Cocok banget buat lo yang baru mulai freelance atau ngerasa “ah portofolio gue biasa aja, mana laku?” Nah, baca sampai habis ya!
Buat kamu yang baru masuk dunia freelance, pasti sempat ngerasa minder soal portofolio. Kayak, “Saya belum pernah ngerjain project besar, gimana bisa dapet klien?”
Padahal kenyataannya, portofolio itu gak harus keren, yang penting relevan dan komunikatif. Bahkan portofolio receh, kalau ditulis dengan gaya yang bener, bisa terlihat meyakinkan.
Gue pernah nyoba sendiri, dan hasilnya? Dapet klien luar negeri cuma dari nulis pengalaman bantuin teman.
Jadi, gimana cara bikin portofolio yang kesannya “biasa aja” tapi tetap menarik? Nih, saya kasih bocorannya.
Table of Contents
1. Jangan Takut Nulis yang Keliatannya Gak Penting
Banyak yang mikir, portofolio itu harus hasil dari kerjaan gede. Padahal, hal-hal kayak:
-
Pernah bantuin temen bikin desain feed Instagram
-
Nulis caption jualan buat UMKM tetangga
-
Editin video reels adik buat kontes sekolah
…itu bisa banget dijadikan portofolio. Asal kamu tahu cara menulisnya.
Contoh:
Salah:
“Pernah bantu temen bikin desain.”
Lebih tepat:
“Membantu menyusun visual branding dan desain konten untuk akun Instagram UMKM (@warungkopi.kelapa). Fokus ke tone warna coklat dan nuansa klasik sesuai target market.”
Nulisnya gak cuma “pernah ngerjain apa”, tapi kamu jelaskan konteks, hasil, dan pendekatan kamu.
2. Tulis Prosesnya, Bukan Cuma Hasilnya
Yang dicari klien bukan cuma hasil akhir, tapi cara kamu mikir dan kerja.
Misalnya kamu pernah bantu edit video promosi usaha teman. Kamu bisa tulis kayak gini:
“Mengedit video promosi berdurasi 1 menit untuk usaha minuman lokal (BobaLoka). Fokus utama adalah storytelling singkat dan menyesuaikan tone video dengan target audiens Gen Z. Software yang digunakan: CapCut dan Canva.”
Ini contoh receh tapi tetap informatif. Bahkan kalau hasilnya sederhana, proses kamu menunjukkan bahwa kamu ngerti apa yang kamu kerjakan.
3. Pakai Bahasa yang Meyakinkan Tapi Gak Sombong
Kunci dari portofolio yang menjual adalah percaya diri, bukan overclaim. Hindari kata-kata kayak “saya hanya bantu-bantu” atau “nggak terlalu bagus sih…”.
Ganti dengan kalimat yang tetap rendah hati tapi percaya diri:
✅ “Saya berkontribusi di bagian desain.”
❌ “Saya cuma bantu doang, nggak terlalu penting.”
✅ “Saya fokus ke tone warna dan konsistensi layout.”
❌ “Saya asal aja sih ngerjainnya.”
Kamu gak perlu bohong atau melebih-lebihkan. Tapi kamu harus kasih kesan bahwa kamu peduli dengan kualitas kerja kamu, sekecil apapun itu.
4. Tampilkan Bukti Visual atau Teks, Jangan Cuma Cerita
Portofolio receh tetap butuh bukti. Misalnya:
-
Screenshot hasil desain
-
Link ke akun IG yang pernah kamu kelola
-
File PDF copywriting brosur buatan kamu
-
Testimoni singkat dari orang yang kamu bantu
Kalau kamu belum punya dokumen resmi, minta aja testimoni via WA, lalu screenshot. Itu udah cukup bikin klien percaya kamu beneran pernah ngerjainnya.
5. Bikin Portofolio Online Sederhana
Kamu gak butuh website keren dulu. Buat awal, kamu bisa pakai:
-
Google Drive (folder public berisi PDF & gambar)
-
Notion (buat daftar project dan link preview)
-
Canva (template presentasi portofolio gratis)
Yang penting adalah tampilannya rapi dan gampang diakses.
Kalau kamu belum punya desain atau project “nyata”, kamu bisa juga bikin project dummy atau simulasi. Misalnya:
“Project fiksi: Campaign konten Instagram untuk brand skincare lokal fiktif. Fokus pada tone pastel dan audiens perempuan usia 20–30 tahun.”
Ini sah-sah aja. Banyak desainer dan penulis pemula yang mulai dari simulasi sebelum dapet klien real.
6. Jangan Nunggu Sempurna
Kebanyakan pemula gak mulai bikin portofolio karena ngerasa harus nunggu skill-nya lebih jago dulu. Padahal, yang penting adalah mulai dulu, sambil terus update.
Portofolio itu bukan dokumen final. Dia bisa kamu edit, tambah, dan upgrade kapan pun. Yang penting, kamu punya alat untuk menunjukkan siapa kamu dan gimana cara kamu kerja.
Penutup:
Banyak klien (terutama UKM, startup kecil, atau individu) lebih butuh orang yang bisa kerja konsisten dan komunikasi lancar daripada hasil kerja yang sempurna.
Dan mereka bakal percaya sama kamu kalau kamu bisa tunjukkan bahwa:
-
Kamu punya rasa tanggung jawab
-
Kamu paham apa yang kamu kerjakan
-
Kamu bisa jelaskan dengan bahasa yang simpel dan jujur
Itu semua bisa dimulai dari cara kamu menyusun portofolio. Jadi gak usah minder walau isinya masih sederhana. Yang penting, kamu mulai, bro.