10 Kesalahan Umum Saat Memilih Kerja Part-Time

Update 24/08/25 · Read 5 menit

Kerja part-time memang terdengar menyenangkan—bisa menambah penghasilan, dapat pengalaman kerja, dan kadang bisa menambah skill baru.

Tapi kenyataannya, banyak mahasiswa atau pekerja muda yang terjebak dalam kesalahan saat memilih pekerjaan part-time. Akibatnya, pekerjaan yang seharusnya membantu malah bikin stres, kelelahan, atau bahkan nggak ada gunanya buat masa depan.

Berikut pengalaman dan insight tentang 10 kesalahan paling umum saat memilih kerja part-time, biar kamu bisa menghindarinya.


1. Memilih Hanya Karena Gaji Tinggi

Seringkali orang tergiur gaji besar tanpa memikirkan konsekuensi lain. Misalnya, ada mahasiswa yang ambil kerja part-time full shift di restoran mewah hanya karena gajinya lebih tinggi.

Masalahnya, jam kerja yang panjang bikin kuliah terbengkalai, tugas numpuk, dan ujian jadi kacau. Gaji besar nggak ada artinya kalau kamu gagal menyeimbangkan kuliah dan kerja.

Tips baru: Pilih pekerjaan yang seimbang antara jam kerja, pengalaman, dan gaji. Kadang gaji pas-pasan tapi jam fleksibel lebih menguntungkan untuk mahasiswa.


2. Tidak Memperhatikan Lokasi

Kerja part-time dekat kampus itu penting banget. Aku pernah ngobrol sama Andi, mahasiswa Teknik Informatika, yang awalnya kerja part-time di toko elektronik jauh dari rumah dan kampus. Waktu tempuh dua jam pulang-pergi!

Hasilnya, dia kelelahan, waktu belajar berkurang, dan akhirnya harus mengurangi shift kerja.

READ :  Kerja Part-Time di Digital Marketing untuk Pemula

Tips: Pilih yang dekat rumah atau kampus. Jika jauh, pastikan jam kerjanya fleksibel dan transportasi efisien.


3. Mengabaikan Jadwal Kuliah dan Deadline

Ini kesalahan klasik. Banyak mahasiswa ambil kerja part-time tanpa melihat jadwal kuliah. Saat ujian atau deadline tugas datang, mereka bingung dan stres.

Tips: Buat kalender mingguan. Tandai jam kuliah, shift kerja, dan deadline tugas. Kalau bentrok, komunikasikan ke atasan. Banyak atasan part-time yang pengertian, kok.


4. Memilih Pekerjaan yang Tidak Sesuai Minat atau Skill

Bekerja part-time itu kesempatan buat belajar skill baru atau mengasah minat. Tapi ada yang kerja di tempat yang nggak relevan sama sekali dengan jurusannya. Misalnya, mahasiswa desain kerja di gudang cuma karena ada lowongan.

Tips: Cari pekerjaan yang relevan dengan jurusan atau minat kamu. Kalau nggak, minimal pilih yang bikin skill lain berkembang, seperti komunikasi, teamwork, atau manajemen waktu.


5. Tidak Mengetahui Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bisa bikin pengalaman part-time menyenangkan atau malah menyiksa. Banyak yang baru masuk kerja dan kaget karena atasan atau rekan kerja nggak support, atau budaya kerja terlalu ketat.

Tips baru: Sebelum menerima pekerjaan, coba riset review perusahaan atau tanya teman yang pernah kerja di sana. Lingkungan positif sangat berpengaruh ke mood dan performa kerja.


6. Ambil Shift Terlalu Banyak

Kadang karena ingin cepat dapat uang, mahasiswa ambil shift berlebihan. Akibatnya, kelelahan, stress, dan performa kuliah menurun. Aku pernah dengar cerita dari Rina, mahasiswa DKV, yang awalnya ambil 5 shift seminggu. Hasilnya, IPK turun karena nggak sempat belajar.

Tips: Batasi kerja maksimal 3–4 shift seminggu. Sisakan waktu untuk kuliah, istirahat, dan hobi.

READ :  Kerja Part-Time untuk Pelajar SMA: Tips Aman dan Menguntungkan

7. Kurang Evaluasi Pengalaman Kerja

Pekerjaan part-time bukan sekadar uang, tapi juga pengalaman. Banyak yang kerja asal-asalan, nggak memikirkan skill atau portofolio masa depan.

Tips: Evaluasi setiap pekerjaan part-time:

  • Apakah pekerjaan ini melatih skill baru?

  • Bisa jadi pengalaman buat resume atau portofolio?
    Kalau jawabannya “tidak”, pertimbangkan untuk cari opsi lain.


8. Tidak Mengatur Prioritas

Kesalahan lain adalah nggak punya prioritas jelas antara kuliah dan kerja. Misalnya, ada yang rela lembur sampai tengah malam untuk shift kerja tapi deadline tugas kampus keteteran.

Tips: Kuliah tetap nomor satu. Shift kerja bisa fleksibel, tapi jangan sampai mengorbankan nilai akademik.


9. Tidak Memanfaatkan Teknologi

Di era digital, banyak tools yang bisa bantu mengatur kuliah dan kerja. Tapi sebagian mahasiswa masih nge-print jadwal atau catatan manual, yang rentan kelupaan.

Tips baru:

  • Pakai Google Calendar atau Notion untuk jadwal shift dan kuliah.

  • Gunakan Trello / Todoist untuk to-do list tugas kuliah dan kerja.

  • Apps tracking waktu seperti Clockify bisa bantu lihat produktivitasmu.


10. Tidak Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental

Ini paling fatal tapi sering diabaikan. Banyak mahasiswa part-time yang lembur sampai pagi, nggak tidur cukup, dan makan seadanya. Hasilnya gampang sakit, mood drop, dan performa kerja turun.

Tips:

  • Tidur cukup, minimal 6–7 jam sehari.

  • Makan teratur dan sehat.

  • Sisihkan waktu untuk olahraga ringan atau jalan santai.


Penutup

Memilih kerja part-time itu gampang-gampang susah. Kesalahan kecil bisa bikin pengalaman kerja jadi melelahkan, tapi dengan strategi tepat, kerja part-time justru bisa bikin kantong aman, skill bertambah, dan jaringan berkembang.

Kuncinya: pilih kerja yang sesuai minat, fleksibel, dekat, dan tetap prioritaskan kuliah. Jangan lupa evaluasi secara rutin dan jaga kesehatan. Kalau semua ini diperhatikan, kerja part-time bisa jadi pengalaman berharga yang bikin kamu siap menghadapi karier sesungguhnya.

READ :  Panduan Kerja Part-Time Online Tanpa Modal

FAQ: Kesalahan Umum Kerja Part-Time

1. Apa jam kerja ideal buat mahasiswa?
Sekitar 15–20 jam per minggu, atau 3–4 shift. Sesuaikan dengan jumlah SKS dan jadwal kuliah.

2. Apa boleh ambil gaji besar tapi jam kerja panjang?
Boleh, tapi pertimbangkan dampaknya ke kuliah. Gaji tinggi nggak sebanding kalau IPK turun.

3. Pekerjaan part-time apa yang bagus buat mahasiswa baru?
Freelance online (tulis, desain, social media), barista, tutor, kasir, event staff. Pilih yang fleksibel.

4. Bagaimana cara tahu lingkungan kerja nyaman atau nggak?
Cek review online, tanya teman atau senior, atau observasi saat interview. Lingkungan positif bikin kerja lebih menyenangkan.

5. Apa pengalaman kerja part-time penting untuk karier?
Sangat penting. Selain uang, pengalaman part-time bisa jadi skill, portofolio, dan networking yang berharga.

lowongan kerja