Hasil Getah Karet menjadi Tulang Punggung Ekonomi Petani Karet Di Pulau Sumatera, Namun Saat ini Harga / Kg Terus turun sehingga tidak menguntungkan Bagi petani, sedangkan harga dunia masih relatif tinggi dan kebutuhan Ban hasil dari karet masih memiliki permintaan yang bagus.
Harga Getah Karet Saat Ini
Analis PSP Ahli Madya Dinas Perkebunan Sumsel Rudi Aprian mengakui harga karet di tingkat petani masih relatif murah berkisar Rp5.000 – Rp6.000 per kilogram.
Faktor Penyebab Harga Karet Turun
Harga karet TSR20 di pasar global dalam kurun waktu 10 tahun terakhir belum mampu bangkit, bahkan cenderung terus mengalami penurunan.
Pernah harga naik tertinggi di tahun 2010 dan 2011 petani karet bisa menjual hingga 25 ribu per kilogram. Jauh berbeda dengan kondisi sekarang.
Secara umum harga getah karet dipengaruhi oleh ekspor. Negara saat ini masih bergantung pada penjualan barang mentah setengah jadi.
Ada beberapa faktor yang mempersulit harga getah karet kembali naik, setidaknya ada 4 hal:
- Pertama, faktor permintaan dan ketersediaan pasokan. Jika pasokan melimpah sementara permintaan terbatas, maka bisa dipastikan harga akan mengalami penurunan.
- Kedua adalah kondisi ekonomi dunia. Ini bisa mempengaruhi, jika yang mengalami gangguan adalah negara konsumen utama karet,
- faktor yang ketiga adalah perang dagang. Jika yang melakukan perang dagang tersebut adalah negara konsumen utama karet alam, sudah pasti kondisi tersebut berdampak pada harga karet alam.
- Faktor yang keempat diyakini dikarenakan perjanjian dagang, baik itu perjanjian dagang di level WTO, FTA, AFTA, TPP mau pun yang lainnya.
NOTE: ini hanya faktor, penyabab minimal masih banyak penyabab lainya yang sampai saat ini tidak jelas, bahkan pemerintah belum mengambil tindakan guna menaikan harga karet di tingkat petani… dimana petani ingin tetap hidup bersama karet.
Nasib Petani getah karet
Jika harga karet dari petani Rp5000 maka banyak petani yang berganti profesi mencari kerja lainya seperti buruh di perusahaan sawit, atau yang sudah punya modal pohon karet ditebang diganti dengan Kelapa sawit dimana harga lebih menguntungkan setelah dipotong biaya opesional pertanian.
Ya… setidaknya bisa menjadi penghasilan utama sebagai petani kelapa sawit……….Umumnya petani karet beralih ke sektor sawit karena harga sawit dianggap relatif lebih stabil harganya. Penurunan buah sawit atau tandan buah segar (TBS) hanya ketika kelangkaan minyak goreng.
INGAT, Kesejahteraan petani karet hanya mendapatkan 5000-6.000 rupiah per kilonya. Bahkan petani karet sulit untuk makan karena berbanding dengan harga beras perkilo yang mencapai 10-12 ribu.
__sumber data: cnbcIndonesia, suarapetani.