SEOsatu – karena kadang yang bikin kamu gak dipanggil itu… bukan performa interview-nya, tapi kamu gak follow up dengan benar. (Biar Gak Tenggelam di Inbox HRD, Bro)
Jujur aja, bro…
Setelah interview, banyak dari kita yang nunggu-nunggu kabar tapi gak pernah datang.
Dari awal semangat banget, “Wah kayaknya cocok nih kerjanya!”
Seminggu lewat, dua minggu… sunyi. Gak ada kabar.
Padahal kamu bisa follow up, lho.
Tapi — hati-hati, follow up yang salah malah bikin HRD males.
Makanya, aku bakal tunjukin cara follow up ke HRD yang bener: sopan, efektif, dan tetap profesional.
Table of Contents
Kenapa Follow Up Itu Penting?
Sederhana:
HRD bisa lupa.
Mereka ngurus banyak kandidat, buka ratusan email, kadang namamu ketumpuk begitu aja.
Follow up itu bukan berarti kamu maksa. Tapi nunjukin:
-
Kamu serius & profesional
-
Kamu tertarik sama posisi itu
-
Kamu bisa komunikasi dengan sopan
Kalau caranya benar, justru kamu bakal stand out.
Kapan Waktu Terbaik untuk Follow Up?
⏱️ Idealnya: 3–5 hari kerja setelah interview.
Jangan buru-buru di hari yang sama, dan jangan juga nunggu 2 minggu sampai basi.
Kecuali HRD udah bilang, “Nanti kami kabari minggu depan ya,” maka tunggu dulu sampai minggu itu selesai.
Kalau lewat dari waktu yang dijanjikan dan belum ada kabar, saatnya follow up.
Format Email Follow Up yang Profesional
Biar gampang, ini dia template-nya:
Subjek Email:
Follow Up Interview – [Posisi yang Dilamar] – [Nama Kamu]
Isi Email:
Yth. [Nama HRD, kalau tahu],
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan interview untuk posisi [nama posisi] pada [tanggal interview].
Saya sangat tertarik dengan kesempatan ini, terlebih setelah mengetahui lebih banyak tentang [nama perusahaan] dan peran yang ditawarkan.
Saya ingin menanyakan apakah sudah ada perkembangan lebih lanjut terkait proses rekrutmen ini. Saya dengan senang hati siap untuk tahapan selanjutnya jika dibutuhkan.
Terima kasih atas waktunya.
Salam hormat,
[Nama kamu]
[No HP / LinkedIn jika perlu]
Sederhana, sopan, gak maksa.
Dan… pastikan kamu kirim di hari kerja, jam kerja (09.00–16.00 idealnya).
Contoh Real-Life:
Misalnya kamu habis interview posisi “Content Writer” di startup edukasi bernama EduStack tanggal 1 Agustus, dan sekarang udah tanggal 7 Agustus, belum ada kabar. Kirim email begini:
Subjek:
Follow Up Interview – Content Writer – Aditya Ramadhan
Isi:
Yth. Bapak/Ibu HRD EduStack,
Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan interview posisi Content Writer pada tanggal 1 Agustus lalu.
Setelah diskusi kemarin, saya semakin tertarik untuk bisa berkontribusi di tim EduStack, terutama di proyek-proyek konten edukatif yang sedang berjalan.
Dengan ini saya ingin menanyakan apakah sudah ada kabar terbaru terkait proses rekrutmen tersebut.
Saya siap untuk tahap selanjutnya dan berharap bisa bergabung dengan tim EduStack.
Terima kasih atas waktunya.
Salam hormat,
Aditya Ramadhan
0812-xxxx-xxxx
Tips Tambahan Biar Follow Up Kamu Lebih Berkesan
✅ Tulis nama posisi & tanggal interview — biar HRD langsung inget
✅ Singkat dan jelas – idealnya 3–5 paragraf, gak perlu panjang
✅ Jangan nanya “Udah ada hasil belum?” – lebih baik pakai “perkembangan lebih lanjut”
✅ Selalu sopan & profesional
✅ Cek ulang sebelum kirim – jangan sampai typo, bro!
Boleh Follow Up Lebih dari Sekali?
Boleh. Tapi… jangan setiap hari.
Kalau udah follow up pertama belum dibalas, tunggu 5–7 hari kerja. Baru kirim follow up kedua.
Kalau masih belum ada jawaban setelah 2–3 kali follow up, anggap aja belum rezeki.
Tapi setidaknya kamu udah nunjukin sikap profesional.
Penutup: Follow Up Itu Bukan Memaksa, Tapi Mengingatkan
Bro, follow up yang baik itu bisa jadi penentu kamu dapet kerja atau enggak.
Di mata HRD, kamu bukan sekadar kandidat pasif, tapi orang yang punya inisiatif dan komunikasi yang solid.