Supat, Warga Wonosobo SUKSES Ternak Murai batu

Wonosobo, SEOsatu NewsKang Supat alias MOMO, salah seorang warga Timbang, Kecamatan Leksono, Wonosobo (JaTeng) meraup untung jutaan rupiah per bulan dari hobinya memelihara burung berkicau murai batu di Wonosobo. Karena hobinya itu, Supat menggeluti usaha ternak burung berkicau.

Burung Murai Batu Medan dikenal pecinta burung berkicau dengan harga yang cukup tinggi. Apalagi jika Indukan sudah pernah menjuarai Kontes Burung Berkicau, dipastikan harganya akan melambung tinggi.

“Awalnya cuma hobi, ketika melihat ada peluang yang menjanjikan di dunia Burung, saya mencoba berternak dengan membeli indukan 1 pasang murai batu yang berkualitas, sehingga hasilnya pun sangat memuaskan,” ujar Supat kepada Tim SEOsatu, Sabtu (10/juli/2024).

Ia menambahkan bisnis ternak murai baru telah dijalankan lebih dari 3 tahun dan sekarang memiliki 4 indukan burung murai batu yang siap produksi anakan.

Banyak pecinta Burung Berkicau yang datang ke desa Timbang, Leksono Wonosobo dan membeli burung hasil ternakannya. Bukan cuma dari wilayah seputar Wonosobo, namun ada juga yang dari luar kota.

“Pernah dapat pembeli dari luar Kabupaten Temanggung, Banjarnegara, Magelang burung sampai dipaketkan,” ungkapnya.

Selain karena hobi burung, faktor nilai ekonomi tergolong tinggi menjadikan ternak burung murai tu semakin menjanjikan, Dalam 2-3 bulan burung murai baru mampu menghasilkan anakan 6-10 anakan yang artinya penghasilan lebih 15 juta.

Supat menjual Anakan Burung Berkicau murai batu hasil ternaknya yang berumur 3 bulan dengan harga Rp. 1 – 2,5 juta per ekor. Ada juga burung yang ia jual dengan harga puluhan jutaan rupiah.

“Harga anakan murai medan tentu sangat tergantung kualitas burung indukan di lapangan, karena hasil ternak di sini merupakan burung figther juara gantangan, khusus untuk kontes Burung Berkicau,” katanya.

READ :  Harga Anakan Murai Batu Medan Trotol