Lebih Mahal Mana: Pinjol, Gadai HP, atau Gesek Tunai Kartu Kredit?

Update 18/08/25 · read 4 menit

Pernah nggak sih, tiba-tiba butuh duit cepat? Entah buat bayar tagihan mendesak, biaya rumah sakit, atau sekadar menutup pengeluaran darurat.

Nah, biasanya ada tiga jalan pintas yang sering dilirik orang: pinjol (pinjaman online), gadai HP, atau gesek tunai kartu kredit (gestun). Pertanyaannya: mana yang sebenarnya paling mahal?

Yuk kita bahas santai tapi dalam, biar nggak keburu salah pilih.


Pinjol: gampang cair, tapi bunganya bisa bikin pusing

Pinjaman online populer banget karena prosesnya cepat: isi data, upload KTP, dana bisa cair dalam hitungan menit. Tapi ada harga yang mesti dibayar.

  • Bunga & biaya: pinjol legal umumnya maksimal 0,4% per hari (aturan OJK). Kalau pinjem Rp1 juta, bisa jadi harus bayar Rp1,120,000 – Rp1,150,000 dalam 30 hari. Kalau telat, denda bisa nambah.

  • Kelebihan: super cepat, gak perlu jaminan.

  • Kekurangan: bunga harian yang tinggi bikin gampang ngerasa kebebanan kalau sering pakai.

Pinjol cocoknya bener-bener buat darurat. Kalau buat gaya hidup? Bisa jadi jalan pintas ke lingkaran utang.


Gadai HP: uang cepat, tapi nilai jaminan kecil

Opsi lain: bawa HP ke pegadaian atau jasa gadai.

  • Skema: kamu titip HP sebagai jaminan, lalu dapat uang pinjaman.

  • Nilai gadai: biasanya cuma 50–70% dari harga pasar HP. HP harga 3 juta, mungkin cuma digadai Rp1,5–2 juta.

  • Bunga / biaya: di pegadaian resmi, bunga sekitar 1%–1,5% per bulan (cukup rendah dibanding pinjol). Tapi kalau gadai ke tempat nggak resmi, bunganya bisa liar.

  • Kelebihan: bunga relatif lebih rendah, ada barang jaminan.

  • Kekurangan: kehilangan akses ke HP sementara (kalau bener-bener ditahan), atau risiko barang dijual kalau telat bayar.

Gadai HP lebih “murah” dari pinjol, tapi ada biaya lain: ketidaknyamanan nggak bisa pakai HP sendiri.


Gesek Tunai Kartu Kredit: kelihatan praktis, tapi banyak jebakan

Gestun (gesek tunai) artinya menarik uang tunai dari limit kartu kredit via merchant atau pihak ketiga. Ini agak “abu-abu”, kadang nggak resmi.

  • Biaya resmi tarik tunai kartu kredit: bank biasanya kenakan 3%–5% dari jumlah tarik tunai + bunga harian (1,75%–2,5% per bulan, dihitung harian). Jadi lebih mahal daripada transaksi belanja biasa.

  • Gestun lewat pihak ketiga: biasanya kena fee tambahan 3%–7%. Jadi, pinjem Rp2 juta lewat gestun, bisa langsung kepotong Rp100–200 ribu.

  • Kelebihan: limit kartu kredit besar, uang cepat cair.

  • Kekurangan: bunga jalan sejak hari pertama, fee besar, dan kalau gestun via pihak ilegal bisa berisiko disalahgunakan.

Banyak yang gak sadar: tarik tunai kartu kredit itu lebih mahal daripada cicilan belanja pakai kartu.


Perbandingan Cepat

Metode Bunga/biaya utama Limit/Uang Cair Proses Risiko utama
Pinjol 0,1–0,4% per hari (legal) + biaya Rp500 ribu – Rp20 jt Super cepat (online) Utang berbunga tinggi, denda, data pribadi
Gadai HP 1–1,5% per bulan (pegadaian resmi) 50–70% harga HP Datang langsung Kehilangan HP kalau gagal tebus
Gesek Tunai CC Fee 3–7% + bunga 1,75–2,5% per bulan Sesuai limit kartu Cepat (merchant) Fee besar, bunga langsung jalan
READ :  Dampak Positif dan Negatif Menggunakan Pinjaman Online

Kisah nyata kecil

Bayu butuh uang Rp2 juta cepat buat bayar rumah sakit. Dia punya tiga pilihan:

  • Pinjol: dapat cair 5 menit, tapi harus balikin Rp2,3 juta dalam sebulan.

  • Gadai HP: HP-nya seharga Rp3 juta digadai, cair Rp1,8 juta, bunga Rp18 ribu/bulan. Tapi HP ilang sementara.

  • Gesek tunai CC: cair Rp2 juta, langsung kena fee Rp100 ribu + bunga jalan sejak hari pertama.

Kalau dilihat, gadai HP resmi jauh lebih murah dari sisi bunga. Tapi nggak semua orang rela kehilangan HP untuk sementara.


Ngukur “mahal” bukan cuma bunga

Banyak orang cuma bandingin angka bunga, padahal ada biaya tersembunyi lain:

  • Biaya psikologis: stres dikejar debt collector (pinjol ilegal) bisa bikin kesehatan mental drop.

  • Biaya sosial: rasa malu kalau barang disita (gadai).

  • Biaya peluang: uang dari gestun bisa bikin limit kartu kredit habis, jadi nggak bisa dipakai untuk kebutuhan penting lain.

Artinya, “mahal” itu nggak cuma soal rupiah, tapi juga soal ketenangan hidup.


FAQ?

1. Jadi, mana paling murah sebenarnya?
Secara hitungan bunga murni, gadai HP resmi (misalnya di pegadaian) biasanya paling murah. Pinjol legal bisa lebih mahal, sedangkan gestun cenderung paling mahal kalau dihitung fee + bunga.

2. Kenapa pinjol terasa paling gampang diakses?
Karena nggak butuh jaminan, semua online, cair kilat. Itulah yang bikin banyak orang terjebak meski bunganya tinggi.

READ :  Pinjaman Online untuk Modal Usaha, Apakah Menguntungkan?

3. Apakah gestun itu ilegal?
Tarik tunai kartu kredit resmi dari ATM bank itu legal. Tapi gestun via merchant abal-abal sering dianggap praktik ilegal/abu-abu, bisa berisiko buat pengguna dan merchant.

4. Kalau darurat, mana yang lebih aman?
Kalau ada opsi, gadai di lembaga resmi lebih aman. Kalau nggak ada pilihan, pinjol legal bisa jadi alternatif. Hindari gestun pihak ketiga karena rawan disalahgunakan.

5. Apakah lebih baik menyiapkan dana darurat daripada bergantung ke pinjaman?
Iya, jelas. Dengan dana darurat, kita nggak perlu pilih antara tiga opsi yang semuanya ada “biaya mahal”nya.


Kesimpulan:

Pilih yang paling sedikit ngerepotin hidup

  • Pinjol: cepat, tapi bunganya tinggi.
  • Gadai HP: bunga rendah, tapi kehilangan barang sementara.
  • Gesek tunai kartu kredit: fee + bunga besar, bisa dibilang paling mahal kalau dihitung total.

Kalau harus pilih, gadai HP di lembaga resmi biasanya lebih “murah” dari sisi bunga. Tapi solusi terbaik tetap: punya dana darurat, supaya nggak perlu bingung banding-bandingin opsi yang semuanya punya konsekuensi.