Studi Kasus: Profil Psikologis Pengguna Pinjol (Data Lapangan)

Published 13/08/25 · read 2 menit

Fenomena pinjaman online (pinjol) di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data OJK, pengguna pinjol resmi per Agustus 2025 mencapai lebih dari 40 juta akun aktif. Namun, angka tersebut tidak hanya berbicara soal kebutuhan dana, tapi juga tentang psikologi di balik perilaku meminjam.

Membedah profil psikologis pengguna pinjol berdasarkan wawancara lapangan, survei, dan analisis perilaku keuangan.


1. Metodologi Studi

  • Sumber data: Wawancara 50 pengguna pinjol di 6 kota dan 3 wilayah pedesaan.

  • Durasi survei: Januari – Agustus 2025

  • Variabel: Alasan meminjam, tenor, jumlah pinjaman, pola pembayaran, tingkat stres, dan pemahaman finansial.


2. Profil Psikologis Utama

A. The Survival Borrower – 45% Responden

Karakteristik:

  • Meminjam untuk kebutuhan pokok (makan, kesehatan, pendidikan anak).

  • Cenderung memilih tenor pendek demi menghindari bunga tinggi.

  • Tingkat stres tinggi karena takut gagal bayar.

READ :  Review Pengalaman Menggunakan Pinjol AdaKami (Nyata)

Analisis Psikologis:

  • Didominasi rasa terdesak (survival mode).

  • Rentan membuat keputusan tanpa mempertimbangkan alternatif lain.


B. The Opportunity Seeker – 25% Responden

Karakteristik:

  • Meminjam untuk modal usaha kecil seperti jualan online atau warung.

  • Melihat pinjol sebagai leverage untuk mempercepat pertumbuhan usaha.

  • Lebih bijak memilih tenor & bunga.

Analisis Psikologis:

  • Punya pola pikir investasi, tapi risiko gagal bayar tetap ada jika usaha tidak berjalan.


C. The Lifestyle Borrower – 20% Responden

Karakteristik:

  • Pinjaman dipakai untuk belanja gadget, traveling, atau gaya hidup.

  • Tidak menghitung rasio cicilan terhadap pendapatan.

  • Mudah tergoda promo “cair cepat”.

Analisis Psikologis:

  • Dipengaruhi FOMO (Fear of Missing Out).

  • Kurang memiliki literasi finansial.

READ :  Syarat dan Cara Pinjaman Online untuk Ibu Rumah Tangga

D. The Debt Cycler – 10% Responden

Karakteristik:

  • Meminjam untuk menutup pinjaman lama.

  • Masuk lingkaran “gali lubang, tutup lubang”.

  • Mengalami stres kronis & gangguan tidur.

Analisis Psikologis:

  • Terjebak dalam siklus utang karena minim perencanaan keuangan.


3. Temuan Penting

  • 85% pengguna tidak membaca syarat & ketentuan sebelum meminjam.

  • 60% tidak tahu besaran bunga efektif tahunan (APR).

  • 40% merasa cemas setiap menerima notifikasi cicilan.

  • Pengguna di pedesaan lebih percaya pada aplikasi yang punya fitur customer service via telepon dibanding hanya chat.


4. Rekomendasi

  • Edukasi finansial berbasis emosi: mengajarkan disiplin mengelola pengeluaran dan menghindari pembelian impulsif.

  • Simulasi pinjaman transparan: calon peminjam wajib melihat perhitungan cicilan & bunga sebelum menyetujui.

  • Pilih platform resmi OJK: contoh seperti AdaKami yang punya bunga jelas & tenor fleksibel.

READ :  Tips Lolos Verifikasi Pinjaman Online Mudah & Cepat

5. Kesimpulan

Perilaku meminjam di pinjol sangat dipengaruhi kondisi emosional, tingkat literasi finansial, dan tujuan penggunaan. Memahami profil psikologis ini membantu fintech, regulator, dan pengguna sendiri agar sistem pinjol menjadi lebih sehat dan bertanggung jawab.