Banyak orang bertanya: di era LinkedIn, portal lowongan kerja, dan aplikasi online yang semakin canggih, apakah job fair masih ada gunanya?
Jawabannya: masih relevan, tapi dengan peran yang berbeda.
Job fair bukan lagi satu-satunya pintu masuk ke dunia kerja, melainkan pelengkap yang punya nilai unik yang tidak tergantikan oleh platform digital.
Table of Contents
Perbandingan: Job Fair vs Platform Online
Kanal | Jangkauan | Biaya untuk Perusahaan | Kecepatan Proses | Kualitas Kecocokan | Kelebihan Utama |
---|---|---|---|---|---|
Job Fair Fisik | Lokal / regional | Sedang–tinggi (sewa booth, logistik) | Cepat (onsite screening) | Sedang, impresi personal membantu | Branding perusahaan, networking tatap muka |
Job Fair Virtual | Luas, lintas daerah | Lebih rendah dari fisik | Cepat (chat/video) | Sedang, butuh follow-up | Skalabilitas, akses tanpa batas lokasi |
LinkedIn / Job Portal | Global | Rendah–sedang (iklan, tools) | Variatif (bisa cepat via DM) | Tinggi, karena ada data skill | Sourcing kandidat pasif, analitik |
Referral Internal | Tertarget | Rendah | Sangat cepat | Sangat tinggi | Retensi tinggi, kualitas kandidat bagus |
Rekrutmen Kampus | Fokus fresh graduate | Rendah–sedang | Cepat | Cukup tinggi untuk entry-level | Hubungan baik dengan universitas |
Kenapa Job Fair Masih Relevan
-
Employer Branding
Perusahaan bisa menampilkan budaya kerja secara langsung. Kandidat juga bisa merasakan “vibe” perusahaan lebih jelas. -
Networking Cepat
Bertatap muka langsung membuka peluang percakapan spontan, yang kadang lebih berkesan dibandingkan hanya mengirim CV online. -
Wawancara On-the-Spot
Banyak perusahaan menggunakan job fair untuk screening awal. Kandidat bisa langsung diuji komunikasi, sikap, dan pengetahuan. -
Akses Talenta Lokal
Job fair diadakan di kampus atau kota tertentu sehingga cocok untuk mencari kandidat di area tertentu. -
Kesempatan untuk Kandidat yang Kurang Aktif di Online
Tidak semua pencari kerja aktif di LinkedIn. Job fair memberi ruang untuk mereka menunjukkan potensi.
Kenapa Platform Online Jadi Dominan
-
Cepat & praktis: kandidat bisa melamar kapan saja.
-
Targeting jelas: recruiter bisa mencari skill tertentu secara spesifik.
-
Efisiensi biaya: lebih murah dibanding menyewa booth job fair.
-
Sumber kandidat pasif: LinkedIn membuat recruiter bisa menghubungi kandidat yang tidak sedang melamar.
-
Data & analytics: perusahaan bisa melacak proses seleksi lebih rapi.
Pengalaman Nyata
-
Mahasiswa di Jogja: Mendapat kesempatan interview langsung di job fair kampus. Walau tidak langsung diterima, hubungan dengan HR berlanjut hingga akhirnya dapat offer.
-
Fresh graduate di Jakarta: Mendapat pekerjaan pertama lewat LinkedIn dalam waktu dua minggu karena profilnya ditemukan recruiter.
-
HR Startup Teknologi: Mengaku job fair lebih untuk branding dan pipeline. Untuk posisi senior, mereka selalu mengandalkan LinkedIn.
Sudut Pandang yang Berbeda
Pencari Kerja
-
Pro: Bisa tatap muka langsung dengan HR.
-
Kontra: Kompetisi tinggi, antre panjang, tidak semua perusahaan hire langsung.
Recruiter
-
Pro: Branding, ketemu banyak kandidat dalam waktu singkat.
-
Kontra: Banyak CV yang kurang relevan, follow-up butuh tenaga ekstra.
Penyelenggara
-
Pro: Menarik sponsor, relevan bagi kampus dan kota.
-
Kontra: Logistik rumit, biaya mahal jika tidak didukung sponsor.
Strategi Pintar: Gabungkan Keduanya
-
Sebelum Job Fair: cek daftar perusahaan, lalu follow recruiter di LinkedIn.
-
Saat Job Fair: siapkan elevator pitch singkat dan tunjukkan antusiasme.
-
Setelah Job Fair: follow-up lewat LinkedIn atau email.
-
Gunakan LinkedIn untuk Memperkuat: posting portofolio dan aktivitas profesional agar recruiter mudah menilai.
Risiko Job Fair
-
Tidak semua perusahaan melakukan rekrutmen langsung di lokasi.
-
Banyak kandidat datang hanya untuk “coba-coba” sehingga HR butuh waktu menyaring.
-
Job fair virtual bisa terasa kurang engaging bila platform kurang interaktif.
FAQ
Q: Apakah masih perlu datang ke job fair kalau sudah aktif di LinkedIn?
A: Perlu. Job fair memberi kesempatan untuk menunjukkan kesan personal yang tidak bisa ditampilkan lewat profil online.
Q: Mana yang lebih efektif, job fair fisik atau virtual?
A: Fisik unggul di interaksi tatap muka, virtual unggul di jangkauan dan efisiensi.
Q: Apakah job fair bisa langsung menghasilkan pekerjaan?
A: Kadang iya, tapi lebih sering jadi pintu awal networking dan screening.
Q: Kenapa banyak perusahaan tetap ikut job fair?
A: Untuk branding, membangun talent pool, dan menjaring kandidat fresh graduate.
Kesimpulan
-
Job fair masih relevan di era LinkedIn dan aplikasi online, tapi perannya lebih ke branding, networking, dan pipeline.
-
LinkedIn dan aplikasi online unggul dalam kecepatan, skala, dan targeting.
-
Strategi terbaik adalah menggabungkan keduanya: gunakan job fair untuk kesan personal dan LinkedIn untuk follow-up digital.