar.
-
Dokumentasi jelas: salah satu framework dengan dokumentasi paling mudah.
-
Stabil dan minim bug: jarang ada perubahan besar yang memengaruhi kompatibilitas.
Kekurangan CodeIgniter 3
-
Tidak modern: tidak mengikuti standar terbaru PHP seperti namespace.
-
Dukungan PHP terbatas: tidak optimal untuk versi PHP terbaru.
-
Minim fitur bawaan: developer sering harus membuat library sendiri.
-
Kurang cocok untuk aplikasi kompleks: jika aplikasi butuh fitur canggih (queue, event, dependency injection), CI3 akan terasa terbatas.
Kapan Sebaiknya Masih Memakai CI3?
-
Jika aplikasi yang dibuat berskala kecil hingga menengah.
-
Jika server terbatas dan tidak mendukung framework berat.
-
Jika project merupakan kelanjutan atau maintenance dari aplikasi lama.
-
Jika tim developer terdiri dari pemula yang butuh framework sederhana.
Kapan Sebaiknya Beralih ke CI4 atau Laravel?
-
Jika aplikasi yang dibuat berskala besar dan kompleks.
-
Jika butuh dukungan jangka panjang dengan standar modern PHP.
-
Jika ingin memanfaatkan library siap pakai dalam jumlah banyak.
-
Jika perusahaan membutuhkan aplikasi dengan skala enterprise.
Kenapa Developer Masih Setia dengan CI3?
Jawabannya sederhana: CI3 praktis, stabil, dan sesuai kebutuhan. Banyak developer merasa bahwa CI3 sudah cukup untuk menyelesaikan mayoritas proyek mereka. Migrasi ke framework lain memang memberi fitur baru, tapi juga membawa risiko besar.
Selain itu, CI3 memiliki nilai historis tersendiri. Bagi banyak developer Indonesia, CI3 adalah framework pertama yang mereka pelajari. Ada semacam ikatan emosional sekaligus rasa percaya diri karena sudah sangat mengenal framework ini luar dalam.
Kesimpulan
Walaupun CodeIgniter 4 hadir dengan arsitektur modern dan Laravel mendominasi pasar global, CodeIgniter 3 tetap bertahan berkat kesederhanaan, kecepatan, dokumentasi yang ramah, serta basis pengguna lama yang sangat besar.
Framework ini masih relevan, terutama untuk aplikasi kecil hingga menengah, atau bagi instansi yang tidak ingin mengeluarkan biaya besar untuk migrasi. Dengan kata lain, CI3 tetap hidup karena stabilitas dan kepraktisannya, sesuatu yang masih dibutuhkan banyak developer di Indonesia hingga sekarang.