Sekarang, CV saja tidak cukup. Banyak perusahaan ingin tahu bukti nyata dari kemampuan kandidat sebelum mereka diterima. Nah, di sinilah portofolio kerja berperan penting.
Portofolio adalah kumpulan karya, pengalaman, atau pencapaian yang bisa menunjukkan skill kamu. Bukan hanya untuk desainer atau fotografer, tapi hampir semua bidang kerja bisa punya portofolio.
Table of Contents
1. Tentukan Format Portofolio yang Tepat
Format portofolio bisa berbeda tergantung profesi:
-
Digital (Website/Link): Cocok untuk desainer, developer, penulis, content creator.
-
PDF/Slide: Cocok untuk presentasi cepat, mudah dibagikan lewat email.
-
Fisik (Print): Masih relevan untuk bidang tertentu, misalnya arsitektur atau seni rupa.
👉 Pastikan formatnya mudah diakses HRD dan sesuai kebutuhan pekerjaan.
2. Pilih Karya Terbaik, Bukan Terbanyak
Kesalahan umum: semua karya dimasukkan. Padahal HRD hanya butuh melihat kualitas, bukan kuantitas.
👉 Tips:
-
Pilih 5–10 karya terbaik.
-
Sesuaikan dengan posisi yang dilamar.
-
Sertakan hasil kerja terbaru agar relevan.
3. Ceritakan Proses, Bukan Hanya Hasil
Jangan cuma tampilkan hasil akhir. HRD suka melihat cara berpikir dan problem solving-mu.
Contoh:
-
Judul Project: Desain Website UMKM.
-
Tantangan: Klien ingin website simple tapi tetap profesional.
-
Solusi: Membuat desain minimalis dengan navigasi mudah.
-
Hasil: Traffic naik 200% dalam 3 bulan.
👉 Ini lebih meyakinkan dibanding hanya menunjukkan gambar website.
4. Sertakan Testimoni atau Data Nyata
Kalau ada, tambahkan testimoni dari klien, dosen pembimbing, atau atasan. Data juga bikin portofolio lebih kuat, misalnya:
-
“Artikel saya dibaca 50.000 kali dalam 1 minggu.”
-
“Aplikasi yang saya kembangkan digunakan oleh 10.000 user aktif.”
5. Buat Desain yang Rapi & Konsisten
Portofolio adalah representasi dirimu. Desain yang berantakan bisa bikin HRD malas baca.
-
Gunakan font profesional.
-
Tata layout konsisten.
-
Beri pembatas jelas antara project satu dan lainnya.
6. Update Secara Berkala
Portofolio bukan sekali buat lalu selesai. Selalu update dengan karya terbaru, terutama jika kualitas pekerjaanmu semakin meningkat.
FAQ Seputar Portofolio Kerja
1. Apakah fresh graduate bisa bikin portofolio?
Bisa banget. Masukkan hasil tugas kuliah, magang, lomba, atau project pribadi.
2. Kalau kerja di bidang non-kreatif, perlu portofolio juga?
Iya. Misalnya HRD bisa bikin portofolio berupa laporan rekrutmen, staf administrasi bisa tunjukkan contoh sistem pengarsipan, dsb.
3. Portofolio lebih baik online atau offline?
Lebih baik online (link/website) karena mudah diakses. Tapi tetap siapkan versi PDF jika HRD meminta.
4. Apakah portofolio harus berbayar (pakai domain, hosting)?
Tidak wajib. Bisa pakai platform gratis seperti Behance, Dribbble, GitHub, Medium, atau Google Drive.
Penutup
Portofolio kerja adalah senjata ampuh untuk meyakinkan HRD bahwa kamu bukan hanya punya teori, tapi juga bukti nyata. Ingat, buat portofolio bukan sekadar kumpulan karya, tapi juga cerita tentang siapa kamu dan bagaimana cara kerjamu.
👉 Lagi cari lowongan kerja yang sesuai dengan portofolio kamu? Coba cek di Rekrutmen ID dan temukan peluang karier terbaikmu!