Supat, Warga Wonosobo GAGAL Ternak burung Murai batu

Wonosobo, SEOsatu NewsKang Supat, salah seorang warga Timbang, Kecamatan Leksono, meraup untung jutaan rupiah per bulan dari hobinya memelihara burung berkicau murai batu di Wonosobo. Karena hobinya itu, Supat menggeluti usaha ternak burung berkicau.

Wes ra usah lanjut baca… saiki wonge wes GAGAL !

Murai Batu dikenal pecinta burung berkicau dengan harga yang cukup tinggi. Apalagi jika Indukan sudah pernah menjuarai Kontes Burung Berkicau, dipastikan harganya akan melambung tinggi.

“Awalnya cuma hobi, ketika melihat ada peluang yang menjanjikan di dunia Burung, saya mencoba berternak dengan membeli indukan 1 pasang murai batu yang berkualitas, sehingga hasilnya pun sangat memuaskan,” ujar Supat kepada Tim SEOsatu, Sabtu (30/mei/2020).

Ia menambahkan bisnis ternak murai baru telah dijalankan lebih dari 3 tahun dan sekarang memiliki 4 indukan burung murai batu yang siap produksi anakan.

Banyak pecinta Burung Berkicau yang datang ke desa Timbang, Leksono dan membeli burung hasil ternakannya. Bukan cuma dari wilayah seputar Wonosobo, namun ada juga yang dari luar kota.

“Pernah dapat pembeli dari luar Kabupaten Temanggung, Banjarnegara, Magelang burung sampai dipaketkan,” ungkapnya.

Selain karena hobi burung, faktor nilai ekonomi tergolong tinggi menjadikan ternak burung murai tu semakin menjanjikan, Dalam 2-3 bulan burung murai baru mampu menghasilkan anakan 6-10 anakan yang artinya penghasilan lebih 15 juta.

READ :  5 Jam Tangan fossil pria Keluaran Terbaik

Supat menjual Anakan Burung Berkicau hasil ternaknya yang berumur 3 bulan dengan harga Rp. 2 – 2,5 juta per ekor. Ada juga burung yang ia jual dengan harga puluhan jutaan rupiah.

“Tergantung kualitas burung di lapangan, karena hasil ternak di sini merupakan burung figther, khusus untuk kontes Burung Berkicau,” katanya.


Updated: January 13, 2024