Cari Kerja Susah vs HR Sulit Menemukan Kandidat, Dimana Masalahnya?

Cari Kerja Susah vs HR Sulit Menemukan Kandidat, Dimana Masalahnya?

Update 23/08/25 · Read 4 menit

Di era digital seperti sekarang, paradoks dunia kerja semakin nyata: banyak pencari kerja (job seeker) merasa sulit mendapatkan KERJA, sementara HR atau perekrut perusahaan mengaku kesulitan menemukan kandidat yang sesuai.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: dimana letak masalah sebenarnya? Mari kita telaah lebih dalam.


Fenomena “Cari Kerja Susah”

Banyak pencari kerja mengeluh bahwa melamar pekerjaan seperti “melempar batu ke laut” – berharap ada tanggapan, tapi sering hanya senyap.

Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

1. Kompetisi Tinggi

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (2023), setiap lowongan pekerjaan di Indonesia bisa diakses ribuan pelamar. Ini membuat kandidat yang sebenarnya kompeten sulit menonjol.

2. Kualifikasi Tidak Sesuai

Sering terjadi pencari kerja tidak memiliki skill yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Misalnya, banyak fresh graduate belum menguasai digital skills yang kini menjadi standar.

3. Kurangnya Pengetahuan tentang Proses Rekrutmen

Banyak pelamar masih menggunakan CV umum tanpa menyesuaikan dengan posisi. Padahal HR mencari kandidat yang relevan dan menunjukkan nilai tambah secara spesifik.

Case Study:

Dina, lulusan ekonomi 2022, mengaku melamar lebih dari 50 posisi tapi hanya mendapat satu panggilan interview. Setelah mengikuti kursus digital marketing dan menyesuaikan CV untuk tiap posisi, ia mendapatkan 5 panggilan interview dalam satu bulan. Ini menunjukkan adaptasi skill dan strategi melamar sangat menentukan peluang.


HR Sulit Menemukan Kandidat Tepat

Di sisi lain, HR menghadapi tantangan besar dalam mencari kandidat yang sesuai:

READ :  Pasang Iklan Lowongan Kerja Tayang di Google

1. Gap Skill

Perusahaan membutuhkan kandidat dengan kombinasi skill teknis dan soft skill. Namun, banyak kandidat yang hanya unggul di salah satu area.

2. Kandidat Tidak Terlihat

Banyak kandidat potensial tidak aktif di platform pencarian kerja, sehingga HR sulit menjangkau mereka. LinkedIn, Jobstreet, dan platform niche sering menjadi medan perang HR untuk menemukan “hidden talent”.

3. Proses Rekrutmen yang Panjang

Beberapa perusahaan memiliki prosedur seleksi berlapis, sehingga calon kandidat potensial bisa hilang karena menunggu terlalu lama.

Case Study:

PT Teknologi Nusantara (bukan nama sebenarnya) membutuhkan software engineer dengan pengalaman AI. Dari 200 pelamar, hanya 3 yang memenuhi kriteria teknis dan soft skill. HR akhirnya menggunakan headhunting dan platform digital untuk menjangkau kandidat pasif. Hasilnya, mereka menemukan kandidat tepat dalam 2 bulan.


Dimana Masalahnya?

Dari dua fenomena ini, terlihat bahwa masalah tidak sepenuhnya ada di pihak pencari kerja atau HR. Beberapa akar masalahnya meliputi:

  1. Mismatch Informasi
    Banyak pencari kerja tidak tahu persis kualifikasi yang dicari perusahaan, sedangkan HR tidak tahu dimana kandidat kompeten “bersembunyi”.

  2. Kurangnya Branding Perusahaan
    Kandidat cenderung tertarik pada perusahaan dengan reputasi dan transparansi yang jelas. Tanpa employer branding yang baik, HR sulit menarik kandidat berkualitas.

  3. Penggunaan Platform Rekrutmen yang Kurang Efektif
    HR yang hanya mengandalkan portal tertentu bisa kehilangan banyak kandidat potensial, sementara pelamar yang aktif di platform lain tidak terjangkau.

  4. Perubahan Skill Industri yang Cepat
    Kebutuhan industri berubah cepat, sementara pendidikan formal tidak selalu menyesuaikan. Ini menyebabkan gap skill yang semakin lebar.

READ :  5 Strategi Rekrutmen Efektif untuk Dapatkan Kandidat Tepat

Solusi untuk Pencari Kerja

  1. Upgrade Skill Secara Terus-Menerus
    Mengikuti kursus online, workshop, atau sertifikasi yang relevan dengan bidang industri.

  2. Optimalkan CV dan Profil Online
    Sesuaikan CV untuk tiap posisi dan aktif di platform profesional seperti LinkedIn.

  3. Bangun Personal Branding
    Membuat portofolio online, blog, atau membagikan insight terkait industri meningkatkan peluang dilirik HR.

  4. Gunakan Platform Pencarian Kerja yang Tepat
    Contoh: Rekrutmen ID menawarkan kemudahan posting CV dan melamar kerja sesuai kebutuhan industri.


Solusi untuk HR

  1. Perluas Jangkauan Rekrutmen
    Gunakan berbagai platform dan social media untuk menjangkau kandidat pasif.

  2. Fokus pada Employer Branding
    Transparansi, kultur perusahaan, dan benefit yang jelas akan menarik kandidat berkualitas.

  3. Sederhanakan Proses Seleksi
    Proses rekrutmen yang terlalu panjang membuat kandidat potensial hilang. Otomatisasi dan pre-screening bisa membantu.

  4. Bekerja Sama dengan Platform Rekrutmen Profesional
    Platform seperti Rekrutmen ID mempermudah HR menemukan kandidat sesuai skill, pengalaman, dan lokasi.


Insight Industri

  • Gap skill menjadi penyebab utama masalah rekrutmen, baik dari sisi pencari kerja maupun HR.

  • Perusahaan yang adaptif dengan digital recruitment tools memiliki tingkat kesuksesan menemukan kandidat lebih tinggi.

  • Pencari kerja yang proaktif dalam mengembangkan skill dan membangun personal branding lebih mudah ditempatkan di posisi yang sesuai.


FAQ

Q1: Kenapa saya melamar banyak lowongan tapi jarang dipanggil?
A1: Kemungkinan besar CV Anda tidak disesuaikan dengan posisi, atau skill yang dimiliki belum memenuhi standar perusahaan. Perbaiki CV, upgrade skill, dan gunakan platform yang tepat.

Q2: HR butuh berapa lama biasanya menemukan kandidat ideal?
A2: Tergantung posisi. Untuk posisi umum, bisa 2-4 minggu. Untuk posisi niche atau senior, bisa sampai 2-3 bulan.

READ :  Fakta Menarik Tentang Pasar Kerja 2025: Skill yang Paling Dicari HR

Q3: Apakah platform seperti Rekrutmen ID efektif untuk pencari kerja dan HR?
A3: Sangat efektif. Kandidat bisa melamar langsung ke banyak perusahaan, sedangkan HR bisa menemukan kandidat sesuai kriteria secara lebih cepat.


Kesimpulan

Masalah “cari kerja susah” dan “HR sulit menemukan kandidat” bukan sepihak. Keduanya terkait dengan gap informasi, skill mismatch, dan penggunaan platform yang kurang efektif. Solusinya ada pada adaptasi:

  • Pencari kerja: upgrade skill, optimalkan CV, dan bangun personal branding.

  • HR: perluas jangkauan, perkuat employer branding, dan gunakan platform rekrutmen profesional.

Untuk solusi praktis bagi HR maupun pencari kerja, gunakan Rekrutmen ID. Platform ini memudahkan posting lowongan gratis, mencari kandidat sesuai kriteria, dan meningkatkan peluang menemukan pekerjaan atau kandidat yang tepat.