Tertipu Investasi Bodong, Sekarang Jadi Educator Finansial

Tertipu Investasi Bodong, Sekarang Jadi Educator Finansial

Published 05/08/25 · read 4 menit

SEOsatu – Waktu itu, aku cuma pengen “cuan cepat”. Liat temen update profit tiap minggu, ada yang tiba-tiba bisa beli motor cash, dan katanya semua itu dari investasi.

Katanya simple: “Taruh dana, tinggal tidur, duit muter sendiri.”
Dan aku pun tergoda.

Aku masukin uang ke platform investasi yang katanya legal.
Logo-nya keren, aplikasinya halus, testimoni banyak.
Tapi… itu semua cuma ilusi.
Dalam 3 bulan, uangku lenyap.

Dan dari kebodohan itu… aku malah ketemu jalan hidup baru: jadi financial educator.

Awalnya Cuma Penasaran… Terus Serakah

Platform itu tampilannya modern. Ada grafik naik-turun, ada fitur auto-profit, dan promonya sering seliweran di IG & TikTok.
Modusnya: “Investasi aman, diawasi badan hukum dari luar negeri.”
Aku sempat tanya,

“Ini diawasi OJK gak?”
Jawabannya licin:
“Nggak perlu, karena ini platform internasional. Justru lebih aman, bro.”

Dan bodohnya, aku percaya.
Pertama nyoba masuk Rp500 ribu. Minggu depannya profit Rp50 ribu langsung masuk saldo.
Aku ketagihan. Tambah jadi Rp2 juta.
Lalu Rp5 juta.
Sampai akhirnya: Rp17 juta.

Aku ngerasa jenius. Nggak perlu kerja keras, tapi saldo nambah terus.
Ngaku-ngaku investor padahal baru ngerti bedanya saham sama reksa dana dua minggu sebelumnya.

Sampai satu pagi… aku buka aplikasi, dan muncul tulisan:

“Platform under maintenance.”
Sorenya… web-nya hilang. Aplikasi error.
Grup Telegram tutup. Admin kabur.
Dan semua orang yang ada di grup panik.

Rasanya Kayak Dihantam Truk

Aku diem. Nggak bisa ngomong apa-apa.
Pengen marah ke orang yang ajak aku — tapi dia juga korban.
Pengen lapor ke polisi — tapi nggak tau harus mulai dari mana.
Pengen cerita ke keluarga — tapi malu.

Hari-hari setelah itu aku kayak zombie.
Nggak napsu makan.
Nggak bisa fokus kerja.
Yang terngiang cuma satu kalimat:
“Kok gue bisa sebodoh ini?”

Pelan-Pelan Bangkit Lewat Belajar

Satu hari aku nemu video YouTube yang bahas investasi bodong.
Pembicaranya tenang, logis, dan relatable.
Dia juga pernah ketipu. Tapi sekarang jadi edukator finansial.

Dari situ aku mikir:

“Kalau orang lain bisa bangkit dan bantu orang lain… kenapa aku nggak coba juga?”

Aku mulai belajar finansial dasar:

  • Baca buku The Psychology of Money

  • Dengerin podcast soal keuangan pribadi

  • Ikut kelas gratis dari OJK & komunitas literasi keuangan

  • Ngobrol sama temen yang kerja di bidang finance

Awalnya semua terasa berat. Banyak istilah asing.
Tapi semakin aku paham… semakin aku sadar:
Yang bikin aku rugi kemarin, bukan cuma karena platform bodong, tapi karena aku serakah dan nggak ngerti apa-apa.

Pelan-Pelan, Aku Mulai Edukasi Orang Lain

Pertama aku cuma nulis thread di Twitter:
“Pengalaman Ditipu Investasi Bodong, Jangan Sampai Kamu Kayak Aku.”
Ternyata viral. Banyak yang DM, banyak yang curhat, banyak yang juga pernah jadi korban.

Dari situ, aku mulai serius.

  • Bikin konten edukasi finansial buat pemula

  • Ngasih kelas gratis tiap bulan

  • Kolaborasi sama komunitas literasi uang

  • Bikin ebook mini “Kenali Ciri Investasi Bodong dalam 5 Menit”

Dan sekarang?
Aku nggak pernah lagi naruh duit di platform yang “aneh-aneh”.
Aku pegang prinsip:
“Kalau nggak paham, jangan sentuh.”

Uangnya nggak sebanyak dulu waktu FOMO dan ngejar cuan cepat.
Tapi hidupku jauh lebih tenang. Dan yang paling penting:
aku ngerasa punya misi.

Insight dari Luka Finansial

  1. Kalau hasilnya terlalu bagus buat jadi kenyataan — biasanya emang nggak nyata.
    Profit 20% per bulan? Dijamin? Itu bukan investasi, itu jebakan.

  2. Edukasi harus datang sebelum investasi.
    Bukan sebaliknya. Jangan belajar setelah rugi.

  3. Serakah itu musuh terbesar investor.
    Banyak orang bukan kalah karena bodoh, tapi karena rakus.

  4. Selalu cek legalitas.
    Cek ke OJK, SWI (Satgas Waspada Investasi), dan cari review jujur.
    Jangan cuma andalkan testimoni di TikTok.

  5. Gagal finansial bukan akhir.
    Tapi kalau kamu nggak belajar dari gagal itu, bisa jadi itu awal dari kegagalan yang lebih besar.

Penutup: Dari Korban Jadi Pengingat

Sekarang, setiap kali ada yang curhat mau invest ke skema “cuan cepat”, aku selalu bilang:

“Gue pernah ketipu. Jangan ulangi kebodohan yang sama.”
“Kalau mau kaya, bangun dulu ilmunya. Jangan modal mimpi doang.”

Aku bukan pakar keuangan. Aku cuma pernah salah jalan dan nggak mau orang lain ikut nyungsep.

Karena jujur aja, bro:
Duit bisa dicari, tapi rasa malu dan penyesalan bisa nempel bertahun-tahun.

Jadi kalau kamu pernah ketipu, jangan berhenti di situ.
Bangkit, belajar, dan ubah rasa sakit itu jadi pelindung buat orang lain.

Kadang… peran terbaik bukan jadi investor paling cuan,
tapi jadi tembok pengingat bagi orang-orang biar nggak jatuh ke lubang yang sama.

5 1 vote
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments