Mulai tahun 2022, pemerintah resmi memberlakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk layanan pinjaman online (pinjol). Bagi sebagian orang, kebijakan ini terasa seperti beban tambahan yang bikin cicilan semakin berat.
Tapi, apa sebenarnya alasan PPN diberlakukan di pinjol, dan berapa besar dampaknya ke dompet peminjam?
1. Apa Itu PPN di Pinjol?
PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah pajak yang dikenakan pada setiap transaksi jasa atau barang.
Dalam konteks pinjol, PPN tidak dikenakan pada pokok pinjaman, tapi pada biaya layanan yang dibebankan oleh platform pinjol.
Contoh biaya layanan yang kena PPN:
-
Biaya administrasi
-
Biaya layanan platform
-
Biaya penagihan
2. Kenapa PPN Berlaku untuk Pinjol?
-
Aturan perpajakan baru: Layanan digital, termasuk pinjol, dianggap jasa kena pajak.
-
Peningkatan pendapatan negara: Pajak ini masuk kas negara untuk pembiayaan publik.
-
Keadilan pajak: Sama seperti jasa keuangan lainnya, pinjol juga wajib memungut pajak.
3. Berapa Besar PPN di Pinjol?
Tarif PPN saat ini adalah 11% dari biaya layanan.
Contoh:
-
Biaya layanan: Rp 200.000
-
PPN (11%): Rp 22.000
-
Total dibayar: Rp 222.000
4. Dampak PPN ke Peminjam
-
Cicilan jadi lebih mahal karena biaya layanan bertambah.
-
Total pengeluaran meningkat jika meminjam berulang kali.
-
Perlu perhitungan matang sebelum mengambil pinjaman.
5. Cara Mengantisipasi Beban PPN
-
Bandingkan biaya layanan antar pinjol legal.
-
Pilih pinjol yang menawarkan promo atau potongan biaya.
-
Gunakan pinjaman hanya untuk kebutuhan mendesak atau produktif.
Kesimpulan
PPN di pinjol bukan sekadar aturan pajak baru, tapi realita yang harus diperhitungkan sebelum meminjam. Memahami cara kerja dan perhitungannya bisa membantu Anda mengambil keputusan finansial yang lebih bijak.
💡 Rekomendasi Pinjol Legal dengan Biaya Transparan
Gunakan AdaKami, terdaftar resmi di OJK, biaya jelas, dan aman dari penipuan.
👉 Ajukan Pinjaman di Sini