Gimana Cara Menjawab DM “MAHAL AMAT”?

Published: 03 Agu 2025

Kalau kamu jualan online atau buka jasa freelance, cepat atau lambat pasti bakal dapet DM legendaris ini:
“Mahal amat.”
Kadang disertai emot kesel. Kadang cuma dua kata itu doang.
Dan yang paling ngeselin? Kadang datang dari orang yang gak pernah tanya detail, tapi langsung ngejudge harga.

Tenang bro. Ini bukan tentang marah-marah balik. Ini tentang ngatur brand kamu, harga diri kamu sebagai penjual/penyedia jasa, dan… strategi closing yang elegan. Kita bahas tuntas ya.


1. Kenapa “Mahal Amat” Sering Muncul?

Sebelum reaktif, kita mesti ngerti dulu asal-usulnya:

  • Orang belum paham value-nya → Mereka cuma lihat angka, belum ngerti manfaatnya.

  • Belum ada pembanding → Mereka bandingin kamu sama yang “katanya” murah, padahal gak apple to apple.

  • Refleks pengen nawar → Ini budaya, bukan penghinaan. Kita tinggal “kelola”.


2. Respon Paling Aman Tapi Tetap Berkelas

Kalimat ini bisa kamu pakai sebagai auto-reply atau jawaban manual:

“Terima kasih sudah tertarik! Harga kami memang bukan yang termurah, tapi disesuaikan dengan kualitas dan hasil yang bisa kamu dapat. Kalau kamu pengin tahu rinciannya, aku siap jelaskan 😊”

Kenapa ini efektif?

  • Nunjukin kamu tetap ramah

  • Gak menjatuhkan harga sendiri

  • Buka jalan buat komunikasi lebih lanjut


3. Kalau Emosi Kamu Gak Stabil, Jangan Langsung Balas

Ini penting bro. Kadang emosi pengen langsung jawab:

“Ya kalau gak mampu beli, gak usah komen!”

Tapi itu cuma nyakitin kamu sendiri.
Sabar 2 menit, tarik nafas, baru jawab pakai template kayak ini:

“Boleh aku tahu kamu butuhnya yang seperti apa? Mungkin aku bisa bantu dengan solusi yang pas.”

Kalau dia gak balas lagi? Ya udah. Itu bukan calon pelanggan kamu. Fokus ke yang serius.


4. Bikin Variasi Jawaban Berdasarkan Tipe Konsumen

Tipe Konsumen Jawaban yang Bisa Kamu Pakai
Penasaran tapi sinis “Thank you udah mampir. Boleh aku tunjukin hasil yang udah pernah aku kerjain biar kamu bisa nilai sendiri?”
Beneran gak punya budget “Gak apa-apa kok. Kalau ada produk/jasa versi hemat yang cocok, aku infoin ya. Siapa tahu berjodoh lain waktu.”
Cuma mau mancing emosi Jangan dibales. Diamkan. Block kalau perlu.

5. Cara Edukasi Tanpa Terlihat Nguliahi

Kadang kita pengin bilang:

“Ini loh… kenapa harganya segitu… capek tau bikin beginian…”

Tapi lebih enak dibungkus soft kayak gini:

“Aku ngerti banget kok, kelihatan mahal ya. Tapi di baliknya, aku bikin dengan sistem yang udah teruji, jadi gak cuma cepat tapi juga bisa bantu kamu capai hasil yang kamu mau.”

Atau:

“Daripada beli yang murah tapi harus ulang-ulang dan kecewa, mending investasi sekali buat hasil yang aman dan maksimal.”


6. Boleh Gak Nurunin Harga?

Jawabannya: boleh, kalau kamu punya strategi.
Misal:

  • Nurunin harga, tapi kurangi fitur

  • Tetap harga segitu, tapi kasih bonus kecil

  • Atur sistem DP, cicilan, atau batch

Contoh jawaban:

“Budget kamu berapa ya, biar aku bantu pilihin paket yang paling pas. Atau mau coba versi basic-nya dulu?”


7. Bikin Template Auto-Reply: Hemat Emosi, Tetap Profesional

Contoh yang bisa kamu copy:

“Terima kasih udah mampir! Harganya memang dibuat menyesuaikan value dan effort-nya, jadi hasilnya bisa maksimal. Tapi tenang, aku juga sediain beberapa opsi alternatif. Mau aku kirimin?”


Penutup:

Bro, “mahal amat” itu bukan musuh. Itu peluang buat kamu edukasi sambil branding, bukan debat. Yang penting, jangan minder, jangan baper, dan jangan obral harga.

Orang yang bisa bayar, akan bayar. Tapi dia harus ngerti dulu, kenapa harus bayar kamu.
Dan tugas kamu? Tunjukin kenapa kamu worth it.

0 0 votes
Article Rating
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments