Sistem Lama Berbasis jQuery yang Masih Profit — Antara Realitas Bisnis dan Idealitas Teknologi

Sistem Lama Berbasis jQuery yang Masih Profit — Antara Realitas Bisnis dan Idealitas Teknologi

Di tengah dominasi React, Vue, dan framework modern lainnya, banyak developer menganggap jQuery sebagai teknologi usang. Namun di balik opini teknis tersebut, terdapat realitas yang sering diabaikan: banyak sistem lama berbasis jQuery masih menghasilkan profit besar hingga hari ini.

Pertanyaannya bukan “apakah jQuery masih keren?”, melainkan:

“Apakah sistem ini masih menghasilkan uang, stabil, dan memenuhi kebutuhan bisnis?”

Artikel ini mengulas studi kasus nyata (berdasarkan pola umum di perusahaan besar dan menengah) tentang sistem berbasis jQuery yang:

  • Telah berjalan lebih dari 8–15 tahun
  • Menangani traffic tinggi
  • Menghasilkan revenue signifikan
  • Dipertahankan secara strategis, bukan karena malas

1. Gambaran Umum Sistem Legacy Berbasis jQuery

1.1 Profil Sistem

  • Usia sistem: 10–14 tahun
  • Stack utama:
    • PHP / .NET / Java
    • jQuery + AJAX
    • Server-rendered HTML
  • Fungsi utama:
    • E-commerce
    • Marketplace B2B
    • CMS media
    • Sistem internal perusahaan

1.2 Status Saat Ini

  • Masih aktif
  • Masih dikembangkan (incremental)
  • Revenue stabil atau meningkat
  • Tim kecil tapi solid

2. Studi Kasus 1: Website E-Commerce Mid–Large Scale

2.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan e-commerce regional dibangun sejak awal 2010-an menggunakan:

  • PHP + MySQL
  • jQuery AJAX untuk:
    • Keranjang belanja
    • Filter produk
    • Checkout step-by-step

2.2 Alasan Sistem Dipertahankan

  • Traffic: ±2 juta kunjungan/bulan
  • Conversion rate stabil
  • Tidak ada bottleneck performa signifikan
  • Biaya rewrite ke React diperkirakan > 1,5 miliar rupiah

2.3 Optimasi yang Dilakukan

  • Minifikasi jQuery
  • Endpoint AJAX di-cache
  • Migrasi sebagian ke Fetch API
  • UI enhancement tanpa rewrite total

2.4 Hasil Bisnis

  • ROI tinggi
  • Tidak ada downtime besar
  • Fokus bisnis tetap ke marketing & logistik

Insight penting:
👉 Stabilitas lebih bernilai daripada modernitas.


3. Studi Kasus 2: Media Online Nasional

3.1 Arsitektur Lama

  • CMS custom
  • jQuery digunakan untuk:
    • Infinite scroll
    • Lazy loading iklan
    • Interaksi komentar

3.2 Tantangan

  • Page view sangat tinggi
  • SEO kritikal
  • Time-to-first-byte harus cepat

3.3 Mengapa Tidak Migrasi ke SPA?

  • SPA memperberat SEO
  • Server-rendered + jQuery lebih cepat untuk konten
  • Tim editorial tidak butuh UI kompleks

3.4 Keputusan Strategis

  • jQuery tetap digunakan
  • Fokus pada:
    • CDN
    • Cache agresif
    • Optimasi AJAX

Hasil:
Pendapatan iklan tetap tinggi, bounce rate rendah.


4. Studi Kasus 3: Sistem Internal Enterprise

4.1 Sistem Apa Ini?

  • Dashboard keuangan
  • Sistem approval
  • Reporting internal

4.2 Stack

  • ASP.NET
  • jQuery UI
  • AJAX untuk form & laporan

4.3 Kenapa Tidak Diubah?

  • User terbatas (internal)
  • Tidak perlu UI modern
  • Rewrite tidak menghasilkan nilai bisnis langsung

4.4 Risiko yang Dikontrol

  • Security patch rutin
  • Isolasi jaringan
  • Audit akses

Kesimpulan internal:

“Jika tidak rusak dan tidak menghambat bisnis, jangan diperbaiki.”


5. Mengapa Sistem jQuery Lama Bisa Tetap Profit?

5.1 Value Bisnis > Teknologi

Bisnis tidak dibayar oleh:

  • Framework modern
  • Library terbaru

Bisnis dibayar oleh:

  • Conversion
  • Stabilitas
  • Kecepatan layanan

5.2 jQuery Sudah Sangat Mature

  • Bug jarang
  • Perilaku stabil
  • Dokumentasi melimpah

5.3 Biaya Migrasi Sangat Mahal

Rewrite bukan hanya:

  • Kode
  • Tapi juga:
    • QA
    • Training
    • Risiko bug
    • Downtime

5.4 Tim Sudah Sangat Terlatih

  • Developer tahu seluruh edge case
  • Debug cepat
  • Tidak ada learning curve besar

6. Technical Debt vs Business Debt

Banyak perusahaan besar menyadari:

  • Technical debt bisa diterima
  • Business debt tidak bisa

Jika rewrite:

  • Mengganggu revenue
  • Menghentikan pengembangan fitur bisnis

Maka rewrite ditunda.


7. Strategi Bertahan Sistem jQuery Agar Tetap Sehat

7.1 Isolasi Kode Lama

  • Pisahkan file legacy
  • Jangan campur dengan fitur baru

7.2 Modernisasi Bertahap

  • Fitur baru pakai Fetch / Vanilla JS
  • jQuery hanya untuk legacy

7.3 Refactor Tanpa Rewrite

  • Hapus duplikasi
  • Tambahkan test
  • Dokumentasikan alur

7.4 Security Hardening

  • Audit AJAX
  • Prepared statement
  • WAF
  • Rate limiting

8. Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari

❌ Rewrite total tanpa roadmap
❌ Memaksa React ke sistem server-rendered
❌ Mengubah UI yang sudah familiar user
❌ Mengabaikan biaya non-teknis


9. Kapan Sistem jQuery Lama HARUS Dimigrasi?

Migrasi wajib jika:

  • Security risk tinggi
  • Tidak bisa dikembangkan
  • Performa buruk
  • Tidak ada developer yang paham
  • Tidak kompatibel dengan bisnis baru

10. Framework Modern Tidak Selalu Lebih Untung

Fakta lapangan:

  • Banyak SPA mahal tapi gagal
  • Banyak sistem sederhana bertahan lama

Teknologi adalah alat, bukan tujuan.


11. Pelajaran Penting untuk CTO & Tech Lead

  1. Jangan migrasi karena tren
  2. Ukur dampak bisnis
  3. Prioritaskan stabilitas
  4. Modernisasi bertahap
  5. Lindungi sistem yang menghasilkan uang

12. Ide Baru: Legacy Profitability Index (LPI)

Konsep evaluasi sistem lama:

  • Revenue contribution
  • Cost maintenance
  • Risk level
  • Growth blocker

Jika LPI tinggi → pertahankan


Kesimpulan

Sistem lama berbasis jQuery tidak identik dengan sistem buruk.
Banyak di antaranya:

  • Stabil
  • Menghasilkan profit
  • Mudah dirawat
  • Sesuai kebutuhan bisnis

Dalam dunia nyata:

Yang penting bukan teknologi tercanggih, tapi teknologi yang menghasilkan uang dan minim risiko.

Migrasi bukan kewajiban moral developer, melainkan keputusan strategis bisnis.