Gagal Jadi Konten Kreator, Sekarang Jadi Tim di Balik Layar

Gagal Jadi Konten Kreator, Sekarang Jadi Tim di Balik Layar

Update 05/08/25 · read 4 menit

SEOsatu – Dulu aku pernah yakin banget: “Aku bisa sukses dari konten.”

Liat Youtuber muda pamer silver play button, TikToker dapet endorse tiap hari, dan Instagram yang penuh kolaborasi — bikin aku ngerasa: gue juga bisa kayak mereka.

Aku mulai bikin konten. Pake HP seadanya. Edit di laptop pinjeman.
Bikin video, nulis caption, desain thumbnail, semuanya aku kerjain sendiri.
Sampai akhirnya aku sadar…

Mau jadi konten kreator itu nggak cuma soal niat dan semangat.

Awal Mula: Kejar Mimpi Jadi “Orang Depan Kamera”

Tahun 2020, pas pandemi, aku mulai iseng-iseng bikin konten.
Topiknya seputar kehidupan anak kost, tutorial sederhana, sampai daily vlog.

Waktu itu aku mikir:

“Banyak kok yang sukses dari konten sederhana. Yang penting konsisten.”

Tiga bulan pertama, cuma 27 views.
Komentar? Nggak ada. Like? Cuma dari akun fake yang aku bikin sendiri biar kelihatan rame.

Tapi aku tetap gas. Upload terus. Sampai akhirnya satu video FYP di TikTok.
View-nya 15 ribu. Aku ngerasa, “Yes! Akhirnya breakthrough juga.”

Tapi setelah itu?
Sepi lagi.
Nggak ada engagement. Brand nggak ngelirik. Algoritma kayak ngelupain aku.
Dan yang lebih berat: semangat mulai luntur.

Mulai Ngerasa Gagal

Satu hari aku scroll YouTube Studio dan lihat angka-angka statistik yang nyakitin:
Retention cuma 18%.
Komentar turun.
Watch time anjlok.

Padahal aku udah coba semua tips:

  • Ikut tren

  • Pakai keyword

  • Posting di jam prime time

  • Bikin hook 3 detik pertama

Tapi tetap nggak ngefek.

Di saat yang sama, temenku — yang bahkan cuma iseng bikin video lucu — tiba-tiba viral dan dapet tawaran iklan.
Rasanya? Campur aduk.
Iri, kecewa, bingung.

Aku mulai nanya ke diri sendiri:

“Apa aku nggak cocok jadi orang depan kamera?”
“Apa passion-ku cuma ilusi?”

Titik Balik: Dapet Tawaran Jadi Editor

Waktu itu, temenku yang udah cukup terkenal di TikTok minta tolong:

“Bro, bantuin dong edit video gue. Gue udah nggak sempet ngedit sendiri.”

Awalnya aku bantu iseng. Tapi ternyata dia suka hasilnya.
Dari situ aku mulai bantu dia rutin. Mulai kenal workflow konten profesional.
Tahu kapan harus pakai jump cut, kapan harus tambahin meme, kapan musik harus naik.

Lama-lama, aku nggak cuma jadi editor.
Tapi juga bantu scripting, bikin thumbnail, bahkan bantu nyari ide konten.

Dan dari situ aku sadar: Mungkin aku nggak cocok jadi bintang utama. Tapi aku bisa jadi dalang di balik layar.

Ternyata… Balik Layar Nggak Kalah Keren

Sekarang aku kerja bareng beberapa kreator.
Ada yang kontennya parenting, ada yang edukasi finansial, bahkan ada selebgram yang nggak pernah nunjukin siapa tim kreatifnya — padahal banyak ide di balik videonya datang dari brainstorming kami.

Penghasilanku? Jujur, lebih stabil daripada waktu ngejar views sendiri.
Kerjaanku fleksibel. Aku tetap bisa berekspresi, tetap kreatif, dan yang paling penting:
aku merasa berguna.

Dan yang bikin aku senyum tiap malam:
Video yang ditonton jutaan orang, aku ada di baliknya.

Insight yang Aku Dapat dari Gagal Jadi Kreator

  1. Nggak semua orang ditakdirkan jadi spotlight.
    Tapi bukan berarti kamu gagal. Kadang kamu lebih cocok jadi sutradara, bukan aktor. Dan itu nggak masalah.

  2. Industri kreator itu luas banget.
    Ada editor, scriptwriter, content strategist, thumbnail designer, tim lighting, tim riset. Satu konten yang viral, jarang banget dikerjain sendirian.

  3. Passion bisa berubah bentuk.
    Dulu aku pikir passion-ku cuma bisa diwujudkan kalau aku jadi “orang depan kamera.” Ternyata bisa juga lewat nulis, ngedit, atau bantu orang lain berkembang.

  4. Nggak viral bukan berarti nggak berbakat.
    Jangan ukur kemampuanmu cuma dari angka views dan likes. Kadang kamu jago, tapi belum ketemu format atau channel yang tepat.

  5. Gagal itu bukan jalan buntu, tapi belokan arah.
    Dan kalau kamu mau jujur ngeliat potensi dirimu, bisa jadi belokan itu lebih cocok buatmu daripada jalan lurus yang kamu paksakan.

Penutup: Kadang Bukan Tentang Terlihat, Tapi Tentang Berdampak

Aku pernah nangis ngeliat video-ku nggak naik.
Sekarang, aku bisa senyum puas liat video orang lain viral — karena aku tahu, aku bagian dari proses itu.

Kalau kamu sekarang lagi ngerasa stuck ngejar jadi konten kreator, coba tanya ke diri sendiri:

“Apa benar aku pengen jadi pusat perhatian? Atau aku sebenernya cuma pengen berkarya dan didengar?”

Karena kadang…
peran terbaik dalam hidup ini bukan jadi yang paling kelihatan, tapi jadi yang paling berpengaruh — meski dari balik layar.

5 1 vote
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments