Setiap perusahaan yang membangun sistem internal atau website bisnis pasti menghadapi pertanyaan klasik: “MySQL atau PostgreSQL?”
Pilihan database bukan sekadar soal teknis atau popularitas. Keputusan ini berdampak langsung pada:
- Performa aplikasi di jam sibuk
- Stabilitas transaksi dan laporan bisnis
- Biaya server & infrastruktur
- Maintenance tim IT
- Skalabilitas untuk 3–5 tahun ke depan
Artikel ini membahas perbandingan MySQL vs PostgreSQL dari perspektif bisnis dan operasional, bukan teori akademik semata.
Contents
1. Arsitektur dan Performa
a. MySQL
- Lebih ringan dan cepat untuk query read-heavy sederhana.
- Cocok untuk aplikasi web, dashboard, e-commerce kecil-menengah.
- Menang dalam query sederhana dan operasi CRUD standar.
Kelemahan:
- Join kompleks dan query analitik besar bisa lebih lambat.
- Indexing dan optimasi multi-kolom perlu perhatian ekstra.
- ACID compliance baik, tapi tergantung engine (InnoDB).
b. PostgreSQL
- Engine lebih canggih, mendukung query kompleks, JSON, array, dan GIS.
- Lebih stabil untuk transaksi multi-table atau laporan analitik besar.
- Optimizer lebih pintar → query kompleks lebih efisien.
Kelemahan:
- Lebih berat untuk query sederhana dibanding MySQL.
- Administrasi sedikit lebih kompleks untuk pemula.
Kesimpulan awal:
- MySQL → cepat untuk aplikasi CRUD standar, ringan & murah
- PostgreSQL → lebih stabil dan scalable untuk aplikasi kompleks
2. Indexing dan Optimasi Query
a. MySQL
- Index composite & full-text tersedia, tetapi optimasi query perlu manual.
- Join multi-tabel besar lebih sensitif terhadap desain indeks.
- Query laporan bisa lambat jika indexing tidak tepat → biaya VPS naik.
b. PostgreSQL
- Mendukung banyak jenis index: B-tree, GiST, GIN, BRIN, hash.
- Optimizer pintar → bisa memilih plan terbaik untuk query kompleks.
- Cocok untuk laporan multi-table, analitik, dan dashboard besar.
Contoh bisnis:
| Database | Query join 5 tabel | Query summary 500k row | Biaya VPS |
|---|---|---|---|
| MySQL | 8–12 detik | 20–25 detik | 2 vCPU / 4GB RAM |
| PostgreSQL | 3–5 detik | 5–7 detik | 2 vCPU / 4GB RAM |
→ PostgreSQL lebih cepat untuk query kompleks, sehingga hemat biaya server di jam sibuk.
3. Stabilitas Transaksi dan ACID Compliance
MySQL
- InnoDB: ACID compliant, transaksi aman
- Cocok untuk CRUD & e-commerce kecil
- Masalah muncul jika banyak transaksi paralel dan join kompleks
PostgreSQL
- ACID compliant secara default, lebih konsisten untuk transaksi multi-table
- Lebih stabil untuk ERP, multi-cabang, atau sistem internal besar
- Mendukung serializable isolation → mengurangi risiko data corrupt
Analisis bisnis: perusahaan retail multi-cabang lebih cocok pakai PostgreSQL untuk laporan multi-cabang dan audit transaksi.
4. Skalabilitas
MySQL
- Read scaling → gampang pakai replica
- Write scaling → lebih sulit, butuh sharding manual
- Cocok untuk aplikasi web yang traffic read-heavy
PostgreSQL
- Scaling read & write lebih fleksibel → logical replication, partitioning
- Cocok untuk data historis besar (≥1 juta row per tabel)
- Lebih hemat untuk jangka panjang → VPS tidak perlu upgrade terlalu cepat
5. Maintenance dan Tim IT
MySQL
- Tim IT lebih mudah adaptasi → banyak dokumentasi, komunitas besar
- Backup/restoration cepat
- Optimasi query perlu perhatian manual, sering audit indeks
PostgreSQL
- Administrasi lebih kompleks → membutuhkan engineer berpengalaman
- Backup/restoration lebih aman untuk data besar dan multi-table
- Optimasi query lebih efisien untuk dataset besar
6. Dampak Finansial
Misal perusahaan e-commerce multi-cabang:
- 3 cabang, 500k transaksi/bulan
- Dashboard harian + laporan bulanan + query analitik
| Parameter | MySQL | PostgreSQL |
|---|---|---|
| VPS | 4 vCPU / 8GB RAM | 2 vCPU / 4GB RAM |
| Maintenance engineer | 25 jam/bulan | 15 jam/bulan |
| Total biaya/bulan | ±Rp 6,25 juta | ±Rp 3,7 juta |
| Response query laporan | 20–25 detik | 5–7 detik |
Kesimpulan: PostgreSQL bisa menghemat ±Rp 2,5–3 juta/bulan untuk aplikasi multi-cabang dengan query kompleks.
7. Studi Kasus Nyata
Perusahaan: distributor retail nasional
- Awal pakai MySQL → laporan multi-cabang ±25 detik, VPS 4 vCPU / 8GB RAM
- Migrasi ke PostgreSQL → laporan <7 detik, VPS 2 vCPU / 4GB RAM
- Engineer fokus pada fitur baru, bukan perbaikan performa
Efek nyata:
- Hemat biaya server ±Rp 1,3 juta/bulan
- Downtime mikro hilang
- Produktivitas tim meningkat ±15%
8. Checklist Memilih Database untuk Perusahaan
- Volume data: MySQL untuk <1 juta row/tabel, PostgreSQL untuk >1 juta row
- Kompleksitas query: PostgreSQL lebih baik untuk join & laporan multi-table
- Skalabilitas jangka panjang: PostgreSQL lebih fleksibel
- Biaya server: MySQL ringan, PostgreSQL hemat VPS untuk query kompleks
- Tim IT: MySQL lebih mudah, PostgreSQL butuh engineer berpengalaman
- Audit & maintenance: PostgreSQL lebih stabil untuk data historis & transaksi multi-cabang
9. Kesimpulan
MySQL:
- Cocok untuk aplikasi web ringan, CRUD standar, dashboard sederhana
- Lebih mudah di-maintain
- Upgrade server lebih cepat dibutuhkan saat query kompleks
PostgreSQL:
- Cocok untuk ERP, multi-cabang, laporan analitik, data historis
- Query kompleks lebih cepat → VPS lebih hemat
- Lebih stabil untuk transaksi multi-table → risiko downtime lebih rendah
Intinya:
- Pilih database berdasarkan beban kerja dan jenis query
- PostgreSQL cenderung lebih efisien untuk bisnis skala menengah-ke-atas
- MySQL tetap relevan untuk aplikasi web ringan atau startup
