10 Alasan Kenapa Orang Memilih Pinjol (Pinjaman Online)

Update 10/09/25 · Read 5 menit

Pinjaman online atau pinjol semakin marak digunakan di Indonesia. Meski sering menuai pro dan kontra, faktanya jutaan orang masih memilih pinjol sebagai solusi keuangan.

Pada saat kondisi keuangan minus, penghasilan tidak menentu bahkan tidak cukup untuk kebutuhan sehari2 Pinjaman Online bisa menjadi solusi namun tetap harus menghitung & mengukur kemampuan bayar cicilan.

Secara umum alasan utama orang pinjol adalah karena ekonomi, keuangan sulit jika semua berlebih uang banyak ekonomi OK, tak mingkin tertarik dengan PINJOL, bahkan terpikirkan pun tidak.


Alasan Utama Orang Memilih Pinjol

Mulai dari kebutuhan mendesak, modal usaha kecil, hingga alasan praktis karena sulit akses bank.

1. Kondisi Darurat Tanpa Tabungan

Banyak masyarakat yang belum punya dana darurat. Saat anak sakit, motor mogok, atau ada kebutuhan sekolah mendesak, mereka tidak punya pilihan lain. Pinjol yang bisa cair dalam hitungan menit jadi solusi instan.

Contoh: Seorang ibu rumah tangga di Bekasi harus membayar biaya operasi anaknya. Karena BPJS tidak menanggung semua biaya, ia terpaksa meminjam Rp3 juta lewat pinjol agar bisa segera ditangani.


2. Sulit Akses ke Bank

Bank mensyaratkan slip gaji, rekening koran, hingga jaminan aset. Banyak pekerja sektor informal (ojek online, pedagang kecil, buruh harian) tidak memenuhi syarat ini. Pinjol hadir sebagai “jalan pintas” karena tidak memerlukan jaminan.

READ :  Regulasi Terbaru Pinjaman Online dari OJK 2025

3. Gaya Hidup Konsumtif & Keinginan Instan

Tidak sedikit orang pakai pinjol bukan untuk kebutuhan darurat, tapi untuk:

  • Membeli smartphone terbaru

  • Liburan singkat

  • Belanja online saat ada flash sale

  • Nongkrong atau gaya hidup sosial media

Contoh: Mahasiswa di Jakarta mengambil pinjol Rp1,5 juta untuk membeli HP baru karena ingin tampil trendi di kampus.


4. Tergoda Iklan & Promosi Pinjol

Pinjol sering menggunakan iklan agresif: “Cair dalam 5 menit!”, “Tanpa ribet!”, atau “Bunga rendah”. Iklan ini membuat banyak orang tergoda, terutama yang sedang tertekan secara finansial.


5. Mentalitas “Gali Lubang Tutup Lubang”

Ada yang sudah terlilit hutang, lalu mengambil pinjol lain untuk menutup pinjaman sebelumnya. Pola ini sering membuat orang semakin terjebak.

Contoh: Pedagang online mengambil 3 aplikasi pinjol berbeda. Awalnya untuk modal usaha, tapi akhirnya terjebak karena harus bayar cicilan di banyak tempat sekaligus.


6. Kebutuhan Modal Usaha Cepat

Sebagian orang justru menggunakan pinjol untuk hal produktif, misalnya membeli stok barang atau kebutuhan operasional usaha kecil. Walaupun bunganya tinggi, mereka merasa masih bisa ditutup dari keuntungan usaha.


7. Rasa Malu atau Enggan Pinjam ke Keluarga

Banyak orang merasa gengsi atau takut merepotkan keluarga/teman. Pinjol menjadi pilihan karena prosesnya lebih “privat” tanpa perlu orang lain tahu.


8. Psikologis: Solusi Cepat Mengurangi Stres

Saat dikejar kebutuhan, orang sering memilih solusi cepat meskipun tahu risikonya tinggi. Pinjol memberi rasa “lega” sesaat karena kebutuhan bisa langsung terpenuhi.

READ :  Risiko Telat Bayar Pinjol: Dampak, Pengalaman Pengguna + Solusi

9. Penghasilan Tidak Tetap

Banyak pekerja harian lepas, buruh proyek, hingga freelancer yang penghasilannya tidak menentu. Saat ada jeda pendapatan, pinjol dipakai untuk menutup kebutuhan bulanan.

10. Tidak Ada Alternatif Pinjaman Cepat Lain

Ketika tidak punya aset untuk digadai, tidak bisa pinjam ke koperasi, dan gengsi pinjam ke teman, pilihan terakhir yang dianggap praktis adalah pinjol.


Pengalaman Nyata Menggunakan Pinjol

✅ Pengalaman Positif

  • Adi (30 tahun, driver online):
    “Saya pernah kehabisan uang bensin saat nunggu order. Ambil pinjol Rp500 ribu, cair dalam 15 menit. Setelah seminggu, saya lunasi. Sangat membantu waktu itu.”

  • Dina (27 tahun, karyawan swasta):
    “Saya pakai pinjol resmi untuk tambahan modal jualan kue online. Cicilan bisa saya tutup dari hasil jualan, jadi nggak terasa berat.”

❌ Pengalaman Negatif

  • Maya (24 tahun, freelancer):
    “Saya dulu pinjam di pinjol ilegal karena butuh cepat. Awalnya cair, tapi bunganya luar biasa tinggi. Belum seminggu sudah ditagih kasar. Kapok banget!”

  • Budi (35 tahun, pedagang):
    “Saking gampangnya pinjol, saya jadi ketagihan. Ambil di beberapa aplikasi sekaligus. Akhirnya gali lubang tutup lubang dan bikin stres. Sekarang saya lagi restrukturisasi utang.”

👉 Dari pengalaman nyata ini terlihat bahwa pinjol bisa membantu jika digunakan bijak, tapi bisa jadi masalah besar kalau digunakan tanpa perhitungan.


Tips Aman

  1. Pilih pinjol legal → cek daftar resmi di website OJK.

  2. Pinjam sesuai kebutuhan, jangan lebih.

  3. Hitung kemampuan bayar sebelum mengajukan.

  4. Gunakan untuk hal produktif (modal usaha) bukan konsumsi berlebihan.

  5. Hindari pinjol ilegal meski menawarkan cair instan.

READ :  AdaKami vs Kredit Pintar: Mana Pinjol Terbaik?

FAQ

1. Apa bedanya pinjol legal dan ilegal?

  • Pinjol legal: Terdaftar di OJK, bunga maksimal 0,4% per hari, penagihan sesuai aturan.

  • Pinjol ilegal: Tidak diawasi OJK, bunga bisa tidak terbatas, penagihan kasar, bahkan sebar data pribadi.

2. Apakah pinjol cocok untuk kebutuhan sehari-hari?
Boleh saja, tapi sebaiknya hanya untuk keadaan darurat. Jangan gunakan pinjol untuk gaya hidup konsumtif.

3. Bagaimana kalau tidak bisa bayar cicilan?
Segera hubungi pihak pinjol resmi untuk restrukturisasi. Jangan kabur karena akan menambah bunga dan masuk blacklist SLIK OJK.

4. Apakah pinjol bisa meningkatkan skor kredit?
Ya, kalau digunakan di pinjol legal dan pembayaran lancar, data akan tercatat di OJK dan bisa membantu saat mengajukan pinjaman di bank.

5. Bagaimana cara cek pinjol legal OJK?
Kunjungi website resmi OJK.go.id atau unduh aplikasi OJK Checking di ponsel.


Kesimpulan

Alasan kenapa orang memilih pinjol sangat beragam: mulai dari proses cepat, kebutuhan mendesak, hingga akses yang lebih mudah dibanding bank. Namun, penggunaan pinjol tetap harus hati-hati.

Pilihlah pinjol legal, pinjam secukupnya, dan pastikan mampu melunasi agar tidak terjerat masalah keuangan.