Interview Bahasa Inggris GAGAL, Sekarang Jadi Penerjemah!

Interview Bahasa Inggris GAGAL, Sekarang Jadi Penerjemah!

Update 05/08/25 · read 4 menit

SEOSatu – Jujur bro, ini salah satu momen paling malu dan nyesek dalam hidupku.

Waktu itu aku lagi ngincer kerjaan impian — posisi Social Media Officer di perusahaan startup internasional. Kantornya keren, timnya muda, dan yang paling penting: gajinya dua kali lipat dari tempatku kerja sebelumnya.

Semua proses awalnya lancar: apply online → tes online → HR call.
Lalu datanglah undangan interview final, bareng user langsung. Tapi ada satu catatan yang bikin jantungku deg-degan:

“Interview will be held in English.”

Aku panik.

“Kayaknya Bisa, Kok…” — Overconfident Level Dewa

Padahal waktu kuliah aku ambil kelas bahasa Inggris.
Nonton Netflix tanpa subtitle? Aman.
Nulis caption Instagram bahasa Inggris? Gampang.

Jadi aku mikir: “Ah, paling juga tanya-tanya standar. Bisa lah.”
Tanpa latihan, tanpa persiapan, aku berangkat dengan modal pede buta.

Interview-nya Dimulai… dan Dunia Langsung Hening

Pas video call dimulai, user-nya orang Singapura. Aksen British-nya kental banget.
Pertanyaan pertama:

“Can you tell me about your current responsibilities and how you align them with our brand’s tone of voice?”

Otakku nge-freeze.
Bibirku kaku.
Jantungku kayak lagi konser metal.

Yang keluar dari mulutku cuma:

“Uh… I do content. And also… planning. Yes. Planning schedule.”

Dia nunggu. Aku makin gugup.

Akhirnya, 15 menit interview itu jadi kayak 15 jam penyiksaan.
Bukan cuma grogi, tapi aku nggak bisa nyusun kalimat dengan bener, apalagi jawab dengan percaya diri.

“We Appreciate Your Time…” — Email Penolakan Paling Nyentil

Dua hari kemudian, email masuk:
“Unfortunately, we’ve decided to move forward with another candidate.”

Aku tahu, penyebabnya cuma satu:
kemampuan bahasa Inggris-ku nggak cukup buat posisi ini.

Sakit? Banget.
Tapi ternyata dari titik paling malu itulah, hidupku belok arah.


Dari Gagal Interview → Jadi Tukang Translate

Setelah gagal itu, aku janji ke diri sendiri:

“Gue bakal belajar bahasa Inggris sampe bisa jawab interview macam gitu dengan lancar!”

Tapi makin aku pelajari grammar, speaking, dan listening…
Aku malah jatuh cinta sama dunia bahasa Inggris.
Aku mulai ngulik bukan cuma buat ngomong, tapi juga nulis dan nerjemahin.

Aku iseng mulai nerjemahin artikel di Medium, ikut komunitas subtitling, sampai akhirnya buka jasa terjemahan kecil-kecilan.

Order Pertama dari Forum Facebook

Pelanggan pertamaku datang dari grup freelancer Indonesia di Facebook.
Ada yang minta nerjemahin 10 halaman skripsi dari Indonesia ke Inggris.

Fee-nya waktu itu cuma Rp75.000. Tapi perasaan senangnya: gak ternilai.
Dari situ, aku belajar cara bikin CV translator, daftar di platform freelance, dan ngulik tools kayak Grammarly, DeepL, Trados, dll.

Gak kerasa, 2 tahun kemudian, aku:

  • Nerjemahin dokumen legal dan akademik

  • Ngerjain subtitle film pendek

  • Bantuin orang buat proofreading essay beasiswa luar negeri

  • Bahkan sempat kerja bareng tim luar negeri (sebagai translator freelance)

Insight: Gagal Interview = Dapet Jalan Baru

Kalau dulu aku keterima kerja itu, mungkin aku gak pernah sadar bahwa aku suka banget sama bahasa Inggris dan dunia terjemahan.
Sekarang, aku bahkan bantuin orang lain yang takut interview bahasa Inggris.
Aku kasih tips, skrip jawaban, bahkan simulasi lewat Zoom.

Kadang, jalan kita dibelokin dulu, biar kita tahu arah yang lebih cocok.


Buat Kamu yang Pernah Gagal Interview Bahasa Inggris:

  1. Gagal itu bukan berarti bodoh. Kadang cuma belum terbiasa.

  2. Nggak ada kata terlambat buat belajar bahasa. Serius. Sekarang banyak banget resource gratis.

  3. Ngomong jelek itu proses. Bahkan native speaker juga sering salah.

  4. Dari malu bisa jadi ahli. Asal kamu konsisten upgrade skill, peluang akan datang lagi.


Sekarang, aku gak nyari kerja yang harus interview bahasa Inggris.
Tapi… aku bantu orang lain biar nggak gagal kayak aku dulu.
Dan anehnya, aku dibayar buat itu.

Gagal interview waktu itu ternyata bukan akhir — itu cuma pintu ke jalan yang lebih cocok buatku.
Dan siapa tahu, kamu juga lagi di titik belok itu.


Kalau kamu pengin belajar interview bahasa Inggris, atau cari template jawaban, aku punya eBook mini-nya juga, tinggal gas bro.
Atau mau diskusi pengalamanmu? Komentar aja. Kita sama-sama belajar

5 1 vote
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments