Masih inget, waktu itu tanggal tua, saldo tinggal lima puluh ribuan, dan tagihan listrik udah kedip-kedip minta perhatian. Gaji belum turun, freelance lagi sepi, dan satu-satunya harapan: pinjol alias pinjaman online.
Gue udah denger banyak cerita soal pinjol, mulai dari yang katanya “langsung cair dalam 5 menit” sampai yang serem kayak “ditagih pake sebar data”. Tapi waktu itu, kebutuhan lebih besar dari rasa takut.
Gue pikir: “Selama gue pilih yang legal dan OJK, harusnya aman kan?”
Dan mulailah gue daftar. Tapi ternyata…
Satu per Satu, Penolakan Datang
Aplikasi pertama: ditolak.
Kedua: ditolak juga.
Ketiga? Sama aja.
Keempat? Gak ada kabar.
Kelima? “Maaf, pengajuan Anda tidak dapat kami proses saat ini.”
Gue bengong. Ini semua aplikasi legal dan terdaftar OJK, loh. Data udah lengkap, KTP jelas, selfie terang, bahkan slip gaji freelance udah gue edit rapi. Tapi semua nolak.
Waktu itu yang muncul di kepala cuma satu: “Apa karena gue nggak punya histori pinjaman sebelumnya?”
Atau bisa jadi, karena gue pernah iseng daftar 3 aplikasi pinjol tahun lalu tapi gak lanjut proses — itu masuk hitungan “gagal bayar” juga? Gue gak tau.
Yang jelas, 5 aplikasi legal nolak semua. Dan jujur aja, itu bikin stress.
Datang dari yang Gak Terduga
Waktu nyerah dan pasrah, gue iseng buka salah satu aplikasi e-commerce (ya, yang warnanya orange itu). Biasanya gue cuma pake buat beli barang, gak pernah nyadar kalau ternyata mereka punya fitur “pinjaman”.
Namanya beda-beda di tiap akun. Ada yang ditawarin “Dana Instan”, ada yang muncul “Cicil Sekarang”, ada juga “PayLater Plus”.
Waktu itu, gue klik karena mikir: “Paling juga cuma iklan.”
Ternyata… langsung di-approve.
Gue bahkan gak disuruh upload dokumen tambahan. Limit-nya memang gak gede, cuma Rp750 ribu, tapi buat gue yang udah ditolak lima aplikasi sebelumnya, itu rasanya kayak nemu oase di tengah gurun.
Kenapa Bisa Dapat dari Situ?
Setelah gue riset, ternyata sistem pinjaman di e-commerce itu pakai data perilaku pengguna. Jadi bukan sekadar lihat KTP atau slip gaji, tapi mereka pantau:
-
Seberapa sering kamu belanja?
-
Pernah telat bayar gak?
-
Akun kamu aktif atau cuma mati suri?
-
Pernah top up saldo atau enggak?
Karena gue sering pakai e-commerce itu buat beli kebutuhan harian dan selalu bayar tepat waktu, sistem mereka nganggep gue “pengguna baik”.
Padahal, di aplikasi pinjol legal yang lain, mungkin gue dianggap “tidak layak” karena histori kredit gue kosong.
Insight Penting Buat yang Sering Ditolak
Jadi dari pengalaman ini, gue belajar beberapa hal yang mungkin bisa jadi insight juga buat kamu:
1. Data “di luar” lebih berpengaruh dari yang kamu kira
Sekarang bukan cuma KTP dan slip gaji yang dilihat. Perilaku digital kamu — dari aplikasi yang sering dipake, cara bayar belanja online, sampai cara isi pulsa — itu bisa jadi pertimbangan kelayakan.
2. Gak semua penolakan karena kamu ‘gak layak’
Kadang kamu ditolak bukan karena jelek, tapi karena mereka nggak punya cukup data buat menilai. Sama kayak HRD gak nerima kamu bukan karena kamu bodoh, tapi karena CV-mu kosong.
3. Alternatif gak selalu lebih buruk
Gue pikir yang legal itu pasti bisa kasih pinjaman, dan yang dari e-commerce itu cuma embel-embel. Tapi ternyata, sistem di luar fintech murni malah lebih memahami kebutuhan gue.
Harusnya Sistem Penilaian Kredit Diubah Gak, Sih?
Kalau kita lihat ke belakang, sistem kredit zaman dulu cuma berdasarkan slip gaji, NPWP, dan surat-surat resmi. Tapi sekarang, gaya hidup orang berubah. Banyak yang kerja freelance, gak punya slip gaji tetap, tapi cashflow mereka sehat.
Mereka ini yang sering kali kejebak pinjol ilegal cuma karena aplikasi legal gak bisa menilai “kesehatan keuangan” mereka dengan akurat.
Pertanyaannya, harusnya gimana?
Apakah perlu ada sistem yang lebih inklusif buat pekerja informal dan freelance?
Atau sistem skor kredit bisa digabung dengan data dari e-commerce, e-wallet, dan platform lain?
Kalau kamu punya pengalaman yang mirip — sering ditolak tapi akhirnya cair dari tempat gak terduga — gue pengen denger juga. Yuk diskusi di kolom komentar.
Penutup
Pengalaman ditolak lima aplikasi pinjol ngajarin gue satu hal: jangan cuma andalin satu jalan. Kadang yang gak kamu duga justru bisa bantu, asal kamu ngerti gimana sistemnya jalan.
Oh ya, kalau kamu sering ditolak juga, saran gue:
-
Jaga histori digital kamu
-
Jangan asal daftar terlalu banyak aplikasi sekaligus
-
Dan… jangan nyerah.
Karena bisa aja, di saat kamu nyangka semua pintu ketutup, ada satu jendela kecil yang malah kebuka.