Pinjol Syariah: Beneran Aman atau Cuma Ganti Nama?

Published: 02 Agu 2025

Akhir-akhir ini makin banyak aplikasi pinjaman yang ngaku “syariah”.
Tampilannya adem, ada warna hijau, tulisan Arab, bahkan pakai istilah-istilah kayak murabahah, akad, dan ujrah.

Tapi yang jadi pertanyaan besar:
Apakah benar-benar syariah, atau cuma branding doang?
Atau lebih ekstrem: “Pinjol biasa, tapi dibungkus lafaz suci.”

Nah, tulisan ini bukan buat nyudutin satu pihak, tapi buat ngajak mikir.
Biar kita semua gak cuma lihat label, tapi paham isi dalamnya.


Apa Itu Pinjol Syariah? (Versi Teorinya Dulu)

Dalam konsep ekonomi Islam, riba (bunga) itu haram.
Jadi pinjaman dalam skema syariah gak boleh ada unsur:

  • Riba (tambahan dari utang),

  • Gharar (ketidakjelasan),

  • Maysir (judi atau spekulasi tinggi).

Makanya, pinjol syariah hadir dengan pendekatan beda:
Bukannya minjemin uang langsung, mereka ngaku jual barang ke kamu.
Misalnya:

“Kamu butuh HP harga 2 juta.
Kita beliin dulu, lalu kita jual ke kamu seharga 2,5 juta.
Kamu cicil selama 3 bulan.”

Jadi keuntungan mereka bukan bunga, tapi dari selisih harga jual.
Dan semua itu disepakati sejak awal, katanya.


Fakta di Lapangan: Beneran Syariah?

Di atas kertas sih rapi. Tapi pas kita turun ke dunia nyata…
Banyak yang bikin kening berkerut.

1. Enggak Jual Barang, Tapi Uangnya Tetep Masuk ke Rekening

Kamu klik pinjam, isi KTP, ACC, dan… tiba-tiba uang cair ke rekening.
Lah? Bukannya katanya jual barang? Barangnya mana?

Artinya?
Skema ini cuma kayak “pura-pura beli barang”, padahal intinya tetap:
kamu minjam uang dan bayar lebih.

Jadi mirip pinjol biasa, tapi kata “bunga” diganti jadi “margin keuntungan”.


2. Denda Telat Bayar Masih Ada

Padahal dalam syariah asli, gak boleh ada denda keterlambatan yang menguntungkan pemberi pinjaman.

Yang boleh?
Denda itu disumbangkan ke badan sosial.
Tapi kenyataannya?

Telat sehari, dapet WA, email, bahkan bisa kena penalti atau denda harian.
Kadang malah dicatat jadi penghasilan mereka. Ini udah keluar dari prinsip syariah.


3. Tanda Syariah Hanya di Label, Bukan Pengawasan

Beberapa aplikasi hanya kasih label “syariah” di judul, tapi gak jelas siapa Dewan Pengawas Syariah-nya.
Kalaupun ada, gak semua aktif ngontrol transaksi.

Harusnya, kalau beneran syariah, mereka diaudit terus-menerus.
Tapi banyak yang cuma comot istilah biar kelihatan aman dan beda.


Contoh Aplikasi yang Klaim Syariah (Tapi Harus Tetap Hati-hati)

Beberapa aplikasi pinjaman yang ngaku berbasis syariah antara lain:

  • Ammana – terdaftar OJK, berbasis P2P lending. Fokusnya ke pembiayaan UMKM.

  • Qazwa – mengusung konsep syariah dan menghindari riba. Bekerja sama dengan mitra yang jelas.

  • Alami Sharia – berbasis invoice financing untuk bisnis.

Catatan:
Sebagian besar platform di atas lebih ke pembiayaan usaha, bukan pinjaman konsumtif kayak buat beli HP atau bayar hutang.
Jadi kalau kamu nemu aplikasi “syariah” tapi fungsinya buat pinjam 500 ribu cepat cair, wajib curiga.


Kenapa Banyak Orang Tergiur?

Karena branding “syariah” itu menenangkan.
Buat banyak orang, ngutang itu dosa, tapi kalau syariah… jadi kayak lebih ringan.

Ditambah lagi:

  • Tanpa jaminan.

  • Proses cepat.

  • Tampilan aplikasinya soft dan adem.

Jadi seolah-olah kamu bisa “pinjam halal”, padahal belum tentu benar-benar bebas riba.


Tips Supaya Gak Tertipu ‘Label Syariah’

  1. Cek siapa pengawas syariahnya.
    Ada gak nama Dewan Syariah? Mereka dari MUI atau independen? Aktif gak?

  2. Baca skema transaksi.
    Kalau cuma cairin uang dan disuruh bayar lebih, itu pinjol biasa.
    Syariah asli bukan gitu.

  3. Lihat kemana dananya mengalir.
    Syariah biasanya ke UMKM atau kebutuhan produktif, bukan konsumtif instan.

  4. Cek OJK dan DSN MUI.
    Jangan asal percaya aplikasi. Harus terdaftar dan diawasi beneran, bukan cuma ngaku-ngaku.


Kesimpulan: Ganti Nama Belum Tentu Ganti Hati

Pinjol syariah itu bisa jadi solusi, asal beneran sesuai prinsip Islam.
Tapi banyak yang sekarang cuma bungkus doang—karena tau masyarakat makin sadar soal riba, jadi mereka ubah istilah aja biar kelihatan beda.

“Bunga jadi margin.”
“Denda jadi ujrah.”
“Pinjaman jadi akad murabahah.”

Kalau kamu gak hati-hati, bisa-bisa terjebak di skema yang sama aja kayak pinjol biasa, tapi berasa halal.

5 1 vote
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments