Ngutang itu bukan dosa.
Yang bikin repot itu cara ngutang dan niat ngutang.
Apalagi kalau bawa-bawa label syariah tapi ujungnya kayak kena jebakan Batman.
Nah, kalau kamu emang lagi butuh banget bantuan finansial, dan pengin lewat jalur syariah, tulisan ini cocok banget buat kamu. Santai, jujur, dan langsung ke poin.
Table of Contents
- 1 Pertama, Sadari: Ngutang Syariah Bukan Buat Gaya-Gayaan
- 2 Kedua, Pahami Jenis Akad yang Dipakai
- 3 Ketiga, Pilih Lembaga yang Bener-Bener Diawasi Syariah
- 4 Keempat, Pastikan Gak Ada Denda Keterlambatan yang Menguntungkan Lembaga
- 5 Kelima, Jangan Terlalu Percaya ‘Cair Cepat, Bebas Riba’
- 6 Keenam, Pahami Kapan Waktu yang Etis Buat Ngutang
- 7 Ketujuh, Selalu Catat dan Tahu Kapan Harus Bayar
- 8 Tambahan: Jangan Gengsi Minta Bantuan Keluarga Sebelum Pinjam ke Lembaga
- 9 Kesimpulan: Syariah Itu Prinsip, Bukan Sekadar Label
Pertama, Sadari: Ngutang Syariah Bukan Buat Gaya-Gayaan
Ini penting banget.
Banyak orang minjem duit karena:
-
Lagi promo iPhone terbaru
-
Nggak tahan liat sepatu limited edition
-
Gak mau kalah outfit sama temen kampus
Kalau udah gitu, ngutang syariah pun jadi gak syar’i secara niat.
Kenapa? Karena dalam Islam, ngutang itu dibolehkan buat kebutuhan penting, bukan keinginan impulsif.
Jadi sebelum mikir akad, margin, atau nama aplikasinya, tanya dulu ke diri sendiri:
“Ini buat hidup, atau buat gaya?”
Kedua, Pahami Jenis Akad yang Dipakai
Banyak platform syariah pakai istilah:
-
Murabahah: jual beli dengan margin keuntungan yang disepakati
-
Ijarah: sewa-menyewa
-
Qardh: pinjaman tanpa bunga, murni tolong-menolong
-
Musharakah/Mudharabah: kerja sama usaha
Kalau kamu cuma cair duit langsung, itu biasanya bukan murabahah atau ijarah.
Itu mah pinjaman biasa yang dibungkus syariah.
Hati-hati. Karena prinsip syariah itu transparan, bukan sekadar ganti nama.
Ketiga, Pilih Lembaga yang Bener-Bener Diawasi Syariah
Ini sering banget dilupain.
Banyak aplikasi ngaku syariah, tapi gak jelas siapa yang ngawasi.
Lembaga yang beneran syariah harus punya:
-
Dewan Pengawas Syariah (DPS) aktif
-
Terdaftar di OJK
-
Proses audit rutin
-
Akad-akad jelas dan tertulis
Contoh platform yang serius ngejalanin prinsip ini:
-
Ammana
-
Qazwa
-
Alami Sharia
Mereka gak cuma main di pinjaman konsumtif, tapi fokus ke pembiayaan produktif, seperti UMKM.
Keempat, Pastikan Gak Ada Denda Keterlambatan yang Menguntungkan Lembaga
Dalam sistem syariah, kalau kamu telat bayar, gak boleh dikenai denda yang jadi laba pihak pemberi dana.
Yang boleh?
-
Denda sosial, yaitu disumbangkan ke lembaga amal
-
Tapi tetap dengan akad yang jelas sejak awal
Kalau ada aplikasi yang bilang syariah, tapi:
-
Ada denda per hari
-
Ancaman penagihan kasar
-
Atau denda masuk ke keuntungan mereka…
Itu udah red flag, bro.
Bisa jadi cuma ganti baju doang dari pinjol konvensional.
Kelima, Jangan Terlalu Percaya ‘Cair Cepat, Bebas Riba’
Ini jebakan manis.
Syariah yang asli butuh proses, transparansi, dan kesepakatan dua arah.
Kalau ada aplikasi yang:
-
Bisa cair dalam 5 menit
-
Gak nanya kebutuhanmu buat apa
-
Gak kasih pilihan akad
Ya itu kemungkinan besar cuma pinjol biasa dengan istilah syariah doang.
Yang bener:
-
Ada verifikasi kebutuhan
-
Ada akad tertulis dan dijelaskan
-
Ada pengawasan dan etika transaksi
Keenam, Pahami Kapan Waktu yang Etis Buat Ngutang
Kalau bisa ditunda, tunda.
Kalau bisa ditabung, tabung.
Ngutang syariah itu bukan jalan pintas buat hidup nyaman.
Tapi kalau udah mepet, misal:
-
Bayar sekolah anak
-
Biaya rumah sakit
-
Modal usaha halal
Baru masuk akal. Dan ingat: kemampuan bayar tetap jadi patokan utama.
Jangan karena “halal”, kamu anggap enteng.
Syariah tetap butuh tanggung jawab dan integritas.
Ketujuh, Selalu Catat dan Tahu Kapan Harus Bayar
Dalam Islam, semua utang harus dicatat.
Mau sama lembaga atau temen sendiri.
Kalau ngutang syariah:
-
Simpan dokumen akad
-
Catat tanggal jatuh tempo
-
Hitung total kewajiban dari awal (jangan sampe kaget pas tagihan datang)
Syariah itu tentang keadilan dua pihak.
Kalau kamu gak disiplin, kamu juga yang rugi.
Tambahan: Jangan Gengsi Minta Bantuan Keluarga Sebelum Pinjam ke Lembaga
Kadang solusi paling syar’i justru ada di sekitar:
-
Keluarga atau saudara yang bisa bantu
-
Koperasi masjid
-
Teman dekat yang paham kondisi
Ngutang ke mereka mungkin gak enak di hati, tapi:
-
Lebih fleksibel
-
Lebih manusiawi
-
Dan gak pake sistem atau margin
Asal jelas waktunya dan sama-sama ikhlas, itu lebih utama daripada langsung ke pinjol berlabel syariah.
Kesimpulan: Syariah Itu Prinsip, Bukan Sekadar Label
Jangan tertipu sama kata-kata manis dan tampilan adem.
Ngutang syariah yang bener itu:
-
Niatnya jelas
-
Akadnya jelas
-
Transaksinya etis
-
Dan prosesnya transparan
Kalau kamu asal klik “cair sekarang” cuma karena ada tulisan “syariah”, sama aja bohong.
Mending telat punya barang daripada cepat punya utang.
Dan mending pahit sebentar karena nahan diri, daripada manis sesaat tapi nyesel panjang.