SEOsatu – Temukan kisah inspiratif produk yang dulunya gagal di pasaran, tapi kini jadi primadona. Pelajari strategi balik arah mereka yang bisa jadi inspirasi bisnis kamu.
Kegagalan bukan akhir dari segalanya. Dalam dunia bisnis, banyak produk yang awalnya dicap “gagal total” justru berubah menjadi produk legendaris setelah melakukan perbaikan, rebranding, atau karena perubahan tren pasar.
Table of Contents
- 1 1. Crocs: Dulu Diejek, Sekarang Dikejar Kolektor
- 2 2. TikTok (dulu Musical.ly): Dianggap Cringe, Kini Raksasa Global
- 3 3. iPad: “iPhone gede” yang Dianggap Gagal
- 4 4. Netflix: Dari Tukang Sewa DVD ke Raja Streaming
- 5 5. Toyota Kijang Dulu vs Kijang Innova Zenix
- 6 Pelajaran Berharga dari Produk yang Bangkit dari Gagal
- 7 FAQ (Pertanyaan Umum)
- 8 Kesimpulan
1. Crocs: Dulu Diejek, Sekarang Dikejar Kolektor
Awal Kegagalan:
Saat pertama kali diluncurkan di awal 2000-an, Crocs diejek karena tampilannya yang “jelek”, terlalu besar, dan seperti sepatu rumah sakit. Banyak yang mem-bully pengguna Crocs sebagai “tak punya selera”.
Titik Balik:
Crocs melakukan rebranding besar-besaran. Mereka:
-
Berkolaborasi dengan brand streetwear (Balenciaga, Post Malone)
-
Menargetkan pasar Gen Z dan hypebeast
-
Fokus pada kenyamanan, bukan fashion saja
Sekarang:
Crocs laku keras, jadi bagian dari tren ugly shoes dan dipakai selebritas. Bahkan rilisan edisi terbatas sold out dalam hitungan menit.
2. TikTok (dulu Musical.ly): Dianggap Cringe, Kini Raksasa Global
Awal Kegagalan:
Musical.ly, versi awal dari TikTok, sempat dianggap aplikasi “alay” tempat anak-anak lipsync dengan ekspresi lebay. Banyak yang menghapus aplikasi karena malu.
Titik Balik:
ByteDance membeli Musical.ly dan mengubahnya menjadi TikTok. Lalu:
-
Mengubah algoritma FYP jadi sangat personal
-
Mendukung semua jenis konten (edukasi, hiburan, daily life)
-
Di-backup influencer dan campaign viral
Sekarang:
TikTok jadi platform utama marketing digital. Bahkan Google menyatakan bahwa Gen Z lebih banyak mencari informasi di TikTok daripada di Google.
3. iPad: “iPhone gede” yang Dianggap Gagal
Awal Kegagalan:
Saat Apple merilis iPad pertama tahun 2010, banyak yang mengejeknya sebagai iPhone versi besar yang “tidak bisa nelepon”.
Titik Balik:
Apple perlahan-lahan:
-
Menambahkan Apple Pencil untuk kreator
-
Menjadikan iPad sebagai alternatif laptop dengan iPadOS
-
Mendukung multitasking dan keyboard case
Sekarang:
iPad digunakan oleh:
-
Desainer grafis
-
Pelajar dan guru
-
Bisnis presentasi ringan
iPad bahkan jadi lini produk tersendiri, bukan sekadar “produk tambahan”.
4. Netflix: Dari Tukang Sewa DVD ke Raja Streaming
Awal Kegagalan:
Netflix dulu adalah layanan sewa DVD via pos, dan sempat ditertawakan karena menyaingi raksasa rental Blockbuster.
Titik Balik:
Netflix berinovasi dengan:
-
Streaming film langsung dari web (2007)
-
Membuat konten orisinal seperti House of Cards
-
Menguasai data penonton untuk produksi konten
Sekarang:
Netflix adalah pionir layanan streaming, digunakan oleh lebih dari 270 juta pengguna global per 2025.
5. Toyota Kijang Dulu vs Kijang Innova Zenix
Awal Kegagalan:
Toyota Kijang awal (70-an) dikenal sebagai “mobil kotak” dan “kendaraan rakyat”. Murah, tapi tampilannya tidak mewah.
Titik Balik:
Toyota terus melakukan:
-
Desain ulang menyeluruh
-
Penambahan fitur premium
-
Elektrifikasi dengan versi hybrid
Sekarang:
Kijang Innova Zenix menjadi MPV hybrid terlaris di Indonesia, dengan waiting list hingga 3 bulan di beberapa dealer.
Pelajaran Berharga dari Produk yang Bangkit dari Gagal
-
Rebranding itu Penting
Mengganti citra bisa menyelamatkan produk dari persepsi buruk. -
Adaptasi ke Tren Konsumen
Perubahan selera pasar harus ditanggapi cepat. -
Kolaborasi itu Kunci
Crocs membuktikan bahwa kolaborasi dengan brand yang sudah keren bisa mengangkat citra. -
Gunakan Kegagalan Sebagai Data
Apa yang dianggap “gagal” bisa jadi insight untuk perbaikan yang lebih tajam.
FAQ (Pertanyaan Umum)
Q: Apakah semua produk bisa bangkit dari kegagalan?
Tidak semua. Namun produk yang terus berinovasi dan memahami pasar punya peluang lebih besar untuk bangkit.
Q: Berapa lama rata-rata waktu dari kegagalan hingga sukses?
Bervariasi. Bisa 2 tahun (TikTok) hingga 10 tahun lebih (Netflix, Toyota).
Q: Apakah kegagalan harus dihindari dalam bisnis?
Tidak. Kegagalan bisa jadi batu loncatan untuk inovasi yang lebih besar.
Kesimpulan
Setiap kegagalan menyimpan potensi untuk menjadi kisah sukses—asal kita bisa membaca arah pasar, mendengar feedback konsumen, dan berani mengubah strategi.
Produk seperti Crocs, TikTok, dan Netflix membuktikan bahwa gagal bukan berarti tamat, tapi bisa jadi awal cerita kemenangan.